Seseorang pastinya memerlukan figur atau teladan untuk mengarahkan atau menjadi inspirasi bagi masa depannya. Banyak para aktivis, ulama atau akademisi mereka memiliki multi talenta. Diantaranya KH. Moh. Tolchah Mansoer, seperti apa keteladannya dan jejak kehidupan. Melalui membaca biografinya, semoga kita dapat mengambil banyak keteladannya darinya.
Latarbelakang keluarga Tolchah digambarkan dengan detai oleh penulis. Hingga kemudian pelajar berdarah Madura ini merantau ke Jogja untuk menimba ilmu di Universitas Gajah Mada (UGM) dan karir aktivisnya melonjak hingga berhasil mendirikan IPNU dan menjadi Ketum IPNU tiga periode berturut-turut.
Berkat keuletan dan kejeniusan konsolidasi internal yang dilakukan oleh Tolchah muda (dan teman-teman seperjuangannya pula) saat itulah, kini PP IPNU memiliki ratusan Cabang di Indonesia dan beberapa Cabang Istimewa di luar negeri.
Selain menjelaskan kiprah Tolchah dalam awal pendirian IPNU, buku ini juga memaparkan sepak terjangnya dalam berjuang di NU sebagai kiai, terutama saat menjadi pelopor penerimaannya Pancasila sebagai azas tunggal Nahdlatul Ulama; dan sepak terjangnya di dunia akademis sebagai doktor pertama NU sekaligus doktor pertama UGM dalam bidang Hukum Tata Negara.
Melalui buku ini, seseorang bukan hanya dapat ‘membaca’ Tolchah secara lebih komprehensif, melainkan juga membaca dirinya sendiri. Sebab, membaca perjalanan hidupnya berarti memetik inspirasi; membaca sepak terjangnya bermakna menuai spirit; dan membaca percik pemikirannya adalah mencerahkan. Lebih dari itu semua, buku ini adalah sebuah usaha untuk melestarikan sejarah.
Kehidupan KH. Moh. Tolchah Mansoer pada waktu malam yang diisi dengan menyebarkan ilmu kepada lingkungan sekitar yang menjadi ciri khas ulama terdahulu. Dan pada saat siang sibuk dengan kehidupan akademisi atau politiknya. Kedua hal ini sangat menarik untuk diteladani.
Kisah cintanyapun sedikit dibahas dalam buku ini sebagai warna-warni isi buku. Pergerakan yang membuahkan hasil jangka panjang dan lebih bisa diterima oleh semua generasi dulu dan saat ini menjadi hal menarik untuk ditelusuri.
Sepak terjang KH. Tolchah Mansoer di masa tuanya adalah menjadi Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (sekarang UIN), Direktur Akademi Administrasi Niaga Negeri, Rektor Universitas Hasyim Asy’ary Jombang (1970-1983), Rektor Perguruan Tinggi Imam Puro Purworejo (1975-1983), Dekan Fakultas Hukum Islam Universitas Nahdlatul Ulama, dan Anggota Tim Pengkajian Hukum Tata Negara dajnHukum Islam pada Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI