Penulis: Dwi Arifin (Ketua Ranting Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama Desa Gandasari)
Berdasarkan konteks filosofis, cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih, dan kasih sayang. Cinta juga merupakan suatu emosi dari kasih sayang yang kuat atas ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya. Lalu adakah cinta yang abadi?…
Dalam Qur’an surat Al Imran ayat 31 dijelaskan:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala tersebut menjadi penjelas bagi orang-orang beriman tentang bagaimana agar mendapatkan cinta yang abadi atau cinta hambanya kepada sang penciptanya.
Selanjutnya cinta yang abadi ialah cinta Nabi terhadap umatnya. Cinta Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam kepada umatnya di akhir hayatnya tercermin dari keprihatinannya terhadap nasib umatnya. Dalam hidupnya, Nabi Muhammad selalu memikirkan bagaimana cara agar umatnya bahagia di Dunia dan selamat di Akhirat.
Bukti cinta Nabi Muhammad kepada umatnya di akhir hayatnya ialah Nabi Muhammad memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar umatnya dijauhkan dari azab. Nabi Muhammad sebelum meninggal sempat meminta agar rasa sakit saat menjelang berpisahnya antara ruh dan badannya yang dialaminya ditumpahkan kepada dirinya, bukan kepada umatnya. Nabi Muhammad rindu kepada umat yang tidak pernah bertemu dengannya, tetapi tetap percaya, cinta, dan taat kepadanya. Dan Nabi Muhammad pada hadist mutawatir sempat mengungkapkan bahwa mereka yang mencintai Nabi, mereka akan bersama orang yang dicintainya kelak di Akhirat.
Al-mar’u ma’a man ahabba (seseorang akan dikumpulkan bersama yang dicintai) diriwayatkan dalam banyak kitab hadits, seperti Musnad Ahmad, Shahih Muslim atau Shahih al-Bukhari.
Dan yang terakhir, cinta guru terhadap muridnya. Para sahabat Nabi Muhammad yang dijamin masuk Surga, mereka memiliki banyak murid. Sehingga jika sang guru yang dijamin akan masuk Surga itu diikuti jalan hidup atau petunjuknya oleh para muridnya, mereka juga akan sampai kepada Surga itu.
Selama 5 Windu Media Massa “SINAR PAGI” Diprediksi Miliki Lebih Dari 10 Juta Publik Baca