Bencana Garut Selatan, Lima Anggota Wapalam Uniga Diterjunkan Kelapangan

  • Whatsapp
banner 768x98

Pewarta : Fitri

Koran SINAR PAGI, Kab.Garut – Perubahan musim yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak bencana pada daerah yang rawan akan datangnya musim penghujan, salah satunya yang terjadi di Kabupaten Garut Selatan, dimana beberapa kecamatan mengalami bencana atas perubahan musim tersebut diantaranya banjir dan longsor.

“Lantas bagaimana mengantisipasi bencana yang sewaktu waktu bisa datang melanda,” ujar Dede Rusmana anggota muda wahana mahasiswa pecinta alam (wapalam) fakultas ekonomi universitas garut, Rabu (14/10/20).

Menurut Dede Rusmana, kesadaran akan pentingnya keseimbangan ekosistem alami yang perlu ditumbuhkan dimasyakat, karena penyebab dari bencana alam disebabkan oleh prilaku yang melanggar aturan, diantaranya penebangan liar yang menyebabkan resapan air semakin berkurang yang pada akhirnya disaat musim penghujan kenaikan debit air disungai meningkat disertai banyaknya sampah yang ada disungai tersebut.

Disaat musim penghujan seperti ini banyak sekali daerah-daerah yang rentan bencana banjir dan longsor. “organisasi-organisasi yang bergerak dibidang lingkungan sangat dibutuhkan baik itu dikalangan komunitas maupun organisasi kemahasiswaan,” ujar Dede Rusmana.

Pemerintah dan masyarakat serta peran mahasiswa terhadap lingkungan kata Dede rusmana, harus berkolaborasi antara satu dan lainnya untuk mengatasi bencana alam guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat terhadap keseimbangan ekosistem.

Wapalam FE UNIGA salah satu organisasi kemahasiswaan yang bergerak dilingkungan cepat tanggap dalam partisipasi permasalahan lingkungan, salah satunya bencana Garut Selatan wapalam FE UNIGA mengirimkan lima orang relawan yang dikoodinator langsung dilapangan oleh Ebi raf sanjani dan beberapa relawan lainnya.

Sebelum pemberangkatan relawan ke lokasi lapangan dilakukan upacara terlebih dahulu, “Supaya relawan disana diberikan kelancaran serta keselamatan selama menjadi relawan dilokasi bencana,” ucap Mohammad Muslim Akbar, anggota muda Wapalam.

“Sebagaimana Tri Darma Perguruan Tinggi poin 3 pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa harus selalu peka terhadap rintihan masyarakat yang membutuhkan uluran tangan ” ucap Andres selaku pembina saat upacara.

Mahasiswa adalah agen of change ucap Andres saat upacara, adalah agen intelektual yang akan merubah tatanan masyarakat menuju kesejahteraan. Aktip terhadap keseimbangan ekositem adalah suatu perbuatan terpuji yang mana ke depannya akan menjadi karma baik terhadap diri kita sendiri

“Turun ke lokasi bencana artinya mahasiswa disana hadir sebagai agen intelektual dalam menanggulangi bencana, menganalisa sebab akibat terjadinya serta solusi yang diberikan kepada masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengatasi permasalahan tersebut,” ujarnya.

“Selain itu mahasiswa disana hadir juga dalam membantu melakukan koordinasi antara pemerintah desa setempat, kecamatan, dan kabupaten serta dinas – dinas terkait dalam mengatasi dampak dari bencana tersebut,” katanya.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90