Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)
Hal-hal yang subtantif, universal dan menentukan sukses hidup sangat kita perlukan. Sebagai pendidik dan pengembang kebudayaan Saya sajikan satu narasi IMAN yang sangat manusia butuhkan. Narasi IMAN ini tidak terkait agama atau kepercayaan, namun murni terkait kiat hidup agar sukses.
IMAN adalah kepanjangan dari Integritas, Mandiri, Adaptasi dan Niat. Inilah IMAN Universal, semua penganut agama bisa “menganutnya”. Orang yang punya integritas, kemandirian, kemampuan adaptasi dan niat baik dipastikan akan jauh lebih sukses dibanding manusia lainnya yang hanya sebatas menjalani hidup apa adanya. Hidup harus dimaknai dan dijalani dengan cius.
Nabi Muhammad pengusung kejujuran, Al Amin. Jujur adalah kunci dasar kesuksesan manusia. Jujur pada Tuhan, Jujur pada manusia, jujur pada diri sendiri, jujur melihat realitas dan jujur bahwa hidup hanyalah sementara, sesa’at, sekilas, bagaikan kilatan hari. Jujur adalah utama. Bahkan iman kita kepada Tuhan adalah karena jujur waras melihat hakekat hidup.
Integritas itu jujur dan kejujuran diri kita. Kebohongan, khianat, munafak, iri dengki, suudhon dan segala pikiran negatif adalah ketidakjujuran diri. Hati manusia punya potensi baik, potensi jujur dan berpikir positif melihat segala sesuatu. Manusia bukan diciptakan Syeitan. Manusia diciptakan Tuhan maka energi integritas/kejujuran adalah dasar mental manusia.
Nabi Muhammad jujur melihat fakta jahiliyah yang begitu kuat di “organisasi” Persatuan Gerbong Religius Quraisy (PGRQ). Ia tak mau bersama para leluhur sesat yang konservatif feodalistik jumudis. Ia tidak mau jadi “paduan suara” bersama kaum Quraisy yang mengutamakan kehormatan dan mencari nafkah semata. Integritas itu jujur melihat realitas dan waras melangkah sekali pun berbeda.
Mandiri adalah hal yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia diberi kemampuan untuk menguatkan kemandirian. Kemandirian bukanlah kesendirian melainkan kemampuan melakukan banyak hal secara mandiri tanpa ikatan, pasungan dan paksaan sesuatu di luar dirinya. Mandiri itu merdeka. Merdeka mengembangkan diri agar lebih baik.
Adaptasi adalah kesanggupan manusia untuk kenyal menghadapi tuntutan, tantangan dan realitas yang ada di hadapannya. Hanya dengan beradaptasi maka kehidupan akan berseirama dengan realitas di luar diri. Namun tentu tidak kebawa arus atau ikut-ikutan arus. Adaptasi artinya kesanggupan menjalani hidup lebih baik sesuai tuntutan zaman.
Niat adalah tekad atau komitmen. Niat baik adalah hal penting yang “imanen” dalam batin manusia. Niat baik dalam hati yang paling dalam manusia sangatlah menentukan sikap yang akan dilakukan. Niat baik akan mendatangkan hal baik dan ketabahan dalam menjalaninya. Amal kita katanya tergantung niat baik kita. Niat baik tercatat baik dan tak terlaksana pun menjadi amal baik.
Sahabat pembaca IMAN Universal perlu menjadi bagian dari mentalitas kita. Integritas, Mandiri, Adaptasi dan Niat (baik) adalah modal mentalitas kita. Ada ungkapan “Barang siapa orang punya integritas, kemandirian, kesanggupan beradaptasi dan niat baik maka Ia tidak akan susah hidupnya”. Manusia bukanlah binatang Bunglon tapi Ia “binatang” cerdas yang harus ber-IMAN Universal.