Menyoal Buku Berjudul “Ternyata Akhirat Tidak Kekal”

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh : Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.
(Praktisi Pendidikan)

Dunia literasi, pemikiran, telaahan dan filsafat selalu memberi giroh dan gairah yang menggerahkan, plus menggerakan tumbuh kembang pemikiran. Manusia adalah makhluk belajar, karenanya “Ia tidak bisa disalahkan” dari hasil simpulan belajarnya.

Semua yang belajar bisa salah dan tak bisa disalahkan. Mengapa ? Karena sedang belajar. Allah, Tuhan yang maha Esa memerintahkan kita untuk terus belajar dan belajar. Derajat seorang hamba akan naik bila terus belajar dan belajar.

Menuntut ilmu adalah diantara “ibadah terbaik,” adapun salah dan menyimpang adalah bukan niatan melainkan buah dari liku dan dinamika belajar yang dialami setiap umat manusia. Dari 1001 orang belajar pasti akan ada yang menemukan kebenaran, tidak menemukan, bahkan salah dalam menemukan.

Realitas proses belajar malah “mempersilahkan” untuk salah. Maka ada ungkapan “Belajar dari kesalahan, kesalahan pun menjadi bahan belajar”. Salah dalam belajar, bahkan tersesat adalah risiko Sang Pembelajar. Salah dan tersesat dalam ikhtiar menuntut ilmu adalah wajar.

Hal yang tak wajar adalah disesatkan, dibodohi karena kita tidak belajar. Telan buta atas apa yang dicermahkan orang yang dianggap religious, suci dan dikultuskan. Ini tak baik dalam dunia manusia yang punya akal cerna. Kita harus skeptis terhadap segala sesuatu sebagai pertanggung jawaban diri atas pemberian akal cerna dari Tuhan.

Rasa syukur kita pada Tuhan atas nikmat akal cerna kita adalah selalu kritis, skeptis dalam menerima segala sesuatu. Kalau kita bermental telan bulat atas segala sesuatu, bisa jadi kita telah menyinggung Tuhan yang telah memberikan akal cerna di kepala kita.

Termasuk sebuah buku kontroversial dalam judul “Ternyata Akhirat Itu Tidak Kekal” adalah buah belajar, kelebihan dan keterbatasan seorang manusia. Adalah Agus Mustofa dengan segala keterbatasannya sebagai manusia pembelajar telah menampar publik.

Ia berkesimpulansebagaimana Ia kutip dari ayat Al Qur’an Surat Huud : 106-108 yang menjelaskan “…..Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud: 106-108).

Kekekalan Surga disoal Agus Mustof atas dasar Ayat Al Qur’an. Agus Mustofa berkesimpulan Surga dan Neraka tidak kekal. Kekalnya hanya sebatas selama ada langit dan bumi. Tafsir subjektif ini adalah proses belajar dari seorang manusia. Ini menarik untuk didiskusikan.

Kita lihat setidaknya ada dua pendapat prokon dari buku ini. Pertama pendapat dari Prof. Dr. Mohammad Reom Rowi, Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya. Ia menyimpulkan pendapat Agus Mustofa itu menyesatkan umat. Pemikirannya tidak boleh tersebar.

Satu lagi pendapat KH Soewarto, pengasuh pengajian Ahad di Masjid Darussalam Kota Tuban. Ia mengatakan “Semua yang ada di dunia ini bakal binasa. Begitu juga ciptaan Allah yang lain, rasul, malaikat, dan akhirat juga tidak kekal, Yang kekal itu hanya satu: Pencipta alam semesta ini. ‘wayabqa wajhu rabbika dzul jalalil wal ikram’ dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”.

Ahaa, ini menjadi menarik. Dari dulu Saya pun pernah kebingungan dengan istilah teori “kekekalan energi”. Dalam pemikiran Saya tidak ada yang kekal semua makhluk ciptaan Allah itu. Hanya Allah yang kekal dan abadi. Untuk menunjukan keabadian dan kekuasaannya maka Allah “tidak mengkekalkan” semua ciptaanNya.

Bahkan ada pula istilah filsafat yang menjelasakan yang tetap/kekal adalah perubahan. Bukan Tuhan yang kekal itu melainkan energi dan perubahan, ini versi pengetahuan. Dalam science cenderung tidak ada Tuhan, yang ada adalah kekekalan energi dan kekalnya perubahan.

Bila akhirat abadi, energi abadi dan perubahan itu abadi seolah punya kekuatan abadi sebagaimana Tuhan. Hal yang pasti secara spiritual kita bisa simpulkan yang abadi hanya Allah, Tuhan yang maha Esa. Selain Tuhan, apa pun adalah makhluk, bukan Khalik, pasti binasa dan tak abadi.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90