Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)
Dalam keseharian umat manusia (kita) begitu sering terlihat acara syukuran, tasyakur dan berbagi. Acara itu diadakan karena misal seseorang meraih sebuah kesuksesan.
Bila apa yang diinginkan terwujud dengan baik, wajar seseorang nazar atau mengadakan giat tasyakuran. Ajaran semua agama mengatakan siapa pun yang pandai bersyukur maka Tuhan akan lipatgandakan rezeki/pencapaian.
KH Syaiful Karim dalam ceramah agamanya menyatakan ada salah satu bentuk syukur yang sangat positif dan lebih baik. Syukur dalam bentuk apa ? Syukuran yang bagaimana?
KS Syaiful Karim mengajak kita untuk pandai bersyukur atas apa yang belum terjadi/didapatkan. Bukan hanya bersyukur atas apa yang telah kita dapatkan.
Bersyukur atas apa yang belum kita dapatkan adalah unik. Ia mengajak kepada kita untuk bersyukur, senyum, yakin dan semangat menyambut realitas positif yang akan kita dapatkan.
Bila kita senyum senyum, bersyukur dan yakin akan realitas positif yang akan terjadi, adalah penting. Mengapa penting? Karena vibrasi senyum, tasyakur dan yakin akan “bergetar” mengundang realitanya.
Berawal dari tasyakur atas apa yang belum terjadi, berujung pada realitas sesuai dengan bayangan mental yang disyukuri. Sangat populer ungkapan, “Allah tergantung prasangka hamba_Nya”.
Populer pula ungkapan “Realitas kehidupan dicetak dua kali, pertama dicetak dalam pikiran/keyakinan dan kedua dicetak dalam realitas”.
Bila kita menginginkan suatu hal, maka pikirkan dan yakini dulu. Allah tergantung prasangka hamba_Nya. Diri kita adalah apa yang kita pikirkan dan kita yakini.
KH Syaiful Karim bahkan mengatakan “Orang yang percaya santet maka Ia akan terkena santet, tapi orang yang tak percaya tidak akan mempan disantet”.
Dalam sebuah kisah bahkan difilmkan, Nabi Isa menyembuhkan orang karena yang disembuhkannya percaya pada Nabi Isa. Kesembuhan bagi yang percaya.
Kembali ke tema diatas, “Pastikan kita bisa bersyukur atas apa yang belum terjadi”. Syukuri bahwa kita akan A, B, C dan D, yakini dan senyumi agar A, B, C dan D akan datang.
Seorang pelukis menumpahkan warna sesuai dengan apa yang ada dipikirannya. Seseorang makan sesuai makanan yang diinginkannya. Bahkan, seseorang berjodoh sesuai kriteria yang diinginkannya.
Beryukur kualitas tinggi adalah sebuah syukur dan yakin kepada Allah atas apa yang akan terjadi. Bukan apa yang telah didapatkan. Belum didapatkan pun sudah disyukuri.
Imajinasi, keyakinan positif dan pikiran positif pada Allah adalah vibrasi wow yang penting bagi setiap manusia. Beda dengan orang yang pesimis, suudhon pada kehidupan. Jauh dari tasyakur.