Senin, Desember 9, 2024

Anak Pelaku Kriminal, Butuh Solusi Tuntas

Olen : Ai Sumiati (Ibu Rumah Tanga)

Sungguh miris, seorang bocah laki-laki berinisial MA (6 tahun) asal Sukabumi menjadi korban pembunuhan, yang mirisnya lagi korban bukan hanya dibunuh tetapi juga menjadi korban kekerasan seksual sodomi. Mayat korban ditemukan di tepi jurang dekat rumah neneknya di wilayah Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu. Pelaku pembunuhan bocah tersebut adalah seorang pelajar berusia 14 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Polisi menetapkan pelaku sebagai tersangka dan berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Dikutip dari SUKABUMIKU.id.

Melihat banyaknya pelaku kejahatan yang dilakukan oleh anak dibawah umur ini menandakan bahwa kondisi anak-anak Indonesia saat ini tidak baik-baik saja. Hari demi hari perilaku anak-anak semakin tidak terkontrol. Lemahnya pengawasan keluarga dalam mengontrol pergaulan dan tontonan membuat anak-anak bebas melakukan apa yang bisa membuat rusak akhlak mereka. Rusaknya akhlak anak-anak bukti lemahnya pengawasan dari keluarga, masyarakat juga negara.

Keluarga merupakan orang yang terdekat dengan anak-anak, bahkan merupakan madrasah pertama. Tetapi peran tersebut telah tergerus oleh beberapa faktor. Faktor ekonomi yang membuat rakyat miskin sehingga seorang ibu harus bekerja dan terpaksa meninggalkan anaknya di rumah. Begitu juga perceraian membuat anak tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

Tidak adanya kontrol dari masyarakat dalam menasehati ketika ada orang yang melakukan kemaksiatan membuat semakin maraknya kejahatan bahkan banyak masyarakat yang memberikan contoh yang tidak baik. Media juga menjadi penyebab rusaknya akhlak manusia, banyaknya konten-konten yang tidak baik yang berisi kemaksiatan bahkan kejahatan mudah diakses oleh siapa pun termasuk anak-anak.

Semua itu dikarenakan sistem saat ini adalah sistem kapitalisme sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ekonomi dalam sistem kapitalisme mengakibatkan rakyat sengsara. Kurikulum dalam sistem pendidikan tidak berlandaskan pada akidah Islam hanya berorientasi pada materi. Pemuda di bentuk hanya untuk mencetak uang jauh dari kepribadian yang mulia. Sistem liberalisme dalam kapitalisme melahirkan kebebasan yang membiarkan pemikiran barat masuk ke benak masyarakat. Begitu juga sistem sanksi yang lemah tidak membuat efek jera bagi para pelaku kriminal sehingga semakin banyaknya pelaku kejahatan.

Kita membutuhkan sistem yang yang mampu menyelesaikan setiap problematika kehidupan yang ada di masyarakat, yaitu sistem Islam. Sistem Islam berlandaskan akidah Islam yang berasal dari Sang Maha Pencipta Allah SWT. Islam mampu menyelesaikan setiap problematika kehidupan mulai dari sistem ekonomi, pendidikan, kesehatan, sanksi dan yang lainnya. Sistem ekonomi Islam tidak berlandaskan pada manfaat sehingga tidak akan menyengsarakan rakyat. Pendidikan dalam Islam, kurikulumnya berlandaskan akidah Islam yang akan membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Begitupun sistem sanksinya, sistem sanksi Islam mampu membuat efek jera karena hukum Islam sebagai zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus dosa). Sehingga kejahatan ataupun kemaksiatan tidak akan marak seperti saat ini. Wallahu’alam bishshawab.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru