Indonesia, Negara Agraris Tapi Impor Beras ?

  • Whatsapp
banner 768x98

Penulis : Shafira Eka Putri
Sekolah Vokasi IPB University
J0401221167

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara agraris. Negara agraris merupakan negara yang sebagian besar jumlah penduduknya bekerja di sektor pertanian. Artinya, Indonesia merupakan negara yang menghasilkan bahan-bahan pangan dalam jumlah besar, seperti Sayuran, Kakao, Jagung, dan lain-lain.

Indonesia memiliki lahan pertanian seluas 26.000.000 dan lahan untuk agrikultur seluas 68,3 hektar atau sekitar 33% dari total luas daratan Indonesia, namun, mengapa pemerintah Indonesia masih melakukan pengimporan Beras untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia ?

Dilansir dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mulai mengimpor Beras sejak tahun 2000. Bahkan pada 2024 ini, pemerintah berencana akan mengimpor 2 juta ton Beras dari Thailand dan Vietnam. Rencana ini sudah disetujui oleh Joko Widodo (Jokowi/Presiden RI).

Alasan pemerintah melakukan impor beras salah satunya yaitu karena profit beras yang dihasilkan oleh petani tidak cukup untuk menghidupi 279 juta jiwa penduduk Indonesia, sehingga pemerintah terpaksa harus mengimpor beras dari berbagai negara tetangga untuk mencukupi kebutuhan. Selain karena profit petani yang tidak bisa memenuhi kebutuhan penduduk, menurut aturan Bulog, harus memiliki minimal satu ton cadangan beras.

Harga Besar impor dengan harga Beras yang dihasilkan oleh petani tidak jauh beda harganya, padahal seharusnya harga Beras impor ini lebih mahal karena ada biaya pengiriman dan penyimpanan. Namun, harganya menjadi tidak jauh berbeda karena petani Indonesia harus melewati 5-6 orang perantara yang membuat harga semakin tinggi di tiap levelnya.

Petani Indonesia terpaksa harus bekerja sama dengan tengkulak untuk menjual hasil panen nya karena memudahkan mereka namun dengan harga yang rendah. Akan tetapi, para tengkulak itu menjual hasil panen khususnya beras dengan harga yang sangat tinggi dan meraih banyak keuntungan untuk mereka namun cukup merugikan bagi petani. Bahkan saat panen raya, jika harga di pasaran murah dan tidak sesuai atau tidak seharusnya, petani memiih untuk membagikan secara gratis hasil panen atau bahkan membuang dan dijadikan pakan ternak.

Padahal seharusnya, dengan memiliki lahan pertanian dan agrikultur yang sangat luas, dapat mensejahterakan para petani dan memenuhi kebutuhan Cadangan Beras Indonesia.

Menurut pendapat saya, mungkin salah satu penyebab dari adanya permasalahan yang menyebabkan Indonesia harus mengimpor Beras dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan cadangan Beras Bulog ini yaitu karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap pemeliharaan lahan atau pengoptimalan hasil panen para petani, misalnya, masih kurang dalam penyediaan irigasi yang menunjang pengairan lahan sawah/pertanian lainnya, kurangnya kontribusi pemerintah dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai merek pupuk yang baik dan takaran penggunaan pupuk yang baik untuk memaksimalkan hasill.

Selain itu, dilihat dari harga pasar besar saat ini di-range harga Rp 14.000 s/d 14.500 perkilo untuk kualitas yang cukup, padahal di tahun-tahun sebelumnya kita bisa mendapatkan beras dengan kualitas yang baik di harga Rp 12.000 s/d 12.500. Seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa salah satu penyebab harga beras di pasaran tinggi padahal keuntungan yang diraup oleh petani sangat kecil karena adanya tengkulak yang mendiskriminasi petani dengan membeli gabah dengan harga yang rendah, sedangkan petani terpaksa untuk menjual hasil panen mereka kepada tengkulak karena akses transport mereka yang kesulitan.

Menurut saya, untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah harus memfasilitasi para petani utamanya yang berada di daerah terpencil untuk mengangkut hasil panen mereka dan membantunya menjual ke pasaran atau bahkan langsung dibeli oleh pemerintah untuk dijadikan Cadangan Beras Bulog, sehingga untuk menstabilkan harga di pasaran, pemerintah harus ikut andil secara langsung di pasaran dengan cara memfasilitasi tranportasi para petani dalam pengangkutan hasil panen dan melakukan pengawasan kepada para petani tersebut supaya tidak di diskriminasi oleh para tengkulak yang membeli hasil panen mereka dengan harga yang tidak layak/tidak sesuai.

Karena menurut saya, lahan pertanian Indonesia ini akan mampu memenuhi kebutuhan beras para penduduk Indonesia bahkan mencukupi untuk menyimpan cadangan beras bulog jika diolah secara maksimal dan menghilangkan atau meminimalisir adanya tengkulak di dunia pertanian Indonesia.

Selain bisa memenuhi kebutuhan beras dan menghentikan impor beras dari berbagai negara tetangga, jika pemerintah ikut andil dan memaksimalkan lahan pertanian yang dimiliki juga akan mampu menyejahterakan para petani Indonesia sehingga dapat membantu pemerataan kesejahteraan penduduk Indonesia.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90