Senin, Januari 20, 2025

Mustahil Standar Hidup Layak Terwujud Dalam Sistem Kapitalis

Oleh : Emy (Ibu Rumah Tangga)

Jakarta CNN Indonesia: Buruh ramai-ramai
merespon rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait standar hidup layak atau tidaknya kehidupan warga Indonesia. Standar hidup layak hanya bagian dalam pengukuran indeks pembangunan manusia (IPM). Nominal hidup layak mencerminkan banyaknya barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat BPS membuat semakin tinggi angkanya, berarti standar hidup makin baik. Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI) mengkritik penggunaan istilah ‘standar’ dalam surpei BPS.

Presiden ASPIRASI Mirah Sumirat mewanti-wanti bahaya salah makna data ini, di mana berpotensi disamakan dengan komponen hidup layak (KHL). KHL ini yang sejatinya menjadi standar kebutuhan pekerja alias buruh untuk hidup layak dalam satu bulan. Komponen ini dikabarkan akan kembali dipakai pemerintah sebagai salah satu dasar perhitungan upah minimum provinsi (UMP). Misalnya, BPS menggunakan kalimat ‘standar hidup layak. Jadi, masih rancu, masyarakat juga kebingungan. Seharusnya bukan standar hidup layak judulnya, “rata-rata pengeluaran”, begitu ucap Mirah kepada CNNIndonesia .com kamis (28/11).

Belum lama ini rilis Badan Pusat Statistik terkait standar hidup layak, jelas dengan spontan buruh ramai-ramai meresponnya, karena terkait gaji atau upah yang ditentukan untuk para pegawai sangatlah tidak sesuai dengan biaya hidup yang harus ditanggungnya dan masih jauh untuk dikatakan layak. Karena pada dasarnya standar hidup layak adalah, dimana semua kebutuhan dasar kita telah terpenuhi. Hidup layak berarti, kita dapat mengakses makanan dan segala kebutuhan termasuk tempat tinggal yang layak. Hidup layak bukan berarti terpenuhi makanan saja, tetapi mencakup layanan pendidikan, layanan kesehatan dan lain sebagainya. Padahal dalam Islam, manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, dan jika kebutuhan itu tidak terpenuhi akan akan menimbulkan masalah dalam kehidupannya.

Dalam negara yang mengadopsi sistem kapitalis, tentulah untuk mewujudkan masyarakat hidup layak adalah sesuatu yang mustahil, karena bagi negara kapitalis beranggapan bahwa, pemilik modallah yang menjadi tumpuan dalam perkembangan ekonomi nasional. Semua Sumber Daya Alam diserahkan kepada swasta, sementara rakyat kecil hanya menjadi buruh atau pekerja rendahan para pemilik modal. Kalau kondisinya terus seperti ini, bagaimana hidup layak itu akan terwujud ?. Para buruh hanya diberikan upah yang minim dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, belum lagi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang justru membebankan rakyat.

Inilah buah dari sistem kapitalis negara hanya mendukung pengusaha Asing dan Aseng saja, karena mereka mendapatkan keuntungan atau materi dari para pengusaha tersebut, sementara rakyat dibiarkan mengurus dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa negara membiarkan rakyat hidup dalam kekurangan. Jadi, masalah kemiskinan yang sedang terjadi sekarang adalah kemiskinan individu. Islam memandang negara adalah fihak yang harus bertanggung jawab, dan memastikan setiap individu terpenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan pokok, sandang, pangan dan papan semuanya harus terpenuhi dan menjadi tanggung jawab negara.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita beralih pada sistem Islam,karena hanya sistem ekonomi Islamlah yang mampu mewujudkan hidup yang layak bagi masyarakat. Ekonomi Islam berbasis pada kemaslahatan umat dan tidak pernah keluar dari batasan syari’at Islam. Karena sistem Islam akan mensejahterakan rakyat dengan adil dan merata. Kepemilikan umum tidak boleh dikuasai oleh individu dan alhasil kebutuhan umat akan terpenuhi, dan otomatis kesejahteraan masyarakatpun akan dapat terwujud. Dengan demikian sudah saatnya kita kembali kepada aturan-aturan Allah Swt, yang akan membawa keberkahan dan juga keselamatan dunia dan akhirat kelak.

Wallahu alam Bisshowab

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine

Berita Terbaru