Oleh : Sugama
Berita tentang penyebaran Virus Corona diseluruh belahan dunia secara masif, dengan jumlah korban terpapar yang cukup besar, di tahun 2020 ini, menimbulkan kekhawatir yang tinggi bagi masyarakat, sehingga orang berlomba – lomba memburu penangkalnya, baik yang berupa obat – obatan maupun vaksin.
Tetapi menurut para ahli virologi, penyakit akibat virus ini tidak ada obatnya, begitu pula dengan vaksinnya juga belum ditemukan. Bahkan dinyatakan pula bahwa hanyalah ketahanan tubuh dan antibodilah yang paling baik untuk menangkal perkembangan virus, termasuk virus Corona (covid-19).
Ramuan tradisional yang berasal dari empon-empon menjadi viral di media sosial, terutama di saat merebaknnya wabah corona. Ramuan yang dipercaya sejak jaman dahulu ini berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan dan dapat menambah kekuatan pertahanan tubuh, dari serangan penyakit.
Bahkan Kepala Negara, Joko Widodo, ikut mengonsumsi minuman empon-empon yang terdiri dari temulawak, jahe, serai, kayu manis dan kunyit hingga tiga kali dalam sehari, untuk menjaga kesehatannya. “Sekarang karena ada (corona) saya minumnya pagi, siang, dan malam. Itulah mungkin yang menyebabkan naiknya daya imun tubuh itu, karena diminum enggak sekali tapi tiga kali,” kata Presiden Joko Widodo seperti dilansir di situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia belum lama ini.
Sebelumnya, Guru Besar Ilmu Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Chaerul Anwar Nidom berharap empon-empon bisa menangkal virus corona. Chaerul menyebut beberapa jenis empon-empon memiliki kandungan curcumin, yaitu jahe, temu lawak, kunyit, kencur, serai, dan kayu manis.
Menurutnya, zat curcumin ini bisa menangkal virus hepatitis C dan flu burung (H5N1). Ia menyebut virus corona memiliki kemiripan genetik dengan virus jenis lainnya, seperti hepatitis C dan flu burung. Untuk membuktikan kemampuan curcumin dalam mencegah virus corona tentunya harus melewati serangkaian penelitian.
Sementara Jika dilihat dari Peraturan MENKES/187/2017 Tentang Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia. Empon-empon dinilai aman dan memang memiliki berbagai khasiat terutama untuk kesehatan dan juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empon-empon adalah sejenis rimpang (jahe, kunyit, temulawak, dan sebagainya) yang digunakan sebagai ramuan tradisional.
Sedangkan menurut buku berjudul ‘Temu-temuan dan Empon-empon, Budi Daya dan Manfaatnya’ (1999) karya Ir. Fauziah Muhlisah, istilah empon-empon berasal dari bahasa Jawa. Asal kata empon-empon dari empu yang berarti rimpang induk atau akar tinggal. Istilah ini digunakan untuk menyebut kelompok tanaman yang mempunyai rimpang atau akar tinggal.
Bahan-bahan untuk membuat ramuan jamu tradisional yang berasal empon-empon memang sudah terkenal sebagai tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Sehingga tak heran bila di tengah pandemi seperti ini, masyarakat memilih untuk memburu empon-empon sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam mencegah Corona.
Berikut ini manfaat empon-empon untuk kesehatan telah dirangkum berbagai sumber, sebagai berikut,
Pertama bersumber dari jahe. Jahe mengandung banyak manfaat seperti vitamin B khususnya B5 dan B6, manfaat vitamin C, manfaat potasium, gingerol, dan manfaat magnesium. Jika mengkonsumsi air jahe akan mendukung sistem metabolisme dan regenerasi sel yang kompleks pada organ tubuh. Tak heran jika jahe digunakan untuk obat herbal untuk kesehatan, kecantikan bahkan untuk diet karena kandungan mineralnya yang beragam.
Manfaat empon-empon berikutnya adalah sebagai antijamur dan antibakteri yang diperoleh dari temulawak. Kandungan antijamur dan antibakteri dalam temulawak dipercaya mampu membasmi bakteri dan jamur secara efektif. Kandungan antibakteri dalam temulawak memiliki manfaat terutama cukup efektif untuk membasmi bakteri jenis Staphylococcus dan Salmonella. Sedangkan senyawa anti jamur dalam temulawak dinilai cukup ampuh untuk menghilangkan jamur dari golongan dermatofita.
