Pewarta: S. Gervan
Koran Sinar Pagi, Sumedang – Lahirnya Kujang Sakembaran menjadikan simbol bersatunya Sunda, tepat hari ini Kamis 12 Oktober 2023 menjadi momentum bersejarah bagi Keluarga Karaton Sumedang Larang.
Pada saat ditemui dilokasi, pesantren Kyai Ashrofi Muhammad, menjelaskan tentang uga atau ramalan Prabu Siliwangi, “tidak akan tegak sebuah peradaban Sunda dan tidak akan berdiri sebuah Kerajaan di tatar Sunda kalau Sumedang Larang sebagai penerus kerajaan Sunda Padjajaran terakhir dengan Simbol Mahkota Binokasih nya tidak di tata. Berdirinya kebangkitan peradaban budaya dan Sumedang Larang , dimana Kujang Kembar sudah berdiri dan di tata oleh semua Sesepuh se-Nusantara,” Kamis (12/10/2023)
“Jadi bentuk nya Kujang Kembar itu disebut “Ku-ujang Kembar trah Siliwangi”, kemungkinan itu adalah yang sudah di nobatkan menjadi Radya Anom Karaton Sumedang Larang pada saat 2017 yaitu YM Radya Anom R. Luky Djohari Soemawilaga dan YM R. Lily Djamhur Soemawilaga sebagai Mahapatih Karaton Sumedang Larang, dimana keduanya adalah kembar,” tegasnya
“Karena kalau dilihat dari kalimat darma tunggal yang ada di Al-Qur’an tepat di surat Al-Hadid itu kalimat nya sudah jelas dari maknanya. Adiknya menjadi “Sri Baduga” , lalu Kakak nya menjadi Mahapatih, itu adalah perjalanan zaman Sri Baduga Maharaja Jagaraksa, lalu itu semua sudah menjadi takdir Allah SWT,” ucapnya
Kyai Ashrofi menambahkan pada saat dilokasi, jadi kembali kepada swa dan persa semua akan mengerucut dimana semuanya (balik ka indung) atau (pulang ke ibu), karena Sumedang Larang merupakan Puser Budaya Sunda.
“Jadi semua raja-raja harus segera berkumpul, tempatnya ada di Sumedang Larang ini. Nah untuk Sumedang sendiri supaya semua nya nyaman tentram, diambil dari kalimat yang ada di Al-Qur’an yaitu memiliki arti tidak akan ada kenikmatan untuk semua manusia se-alam dunia kalau tidak bisa berkumpul, dan pasti bakal terwujud kenikmatan kedamaian kesejahteraan ke semua manusia se-alam dunia kalau bisa berkumpul, mau lahir nya atau pun bathin nya, inilah yang selama ini kami cari dan dambakan ,” tandasnya
Sementara itu, Rd. Asep Sulaiman Fadil menerangkan bahwa, YM Radya Anom Luky Djohari Soemawilaga dan YM mahapatihLily Djamhur Soemawilaga ini betul trah dari Prabu Siliwangi, karena Sunda memiliki sistem garis keturunan dari laki-laki yang lebih kuat atau patrilinial.
“Prabu Langlangbumi memiliki putra Prabu Cakranegara, lalu mempunyai putra Prabu Ajiguna Linggawisesa (1333-1340 M), kemudian memiliki putra Prabu Rangga Mulya Luhur Prabawa atau Aki Kolot (1340-1350M), lalu mempunyai putra Prabu Lingga Buana (1350-1357M) yang memiliki putra Prabu Niskala Wastu Kencana (1371-1475M), kemudian berputra Prabu Dewata Niskala, lalu mempunyai putra Prabu Jaya Dewata atau Pamanah Rasa atau juga yang sering kita ketahui yaitu PRABU SRI BADUGA MAHARAJA (PRABU SILIWANGI),” ujarnya
Masih dilokasi yang sama, Asep menjelaskan, Prabu Siliwangi menikah dengan Nyi Putri Inten Dewata yang mempunyai putra Sunan Rumenggong, kemudian memiliki putra Prabu Mundingwangi atau Sunan Cisorok atau juga Dalem Mangunrembung, lalu mempunyai putra Prabu Selalangu Layakusumah, yang memiliki putra Dalem Santowaan Nusakerta, lalu mempunyai putra Dalem Nayawangsa, yang mempunyai putra Dalem Kudawarsa, kemudian memiki putra Dalem Wangsadita, dan berputra Dalem Soerianagara I.
“Dalem Soerianagara I menikah dengan Dalem Istri Rajaningrat binti Pangeran Karuhun atau Pangeran Rangga Gempol IV Sumedang Larang bin Pangeran Panembahan Sumedang Larang memiliki putra Dalem Soerianagara II, yang berputra Pangeran Soerianagara III atau juga yang sering kita dengar Pangeran Kornel,” tegasnya
Lanjut dilokasi, