Jumat, Desember 6, 2024

Pemberdayaan Sumber Daya Alam Dan Manusia Untuk Swasembada Pangan

Oleh: Heni.Ruslaeni

Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, para petani dipersiapkan untuk menguasai teknologi pertanian yang semakin maju. Langkah ini bertujuan untuk menjaga posisi Kabupaten Bandung sebagai salah satu pusat produksi pangan. Terutama Kecamatan Rancaekek, yang masih menjadi sentra pertanian padi. Sekjen Pemuda Tani Indonesia, RS. Suroyo, yang turut melakukan panen padi di Desa Rancaekek Kulon pada 28 Oktober 2024, menegaskan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian yang terlatih dan terjun langsung di lapangan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ningning Hendasah, mengungkapkan bahwa sekitar 100 hektar lahan sawah di Rancaekek dikelola oleh pemuda tani. Diharapkan sektor pertanian akan semakin menarik bagi generasi muda, terutama dalam hal produktivitas tanaman pangan. Upaya menarik minat generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian, sehingga terjadi regenerasi petani yang mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan hasil panen dan berkontribusi pada ketahanan pangan daerah.

Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan karena tanahnya yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sayangnya, ketergantungan yang semakin besar pada impor pangan menunjukkan bahwa pengelolaan sektor pertanian di negeri ini belum optimal. Untuk mewujudkan swasembada pangan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga menjadi pemain utama dalam ekspor pangan.

Bukan sekedar masalah teknis yang bisa diselesaikan dengan pengenalan teknologi, tetapi merupakan masalah struktural yang memerlukan reformasi kebijakan di berbagai lini. Kebijakan yang berpihak pada petani, investasi dalam infrastruktur dan pendukung pertanian, pengembangan industri bahan baku dalam negeri serta pendidikan dan dukungan aksesibilitas teknologi yang terjangkau bagi petani kecil. Hanya dengan strategi yang menyeluruh yang berpihak kebijakan pada sektor pertanian domestik supaya swasembada pangan stabil dan terwujud.

Ketahanan pangan menjadi bagian penting dari prinsip ekonomi dan kesejahteraan sosial, Islam memberikan panduan yang komprehensif dalam pengelolaan sumber daya alam, pertanian, serta distribusi makanan untuk memastikan kesejahteraan umat. Masyarakat dapat lebih tangguh menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan ketimpangan ekonomi. Petani di Kabupaten Bandung tidak hanya menjadi lebih maju dalam hal teknologi tetapi juga lebih berdaya secara ekonomi.

Sebagai agama yang sempurna, Islam akan menyelesaikan permasalahan ini secara fundamental (dari dasar). Ini karena aturan Islam tidak hanya dipegang oleh individu, melainkan juga harus dipegang oleh negara. Negara wajib menjadikan Islam sebagai landasan dalam membuat aturan. Pangan bukanlah sekadar masalah ekonomi, tetapi termasuk masalah politik. Pemimpin harus memiliki politik ketahanan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat.

Islam akan menjadikan seorang pemimpin menerapkan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi ini akan melahirkan kebijakan yang benar dalam pengelolaan, pendapatan, sampai seluruh transaksi harus berdasarkan pada Islam. Negara tidak boleh membiarkan seluruh rantai itu berjalan sendiri atau menyerahkan pada swasta. Ia harus mengawasi sehingga tidak ada pemodal atau pihak lain yang bisa merusak harga, berbuat curang, ataupun menimbun barang. Ketahanan pangan bukanlah sekadar memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi, melainkan juga menjamin pangan yang rakyat konsumsi halal dan tayib, dengan adanya sistem pemerintahan Islam yang akan menjadikan Islam sebagai landasan pengambilan kebijakan.
Wallahhu’alambishawab

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru