Pewarta : Avenk
Koran SINAR PAGI, Kabupaten Sukabumi,- Dalam rangka penanggulangan, pencegahan berkembangnya faham terorisme, radikalisme dan sparatisme, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik menggelar sosialisasi tentang hal tersebut di Gedung Baznas, Cisaat, Kamis (14/12), yang dihadiri 170 orang peserta dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda, dengan menghadirkan pemateri dari MUI (Majelis Ulama Indonesia), Kodim 0622 Sukabumi dan Polres.
Menurut Pasiter Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi, Kapten Sugiman, masalah penanganan dan pencegahan perkembangan faham terorisme, radikalisme dan sparatisme menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat Kab.Sukabumi,”Upaya pertama pencegahan berkembangnya faham terorisme adalah dari diri sendiri, jangan mudah dipengaruhi dan diajak oleh oknum – oknum yang mengatasnamakan jihad,” katanya.
Sementara Drs.M.Yusuf, Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Sukabumi, Sosialisasi ini dilaksanakan untuk antisipasi terjadinya gerakan terorisme menjelang natal dan tahun baru 2018, mengingat menurut pantauan pusat, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu potensi terorisme di tanah air.
Dikatakan Yusuf, terorisme bisa datang dari luar dan dari dalam negeri,”Dari dalam timbul karena ketidakpercayaan dan ketidakpuasan terhadap berbagai hal yang dirasakannya, sehingga timbul keinginan untuk melakukan teror,” tuturnya.
Yang dikhawatirkan lanjutnya, Indonesia kini jadi target operasi ISIS, langkah antisipasinya adalah seluruh elemen masyarakat harus mengetahui betul situasi didaerahnya masing – masing, waspadai bila ada sesuatu hal yang tidak lazim, ujar Yusuf.
Yusuf mengajak seluruh warga Kabupaten Sukabumi untuk bahu membahu menjaga keamanan, ketertiban serta persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut Ketua AMS Kabupaten Sukabumi, Suhermat, yang patut diwaspadai adalah, ditemukan fakta bahwa tidak semua pelaku terorisme berasal dari salah satu kelompok keagamaan tertentu, namun tak jarang muncul karena kepentingan politik salah kelompok, bahkan ada yang muncul karena merasakan ketidakadilan, baik dalam sisi hukum maupun ketimpangan ekonomi,”Selama ini teroris diidentikan dengan orang berpakaian serba putih dan berjanggut panjang,” ujarnya.