Dialektika Dalam Diri

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh: Nazwar, S. Fil. I , M. Phil
(Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)

Dialektika atau peraduan pandangan ternyata terjadi dalam diri manusia. Baik internal berupa fitrah dengan nafsu, juga ayat-ayat Allah yang mulia dengan berbagai bisikan dengan angan-angan kosong akan kesengan.

Setan dengan segala konsekuensi berat, rugi dan kebinasaan dengan diteguhkan Allah dalam ketaqwaan, mengikuti peringatan Allah dan janji-janjiNya akan menghasilkan kemenangan, ketenangan dan kenikmatan berlipat-lipat kebaikan. Lagi-lagi, manusia yang dianugerahi akal dengan amanat sebagai Khalifah atau pemimpin termasuk terhadap dirinya sendiri yang membuat keputusan atas pandangan-pandangan yang ada serta akan dipertanggungjawabkan

Dalam mengambil keputusan, sikap menjadi cerminan hati dan pemikiran yang diambil dengan berbagai konsekuensi dan akibat yang ditimbulkan. Maka manusia pantas untuk dibalas atas setiap perbuatan. Baik-buruk sebagai hasil menjadi tanggunggung jawab sekaligus sebagai balasan atas perbuatannya selama di dunia dan akan diganjar secara sempurna di akhirat kelak.

Untuk diambil pelajaran, terdapat dari setiap amalan akan dibalas di dunia, baik atau sebaliknya. Karena kebaikan hanya di sisi Allah, maka dengan kehendakNya akan memberikan balasan atas perbuatan termasuk kebaikan di dunia.

Adapun jalan sebaliknya, bagi yang mengikuti bisikan setan dan nafsu buta semata akan mengalami penyesalan, bahkan setan yang diikuti tersebut akan berlepas tangan.

Kondisi yang paling berat adalah tatkala di akhirat sudah tidak ada lagi kesempatan meningkatkan kualitas dan menambah jumlah kebaikan. Akhirat adalah masa di mana semua akan terjawab (terbalas) secara sempurna.

Malangnya, setan yang telah turut berandil besar menyesatkan manusia ternyata juga takut kepada Allah dan berlepas diri dari para pengikut yang telah disesatkannya tanpa ada kesempatan memperbaiki amalnya lagi.

Dalam diri manusia disebut dialektika, adalah bentuk dari kehidupan dunia yang merupakan kesempatan untuk meraih rahmat dan mengharap perlindungan Allah dari setan.

Agar menjadi hamba yang bersyukur, beruntung dan meraih kemenangan dalam arti sesungguhnya adalah dengan beriman dan beramal saleh atau taqwa yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya agar kelak dapat kembali ke tempat terbaik yang mulia dan penuh kenikmatan dan kebaikan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an Surat al-Buruuj sekaligus sebagai penutup ulasan kali ini berupa janji kenangan yang besar terhadap hamba-hambaNya atas mereka yang berdosa dan enggan bertaubat berupa diancam dengan adzab yang pedih, berikut artinya:

Sesungguhnya mereka yang memfitnah orang-orang beriman laki-laki dan perempuan kemudian mereka belum bertaubat maka bagi mereka adzab yang pedih” (10). Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh maka bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah kemenangan yang besar”.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90