Manfaat empon-empon lainnya bersumber dari kunyit dengan kandungan zat aktif kurkumin yang merupakan antioksidan yang mengandung efek anti radang. Dalam satu sendok teh kunyit bubuk mengandung sekitar 200 miligram kurkumin yang bekerja memblokir sitokin dan enzim penyebab inflamasi dalam tubuh. Inflamasi atau peradangan merupakan mekanisme tubuh dalam melindungi diri dari infeksi mikroorganisme asing, seperti virus, bakteri, dan jamur.
Pada saat mekanisme alami ini berlangsung, sel-sel darah putih dan zat yang dihasilkannya sedang melakukan perlawanan dalam rangka membentuk perlindungan. Inflamasi bukan hanya terjadi akibat kehadiran benda asing yang menyerbu sistem kekebalan tubuh kita. Cedera fisik dan bahan iritan juga dapat memunculkan respons inflamasi tubuh.
Kurkumin juga mengurangi peradangan dengan menurunkan kadar histamin dan meningkatkan produksi kortison alami di kelenjar adrenal. Berbagai hasil uji praklinis menunjukkan bahwa kunyit dapat mengobati berbagai penyakit terkait peradangan, mulai dari kanker, penyakit kardiovaskular, radang sendi, dan aterosklerosis.
Selain meredakan peradangan empon-empon juga bermanfaat untuk mencegah radikal bebas yang bersumber dari kandungan nutrisi dalam kencur. Jika radikal bebas dicegah, tubuh akan sehat dan lebih bugar. Radikal bebas adalah salah satu penyebab berbagai penyakit yang berkembang di dalam tubuh. Misalnya kanker kulit dan banyak jenis penyakit berbahaya lainnya.
Manfaat empon-empon juga bersumber dari serai yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center, dua senyawa utama dalam serai, citral dan geranial, memiliki manfaat anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini dikatakan membantu menghentikan pelepasan penyebab peradangan tertentu dalam tubuh dan tingkatkan imunitas tubuh.
Selain meningkatkan imunitas tubuh empon-empon yang mengandung asam jawa atau jeruk nipis juga dapat bermanfaat untuk menyembuhkan flu dan batuk. Hal ini tak lain karena tingginya kandungan vitamin C dalam asam bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengobati flu, dan menghentikan batuk.
Meningkatnya permintaan ramuan tradisional yang berbahan baku dari empon-empon ini, mengakibatkan kenaikan harga empon-empon sangat melonjak. Hal ini diamini oleh para tukang jamu tradisional yang sempat terdampak kenaikan harga jahe hingga 2 kali lipat dari harga normal. Namun sebagian produsen minuman Jamu besar telah bekerjasama langsung dengan pekebunnya di beberapa daerah, seperti Sukabumi dan Cianjur, sehingga bisa meminimalisir dampak kenaikan harga bahan baku jamu pasaran saat ini.
Tingginya harga empon-empon tentunya merupakan kabar gembira bagi para petani di daerah sentra penghasil tanaman bahan jamu tradisional tersebut. Sayangnya kabar gembira ini tidak diikuti oleh persediaan tanaman tersebut di lapangan, sehingga selain harganya yang melonjak tinggi juga susah didapatkannya. Hal ini karena biasanya empon-empon ditanam hanya sebagai tanaman sampingan saja, bukan sebagai komoditi usaha tani yang utama.
Biasanya petani menanam empon-empon diantara tanaman utama, baik yang berupa tanaman kayu-kayuan maupun tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti tanaman kopi dan kakao. Atau biasa juga masyarakat menanam empon-empon disekitar rumah dan pada lahan-lahan yang kosong, dengan tanpa pemeliharaan yang baik, atau dengan istilah “ceb laur”.
Dengan telah terkenalnya empon-empon sebagai bahan baku ramuan tradisional yang berkhasiat ini, merupakan promosi yang sangat baik, kesempatan bagi Pemerintah Indonesia untuk menjadikan Jamu empon-empon ini sebagai minuman nasional yang bermanafaat bagi kesehatan dan untuk meningkatkan daya imun tubuh. Agar dapat dikembangkan dan menjadi tanaman ciri khas Indonesia seperti halnya tanaman ginseng dari Korea.
Sebagai minuman penyegar yang juga menyehatkan, sebaiknya jamu empon-empon ini di kembangkan sebagai sajian khas bagi tamu-tamu negara tetangga dan tamu-tamu mancanegara, dengan rasa yang telah disesuaikan selera. Serta menjadi sajian di cafe-cafe terkenal maupun cafe-cafe jalanan atau warung biasa, sebagai teman nongkrong atau berkongkowria. #