Pewarta: Dwi Arifin
(Koran SINAR PAGI)-, Akhlak Nabi yang merupakan suri tauladan terbaik sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”
Hj. Lina Susiani S.Pd, M.Pd, Kepala SDN 019 Pabaki Kota Bandung menjelaskan di bulan Rabiul Awwal yang sering dijadikan momen memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. SDN 019 Pabaki menyelenggarakan kegiatan dalam implementasi pendidikan agama islam dan budi pekerti. Temanya “Jadikan Akhlak Nabi Sebagai Landasan Akhlak Generasi Masa Kini Untuk Menjadi Pribadi Yang Sukses” dengan menghadirkan penceramah Ustadzah Yeni pada hari jum’at yang lalu.
“Pihak sekolah berharap kedepannya anak-anak mengetahui hingga mengamalkan akhlak nabi di waktu masa kecil sampai dewasa. Penceramah yang hadir mengenalkan profil Nabi Muhammad, mulai dari masa kecil beliau yang sudah ditinggal oleh ayahnya, lalu diasuh oleh paman dan kakenya. Serta ahklak nabi kepada sahabat dan orang tua di sekitarnya” jelasnya saat wawancara khusus bersama media cetak dan online di ruang kerjanya (23/9/2024)
Menurutnya target setelah kegiatan tersebut, para pelajar sekolah dasar bisa lebih mandiri memiliki life skill untuk membantu orang tua. Misalnya menyiapkan baju dan mencuci bekas makan atau minum sendiri khusus kelas 1. Sedangkan untuk anak kelas 2 dapat membedakan mana yang baik dan buruk.
Lebih lanjut Hj. Lina Susiani S.Pd, M.Pd, menyampaikan strategi atau metode agar anak terbiasa dengan praktik baik atau pembiasaan kebaikannya. Pihak sekolah memiliki program mengenalkan kebaikan melalui metode menambung kebaikan atau perbuatan baik dalam satu kotak. Serta satu kotak lagi dikhususkan sebagai tempat mengisi catatan keburukan yang telah dilakukannya. Ketika satu bulan dibuka, hasilnya menjadi penilain masing-masing siswanya atau anak terbiasa muhasabah diri.
Hj. Lina Susiani S.Pd, M.Pd, menceritakan pada acara memperingati maulid Nabi Muhammad 1446 hijriah atau tahun ini. Pihak sekolah mengundang narasumber penceramah yang dapat menyampaikan ceramhanya melalui mendongeng serta mampu menirukan berbagai suara dari tokoh masing-masing yang ada dalam ceritanya. Karena sepertinya sebuah kisah yang diceritakan kepada pelajar sekolah dasar dengan mendongeng akan mudah mengambil hikmahnya.
Selain itu, Hj. Lina Susiani S.Pd, M.Pd, juga mengungkapkan berbagai program sekolah yang rutin dijalankan. Berhubung anak-anak sekolah sudah diberi amanah memegang uang jajan, para guru sudah mulai mengarahkan agar mereka menabung untuk biaya kebutuhan sekolahnya, misalnya praktek renang atau program berbagi dengan teman sekelas yang membutuhkan dan warga di luar sekolah yang perlu dibantu.
“Ada juga program kegiatan literasi, selasa literasi. Prakteknya para siswa membaca buku yang dibawa secara bersama-sama. Selanjutnya menentukan tokoh pilihannya yang ada di buku, lalu diceritakan di depan kelas kepada siswa lainnya. Serta menjelaskan mana yang boleh dan tidak boleh diikuti dari tokoh-tokoh yang diceritakannya. Harapannya tumbuh keterampilan membaca sampai mampu menceritakan ke yang lain hasil bacaannya” ungkapnya
Kalau untuk rabu temanya sehat dan bersih, siswa diarahkan berolahraga atau terbiasa mengkonsumsi berbagai makanan sehat. Pada hari kamisnya praktek tata krama, sopan santun dalam berbahasa yang ada di masyarakat sunda, serta mengenalkan kesenian dan mainan khas anak-anak suku sunda. Melalui pembiasaan 30 menitan sebelum masuk sekolah tentang undak usuk bahasa / sopan santun basa, kesenian dan mainan khas sunda.
Dan pada hari jum’atnya kerohanian melalui Pildacil, momen latihan berdakwah di depan teman-temanya. Ada yang menjadi MC atau tampilan ngaji dan ceramahnya, jadi beda-beda tugas dari setiap kelasnya. Diharapkan berbagai pembiasaan itu menjadi karakter, setelah 6 tahun lulus sekolah dasar.
Media Cetak Diprediksi Lebih Menyehatkan Akal Pikiran Dibandingkan Media Sosial