Pewarta : Heri Kusnadi
Palembang – Kakek Jailani Warga kelahiran tahun 1950 dari Ogan Ilir tepatnya di Desa Rantau Alai merantau ke kota Palembang sejak tahun 1970 silam. Bertahan hidup dengan Berjualan Cakar ayam keliling dengan Sepeda di seputaran Kambang Iwak kota Palembang.
Diterangkan Jailani merantau ke kota Palembang pada usia 20 tahun masih bujangan dengan menjadi tukang semir sepatu keliling, selanjutnya setelah berkeluarga menjadi tukang becak serta menjadi pedagang keliling.
“Dulu waktu istri masih hidup kami Berjualan Rempeyek dan cakar ayam, tetapi semenjak lima tahun ini saya tinggal sendiri hanya berjualan cakar ayam saja,” kata dia.
Lanjut kakek yang berusia 75 tahun ini, dengan Berjualan Cakar ayam untuk satu bungkus seharga Rp 10.000,- dagangannya laris di beli karena rasanya yang enak dan gurih.
“Cakar ayam produk saya enak dan gurih tidak mengecewakan konsumen, karena kondisi produksi kering tidak berminyak, sehingga laris terjual hingga 40 bungkus perharinya,” ungkapnya.
Diceritakanya dengan berjualan Cakar ayam ini walaupun hidup sederhana ia mampu membesarkan 7 anak – anaknya hingga mempunyai 26 orang cucu serta cicit 7 orang.
“Saya sudah menjalin pernikahan selama 50 tahun tinggal di Rumah susun, namun sekarang satus duda, tinggal mati istri tercinta sudah lima tahun,” bebernya.
Dia berharap kepada Walikota Kota Palembang Ratu Dewa untuk memperhatikan pelaku UMKM yang berjualan di seputaran Kambang Iwak kota Palembang, sehingga roda perekonomian berjalan dengan baik dan lancar.
“Kami berharap untuk bapak Walikota Palembang untuk memperhatikan kami para pedagang di seputaran Kambang Iwak kota Palembang, sehingga para pelaku UMKM bisa mengais rizki dengan Berjualan di lokasi tersebut,” harapnya.
