Pewarta: Abdul Razik
Koran SINAR PAGI, Bogor,- Selama dua bulan ini yakni periode Januari – Februari 2024, BSIP Banten telah selesai melaksanakan kegiatan Penguatan Kapasitas Penerapan Standar Pertanian di 9 titik lokasi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
“Selama periode itu ada 850 peserta yang terdiri dari 600 orang petani, penyuluh, dan penangkar dari 28 kecamatan di Kabupaten Lebak. Tak hanya itu sebanyak 250 orang Babinsa pun turut serta dalam kegiatan ini,” ungkap Kepala BSIP Banten Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP kepada wartawan di sela-sela kegiatan itu, Kamis (22/02/2024).
Diakuinya, kegiatan UPSUS ini merupakan bentuk dukungan BSIP Banten terhadap program Kementerian Pertanian sebagai percepatan Tanam dalam rangka Peningkatan Produksi Padi dan Jagung diwilayahnya.
“Dan hari ini merupakan titik lokasi akhir kegiatan Penguatan Kapasitas Penerapan Standar Pertanian di Kecamatan Bayah, Kecamatan Malingping, Kecamatsn Cirinten, Kecamatan Gunung Kencana, Kecamatan Rangkasbitung, Kecamatan Cibadak, Kecamatan Muncang, dan Kodim 0603/Lebak,” jelasnya.
Lanjut dia, menambahkan, kegiatan swasembada itu ditargetkan akan tercapai pada tahun 2026 mendatang dengan jumlah sebanyak 34 juta ton beras.
“Jadi, berbagai program pun telah diupayakan Kementerian Pertanian untuk mengenjot peningkatan produksi menuju swasembada pangan,” jelasnya.
“Program ini meliputi antara lain Program IP400, Intensifikasi Pertanian, Perluasan Areal Tanam (Lahan Tidur), dan Perluasan Areal Pembukaan Lahan Baru serta program lainnya,” tegasnya.
Menurutnya, agar program tersebut tepat sasaran, maka para Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) harus sesuai dengan program yang dijalankan.
“Oleh karena itu, kami lakukan silaturahmi, saling sharing dan bekerjasama untuk tingkatkan mengenjot hasil produksi” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Rahmat, S STP, M.Si menyampaikan apresiasinya kepada BSIP Banten atas pelaksanaan kegiatan ini karena sangat berperan dalam meningkatkan pemahaman petani tentang standar budidaya padi dan jagung dengan baik.
Ia pun mengharapkan semua peserta dapat menerapkan ilmu yang diterima dengan baik di lapangan sehingga target yang diharapkan tercapai.
“Dalam setiap kegiatan di setiap titik lokasi, Kadistan juga menyampaikan tentang gambaran umum pertanian di Kabupaten Lebak sehingga petani, penangkar, penyuluh dan Babinsa memiliki gambaran yang utuh terhadap pelaksanaan kegiatan,” tandasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan media ini di lokasi berbagai narasumberpun dihadirkan BSIP Banten dalam pelaksanaan kegiatan ini baik dari internal maupun eksternal sesuai dengan kompetensi masing-masing di bidangnya.
Selanjutnya, penyampaian materi dalam kegiatan Penguatan Kapasitas ini pun dilakukan praktek penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), serta penggunaan Bagan Warna Daun (BWD).
Adapun PUTS dan PUTK masing-masing berguna untuk menganalisa status hara tanah sawah (PUTS) dan tanah kering (PUTK), yang dapat digunakan di lapangan dengan cepat, murah dan cukup.
Dimana PUTS akan bertugas mengukur status hara N, P, K dan pH tanah. Nantinya PUTK mengukur status hara P, K, C-organik dan kebutuhan kapur tanah lahan kering.
Selanjutnya, PUTK dirancang untuk tanah mineral, tidak direkomendasikan untuk tanah sulfat masam dan gambut. Sebab, BWD sendiri digunakan untuk membantu menentukan kebutuhan hara N tanaman.