Pewarta : Fitri
Koran SINAR PAGI, Kab.Garut,- Nasi memang sudah jadi bubur, press realess yang dilakukan oleh AKP Sulman Aziz telah membuat heboh, menggiring opini negatif dan bad news tersebut tersebar ke seantero nusantara.
Persoalan internal administrasi kepolisian yang seharusnya menjadi hal yang lumrah tergiring ke ranah sosial-politik ditengah menigkatnya eskalasi politik Pilpres.

Aparat keamanan dan hukum yang sejatinya menjungjung tinggi sikap netralitas seolah tercederai oleh sikap emosional Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz yang mis presepsi atas tindakan dan kebijakan Kapolres Garut AKBP Budi Wiguna yang telah memutasinya dari posisi Kapolsek Pasir Wangi Kabupaten Garut ke Polda Jabar.
Demikian dikatakan direktur bidang Kampanye, Tim Kemenangan Daerah 01 Kabupaten Garut, Galih F Qurbani. Apapun alasan yang mendasari hal tersebut itu adalah ranah kepolisian Resort Garut, kita berharap persoalan internal tersebut bisa diselesaikan berdasarkan nilai etik, kepatutan dan prosuder yang berlaku tanpa harus bertendensi dan berprasangka buruk (bad prejudic) atas realitas iklim politik pilpres yang sedang hangat.
“Saya sebagai direktur bidang Kampanye, Tim Kemenangan Daerah 01 Kabupaten Garut, Tentu saja merasa sangat dirugikan karena berita tersebut telah menimbulkan preseden buruk bagi capres dan cawapres # 01, bahkan bisa menjadi alat negatif campaign yang menguntungkan pihak lawan politik, seolah semakin memperjelas bahwa pihak 01 memobilasi apartur negara, menggunakan segala cara demi kepentingan politik petahana dan ini menjadi santapan empuk yang digoreng dengan renyah,” ucap Galih, Selasa (02/04/19).
Bagaimana tidak, kata Galih, bangsa ini tengah krisis informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan maraknya hoax / berita bohong dengan tujuan menjatuhkan, maka di era digital dan teknologi IT, sulit sekali bagi masyarakat awan untuk melakukan verifikasi / tabayun suatu berita, melakukan telaah, dan mengambil sisi kebenaran atas maraknya berita hoax.
“Jujur saya pribadi agak sulit mengkomfirmasi apakah sebuah berita itu benar atau bohong karena sebaran berita yang dianggap benar dan bohong sangat berbanding lurus bahkan bisa dikatan berita hoax mendominasi di cakrawala nusantara dan ini telah menjungkir balikan nalar dan realita yang sesungguhnya, benar bisa dipresepsikan salah dan salah dipresepsikan benar, padahal kita tahu batasan benar dan sealah secara tegas baik dari sisi hukum agama maupun hukum positif,” tuturnya.
Berharap apa yang telah dilakukan oleh AKP Sulman Aziz yang emosional tersebut tidak terulang lagi dan alhamdulillah pada hari kemarin, Senin (01/04/19) pernyataan yang beraroma politis tendesius itu sudah diklarifikasi dan dicabut oleh AKP Sulman Aziz, sebagai mana yang beredar di media maupun di rekaman video, sehingga ini membuat suasana menjadi kondusif kembali.
“Saya secara pribadi percaya bahwa Kapolres Garut AKBP Budi Wiguna sangat menjungjung netralitas Kepolisian, menjaga kondusifitas dan ingin mensukseskan Pilpres dan pileg ini hingga tuntas, tanpa ada kecenderungan politik dia sebagai Aparatur negara yang senantiasa menjungjung kode aturan dan etik, apalagi setelah dikeluarkan telegram kepada semua jajaran kepolisian dari Kapolri Jend.Pol Tito karnavian tetang Sikap netralistas,” ujarnya.
Dirinya berharap apa yang dilakukan kapolres Garut dalam melakukan mutasi tidak dibesar – besarkan dan dipelintir menjadi isu politik yg merugikan calon kami, kamipun melihat bahwa mutasi adalah yang hal biasa dan rutin dalam rangka peningkatan kinerja kepolisian yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan soal Pilpres dan Pileg .
Dengan demikian bangsa ini bisa melewati Pesata demokrasi Pilpres dan Pileg dengan senang, damai dan bahagia tanda satupun meningal kan perpecahan tanpa dendam dan salah paham dan semoga masyarakat garut bisa menjadikan pelajaran dan mampu berpikir secara sehat, pungkasnya.