Pewarta : Jean

Koran SINAR PAGI, Ambon,- Pohon sagu adalah lambang persatuan kasih warga Rutong yang mempunyai nilai history, yang mana di gunakan sebagai layar mendaratnya orang rumah kay terdampar di Rutong dengan menancapkan pohon sagu sekitar lokasinya sehingga sekarang pohon” sagu masih tetap tumbuh.

Nilai sejarah dari tiga moyang dari rumah kay, Kakerisa Corputty dan Atapary yg akhirnya di sandang oleh anak cucu dengan Corputty menjadi Talahatu, Kakerisa menjadi Maspaitella, Atalarik menjadi Talapary inilah aspek sejarah.

Sejarah para leluhur pada abad ke sepuluh sekitar tahun sembilan ratus dua puluh, tiga kakak dan adik naik gosepa dari rumah kay dan terdampar di Rutong,

Mereka masuk negeri yang pertama di lakukan menanam mange”kulilawang atau di sebut mangrof adalah pohon gandong adat negeri Rutong sebagai simbol bagaimana negeri Rutong di temukan di mulai hubungan gandong antar rumah kay dan Rutong sampai hari ini terjaga melalui panas gandong. Menjadi sejarah leluhur bagian dari pada kehidupan negeri Rutong sampai saat ini.

“Sehingga prosesi ini  setiap lima tahun sekali diselenggarakan,”
Ungkap Reza Valdo Maspaitella.