Pewarta : Fitri
Kabupaten Garut – Ratusan siswa dari SMA Baitul Hikmah (YBHM) di Jalan Otista, Tarogong, Kabupaten Garut, menggelar aksi unjuk rasa di depan sekolah mereka. Mereka menentang rencana pembongkaran sekolah yang berimbas pada perubahan status tanah yang mereka tempati.
Dalam aksi tersebut, para siswa meminta agar proses pembongkaran dan perubahan status tanah yang kini menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM) dihentikan.
Kuasa Hukum YBHM, Barokah, S.H., M.H., yang juga merupakan perwakilan dari BPPH Pemuda Pancasila Jawa Barat, mengungkapkan bahwa tanah tempat berdirinya SMA Baitul Hikmah ini merupakan tanah wakaf yang telah diberikan sejak tahun 1976 oleh nazir yayasan.
Tanah tersebut awalnya diperuntukkan sebagai lembaga pendidikan dan bukan untuk kepentingan pribadi atau komersial.
Barokah menegaskan, berdasarkan hukum dan agama, tanah wakaf memiliki status yang tetap dan tidak dapat dialihkan, dijaminkan, atau diperjualbelikan. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Wakaf Pasal 67.
Menurutnya, perubahan status tanah SMA Baitul Hikmah menjadi SHM atas nama pribadi sangat bertentangan dengan hukum yang berlaku.
“Sampai saat ini kami sudah melayangkan somasi kepada saudara Toni Yoma, yang diketahui memiliki SHM tersebut. Kami menanyakan dasar hukum apa yang digunakan untuk merubah status tanah wakaf ini menjadi SHM atas nama pribadi,” ujar Barokah saat diwawancarai di lokasi aksi.
Aksi unjuk rasa ini juga mendapat dukungan dari warga sekitar yang merasa keberatan dengan rencana pembongkaran. Mereka menilai tindakan tersebut dapat merugikan masyarakat dan mengganggu proses belajar siswa yang sedang mempersiapkan ujian. Selain itu, keberadaan tukang yang sedang bekerja di sekitar area sekolah dinilai mengganggu konsentrasi siswa.
Barokah menambahkan, pihaknya juga telah melaporkan masalah ini ke pihak yang berwenang, termasuk akan mengirimkan surat keberatan kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terkait perubahan status tanah tersebut.
“Kami sangat menyayangkan bahwa pembongkaran sudah mulai dilakukan, padahal ada dampak yang sangat mengganggu bagi anak-anak yang sedang mempersiapkan ujian. Selain itu, penutupan akses jalan menuju sekolah ini juga sangat tidak bijaksana,” tambahnya.