Oleh : Hendrius Candra, M.Si
Pengajar SMAN 1 Ciampea Bogor
Bogor Barat banyak memiliki lembaga pendidikan pada berbagai level mulai dari PAUD, SD, SLTP, SLTA sampai perguruan tinggi ternama seperti Institut Pertanian Bogor. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. SMAN 1 Ciampea alias SMANIC adalah sebuah lembaga pendidikan yang terletak di Kampung Karang Mas Desa Cibadak Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
Dari jalan Raya Leuwiliang, tepat di depan gerbang Perumahan Dramaga Pratama atau DP, kita dapat mulai memasuki kawasan sekolah ini. Dari pintu gerbang kampung sampai gerbang sekolah berjarak kurang lebih 375 meter.
Sepintas ini sekolah kelihatan sederhana, tidak ada yang istimewa, tetapi tahukah kalian ada beberapa hal menarik yang dapat di tampilkan dari sekolah yang saat ini dipimpin oleh Bapak Sopan Guniadi, S.Pd., M.Pd. Ini bisa jadi menjadi sesuatu yang unik, menarik dan eksotik.
Di Kawasan Karst tua dan Penuh Sejarah
Singapura adalah istilah gaul yang sering disematkan oleh orang-orang tertentu untuk SMAN 1 Ciampea. Singapura merupakan singkatan dari Sisi Gunung Kapur Ciampea. Jadi, bukan berarti negara tetangga Singapura atau sekolah yang didirikan untuk siswa-siswi Singapura.
Sisi dalam bahasa Sunda artinya pinggir, sehingga arti luasnya adalah pinggir gunung (yang sebetulnya bukit) penghasil bahan tambang kapur di kawasan Ciampea.
Kemungkinan ada beberapa sekolah yang letak geografisnya dekat dengan gunung atau bukit, tetapi SMANIC, sebutan SMAN 1 Ciampea, menjadi unik karena berada pada ketinggian di posisi Timur Ciampea yang cenderung berupa dataran rendah.
Berlawanan dengan sisi baratnya yang mengarah ke tofografi pegunungan kawasan Gunung Salak dan di belah jalan Raya Kabupaten Bogor – Leuwliang.
Sekolah ini persis dibatasi dinding bukit kapur yang wilayah sekitarnya merupakan kampung bernuansakan budaya Sunda. Dengan suasana yang masih asri dan terjaganya hutan-hutan yang kerap digunakan pasukan TNI atau ABRI untuk melakukan latihan militer.
Kawasan bebatuan karst atau batu gamping yang dikenal juga dengan sebutan Pasir Sinala atau Gunung Cibodas merupakan bagian sumber daya alam di kaki Gunung Salak dan memiliki kisah leluhur bangsa Indonesia masa-masa purbakala.
Kawasan ini berupa hamparan bebatuan karang hasil dari proses alami geologi yang membentuk perbukitan hingga ketinggian kurang lebih 380 MDPL dan berada di tengah-tengah perkampungan di wilayah Bogor Barat.
Lebih luas lagi, berbagai kisah dan sejarah hingga ditemukannya fakta sejarah di masa silam berupa benda-benda artefak telah ditemukan di sini. Hal menarik lain dari daerah ini adalah memiliki kisah masa-masa transisi kemerdekaan Republik Indonesia selain sejarah masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara.
Ya, sebuah kawasan yang cukup lengkap dan menarik dari kajian berbagai disiplin ilmu seperti Geologi, Biologi, Sejarah, dan Sosial bahkan Seni.
Intinya SMANIC berada pada posisi strategis Kawasan Karst Ciampea yang sarat peninggalan sejarah dunia Geologi, Biologi, Sejarah, dan Sosial dari masa ke masa serta kawasan penyangga kelestarian alam yang harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya.
Sebuah keberuntungan besar bagi siswa-siswi SMANIC untuk dapat belajar beberapa mata pelajaran secara objektif melalui pengamatan ataupun praktek langsung di lapangan kawasan sekitar sekolahnya, mempraktekkan teori-teori yang di telah didapatkan sebelumnya.
Berinteraksi langka dengan Monyet Ekor Panjang
Keunikan lain dari SMANIC bisa dilihat dari banyaknya populasi monyet yang sering memasuki kawasan sekolah. Pada waktu-waktu tertentu, bahkan hampir setiap saat, kita dapat menyaksikan aksi spesies Macaca fascicularis alias monyet ekor panjang berinteraksi di dalam dan luar sekolah.
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah salah satu satwa liar yang termasuk dalam ordo Primata. Monyet ekor panjang memiliki ciri-ciri rambut tubuh berwarna abu-abu-coklat atau coklat kemerahan, terutama di bagian dorsal tubuh. Namun, saat bayi, monyet ekor panjang ini warnanya justru kehitaman.
Sedangkan, warna rambut dibagian ventral monyet dewasa ini lebih pucat. Sementara wajah monyet ekor panjang ini berwarna abu-abu kecokelatan dengan cambang di bagian pipi. Ukuran tubuh primata ini beragam, ada yang kecil-sedang dengan panjang kepala dan tubuh tanpa ekor antara 40-47 Cm, dan panjang ekor 50-60 Cm. Berat monyet ekor panjang betina biasanya berkisar 3-4 Kg, dan jantan dewasa mencapai 5-7 Kg.
