Rintis Usaha Jual Bumbu Rujak Sejak Kuliah, Aktivis Cantik Tulungagung ini Tembus Pasar Mancanegara

  • Whatsapp
banner 768x98

Pewarta : Ok & Humas PMII

Koran SINARPAGI, Kab.Tulungagung,- Tidak banyak pemuda – pemudi yang mau merintis usaha disaat sedang sibuk – sibuknya menyelesaikan jenjang pendidikan. Selain sulit dilakukan, namun juga sifat manusia yang cenderung ingin berfokus pada satu hal terlebih dahulu.

Berbeda dengan Imas Purmianti, sarjana ekonomi dari UIN Tulungagung ini berhasil mendirikan bisnis bumbu rujak hingga go internasional bersamaan dengan didapatkannya gelar sarjana.

Memiliki bisnis di usia muda tentunya menjadi dambaan bagi setiap orang. Namun disisi lain, mendapatkan gelar sarjana ataupun magister juga menjadi capaian yang memuaskan bagi beberapa kalangan.

Dibanding memilih satu diantara keduanya, Imas Purmianti, warga Desa Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung itu justru memilih keduanya untuk menjadi capaian yang dianggapnya memuaskan baginya.
Itu semua di awali semasa dia menempuh pendidikan dengan jurusan ekonomi di kampusnya. Saat itu, dia memiliki keinginan untuk memiliki bisnis sendiri.

“Saya sudah sejak kuliah ingin punya usaha sendiri. Jadi selain menempuh jalur pendidikan, juga bisa menghasilkan uang sendiri. Itu keinginan saya,” kata Imas Purmianti, Senin (18/4).

Semua itu dia awali ketika awal masa perkuliahanya, saat itu dia menjalani pendidikan kuliahnya sambil bekerja menjadi reseller salah satu produk kecantikan.

Selama masa kuliahnya itu, kebutuhan sehari-harinya itu dicukupi melalui hasil bekerja menjadi reseller tersebut. Hingga akhirnya sampailah pada satu titik, Imas merasa jenuh.

Itu karena dia beranggapan jika terus-terusan bekerja seperti itu, dia tidak akan pernah maju dan sukses seperti yang dia impi-impikan. Hingga sampailah pada semester akhir masa perkuliahannya, tepatnya pada tahun 2020.

Imas akhirnya memiliki ide sendiri untuk menjalankan bisnisnya sendiri yang mana saat itu dia tertarik untuk menjalani usaha kuliner. Saat itu, Imas memilih mencoba menjual produk rujak buah buatannya sendiri secara otodidak.
“Saat itu saya coba menjual rujak buah yang diletakkan di cup gitu. Saya belajar otodidak, tetapi saya juga melakukan riset bumbu rujak seperti apa yang disukai masyarakat,” ujarnya.

Dipilihnya usaha itu karena Imas bisa mendapatkan bahan baku yang mudah yakni buah-buahan dengan hanya memetik di belakang rumahnya.

Saat itu Imas sendiri menggelontorkan dana sebesar Rp 500 Ribu sebagai modal awal menjual produk rujak buah miliknya itu.
“Iya benar hanya modal 500Ribu saja saat awal merintis ini” tuturnya

Namun tentunya dalam menjalani usaha tidak mudah, halangan maupun rintangan juga turut dihadapi oleh Imas. Itu karena produk rujak buah miliknya itu hanya laku terjual satu atau dua cup perharinya yang mana jika beruntung sehari bisa terjual lima cup.

Hal itu tentunya membuatnya terpaksa harus merugi baik dari segi tenaga maupun dari segi keuangan. Apalagi saat itu dia juga sedang disibukkan atas tuntutan untuk menyelesaikan skripsinya.

“Saat itu produk saya, saya titipkan di salah satu toko retail modern. Sayangnya per hari hanya terjual segitu, belum lagi rujak buah yang hanya bertahan sampai empat hari. Otomatis rugi,” tuturnya.

Disaat dia harus dipusingkan dengan urusan perkuliahan serta keberlangsungan usahanya, dia juga masih harus dipusingkan dengan urusan izin usaha yang sudah diurusnya selama sembilan bulan namun tidak kunjung selesai.

Saat kondisinya sedang terdesak seperti itu, sebagai manusia normal, niat untuk berhenti melanjutkan usahanya dan memilih menyerah dengan keadaan tentu terbesit di pikiran Imas kala itu.

Namun di satu sisi, Imas justru merasa seperti tertantang yang mana jika dia berhasil menyelesaikan tantangannya itu, maka kesuksesanlah yang dia raih.

Alih-alih berhenti, Imas justru kembali memutar otaknya untuk mengatasi permasalahan yang dia hadapinya selama ini.

Hingga akhirnya, ditemukanlah solusi terbaik untuk keberlangsungan usahanya itu.

“Kalau awalnya saya jual rujak buah, akhirnya saya hilangkan buahnya dan hanya menjual bumbu rujaknya saja. Itu karena bumbu rujak tersebut bisa bertahan lama. Setelah itu baru izin usaha bisa keluar,” ucapnya.

Pada saat segala permasalahan atas usaha yang dirintisnya tersebut mulai teratasi, kabar gembira kemudian menghampiri Imas yang mana dia berhasil menyelesaikan tugas skripsinya, sehingga dia hanya perlu menunggu waktu untuk bisa menyandang gelar sarjana ekonominya.
Pada momen membahagiakan itu, semangat Imas langsung menggebu dengan mencoba untuk memperluas jangkauan channelnya untuk belajar bisnis dan memasarkan produknya melalui organisasi-organisasi bisnis yang diikuti, maupun event yang berkaitan dengan bisnis.

Bahkan dia juga mulai bekerja sama dengan beberapa public figure di Tulungagung untuk endorse produk miliknya itu.

“Produk saya ini saya beri nama Bumbu Rujak Segar, dan saya kemas semenarik mungkin dan kemasan tersebut kedap udara, sehingga bumbu rujak saya bisa awet berbulan-bulan,” jelasnya.
Berkat usaha dan kerja kerasnya itu, akhirnya usaha yang dirintisnya semasa kuliah itu bisa memberinya banyak keuntungan.

Bahkan produknya itu sudah bisa dijumpai pada beberapa toko retail modern di Tulungagung. Dia juga memasarkan produk miliknya itu di salah satu plartform jual beli online yang akhirnya membuat jangkauan usahanya lebih luas lagi.

Imas bahkan mengaku, usai mendapat channel yang bisa membantunya memasarkan produk. Kini produk miliknya itu sudah ada di beberapa negara di Asia mulai dari Korea Selatan, Taiwan dan bahkan hingga Hongkong.
Selain itu, saat ini Imas sudah bisa membuka lapangan pekerjaan bagi tetangganya yang mana membantunya dalam hal produksi yang dilakukan di rumahnya.

“Jadi bedanya dengan produk lain karena produk saya teksturnya seperti bubuk dan tentunya lebih enak. Alhamdulillah saat ini sudah punya karyawan sendiri,” pungkasnya.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90