Ciri-ciri morfologi tubuh lainnya dari monyet ekor panjang yaitu mata binocular, hidung pipih dan nostril pendek saling saling berdekatan. Gigi seri (incisivus) berbentuk seperti sekop, gigi taring (caninus) tampak jelas, dan gigi molar bertipe bilophodont.
Manager Manajemen Satwa Yayasan IAR Indonesia (YIARI) Bogor, drh. Wendi Prameswari mengatakan, monyet ekor panjang adalah makhluk sosial dan mereka memiliki sistem berkelompok. Mereka (monyet ekor panjang) merupakan hewan yang hidup di alam liar, berkelompok hampir 50 ekor, dan memiliki fungsi tersendiri, seperti penyebar biji dan bagian dari rantai makanan di alam liar.
Kata Ahli Monyet jenis ini sering membentuk kelompok atau kawanan hingga 20-30 ekor banyaknya, dengan 2-4 jantan dewasa dan selebihnya betina dan anak-anak. Makanan monyet ekor panjang biasanya aneka buah-buahan dan memangsa berbagai jenis binatang kecil seperti ketam, serangga, telur dan lain-lain. Kadang-kadang kawanan monyet ini memakan tanaman di kebun dan menjadi hama.
Persebaran monyet ekor panjang kebanyakan berasal dari Asia Tenggara yaitu Myanmar hingga Filipina, Indonesia, Indochina, dan Malaysia. Habitat monyet ekor panjang umumnya banyak hidup di hutan-hutan pesisir seperti mangrove, hutan pantai, dan hutan-hutan sepanjang sungai besar, serta beberapa tempat bisa berada di ketinggian 1.300 mdpl.
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan hewan semi-cosmopolis yang dapat belajar dengan baik. Mereka cenderung memiliki keberanian untuk turun ke daerah manusia yang sering memberikan mereka makanan, seperti pada tempat wisata, perbatasan hutan, dan daerah dengan pengelolaan sampah organik yang kurang baik. Namun, jika berada di habitat aslinya, mereka cenderung jarang mendekati manusia.
Bagaimana aksi kawanan monyet ekor panjang ini di lingkungan SMANIC ? Ada kelebihan dan kekurangannya. Menurut Wakil Kepala bidang Kurikulum SMANIC, Ahmad Idrus, pihak SMAN 1 Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memastikan kawanan monyet yang kerap menyerbu area sekolah tidak mengganggu aktivitas belajar dan mengajar.
Kalau gangguan yang istilahnya bisa ditoleransi mungkin ada juga, misalnya genteng-genteng di sekolah yang suka turun. Tetapi akan bisa langsung diatasi oleh penjaga sekolah untuk diperbaiki. Puluhan monyet yang turun dari bukit tak jauh dari area sekolah itu justru menjadi hiburan tersendiri bagi siswa untuk menghilangkan kejenuhan belajar. Bisa saja monyet pas turun sedang ada kegiatan belajar mengajar, lalu siswa melihat ke kaca ke arah keluar dan melihat monyet, itu akan mencuri perhatian. Di satu sisi mungkin mengurangi kejenuhan para siswa.
Dari monyet-monyet ini juga sebetulnya para siswa dapat belajar mengenai Biologi ekosistem. Selayaknya mereka berpikir dan dapat melatih mencari alternatif pemecahan masalahnya. Siswa akan bertanya, mengapa kawanan monyet-monyet ini harus turun dan berinteraksi dengan SMANIC ? Apa penyebab utamanya ? Dan sebagainya.
Kawanan monyet turun dari perbukitan itu bukan hal baru. Melainkan sudah sejak beberapa tahun lalu. Tapi jumlahnya kini semakin banyak. Diduga kawanan monyet itu turun dari bukit karena di habitat asalnya kekurangan sumber makanan. Ini terjadi Sejak tanaman hutan itu diganti, yang sebelumnya tanaman buah, kini digantikan dengan perkebunan jati.
Sepertinya memang perlu penelitian lanjut mengenai satwa primate ini, khususnya di lingkungan SMANIC. Bisa juga karena karakternya yang omnivora pemakan segala macam makanan seperti manusia serta serta sikap rasa ingin tahunya untuk berintaraksidi lingkungan manusia.
Perlu diketahui juga bahwa kawanan monyet itu turun dari perbukitan pada waktu-waktu tertentu. Seperti ada keinginan untuk mendapatkan makanan yang ada di lingkungan sekolah. Pihak sekolah memastikan hingga kini hewan itu tidak menyerang warga, termasuk siswa SMAN 1 Ciampea.
Satu hal menarik yang telah dilakukan SMANIC adalah membuat Program aktivitas Pemberian makanan untuk satwa yang tergolong satu ordo dengan manusia ini. SMANIC telah membangun ‘Primates Finding Site Adversity Guide” berupa bangunan khusus tempat pemberian makanan monyet.
Siswa-siswa diajarkan untuk bisa berinteraksi lebih dekat lagi dengan kawanan monyet-monyet ini untuk menjalin hubungan simbiosis yang saling menguntungkan di lokasi tertinggi sekolah ini. Sebuah sensasi tersendiri yang mungkin tidak ditemukan di sekolah lain.
Akhirnya, apapun nilai plus minusnya, kehadiran populasi Monyet ekor panjang di lingkungan SMANIC merupakan sebuah keunikan tersendiri, yang mungkin tidak dimiliki oleh sekolah lain. Nah, kalo sudah begini, kunjungi dan bergabunglah di SMAN 1 Ciampea ! Rasakan sensasi belajar di sini !.
(Dari berbagai sumber)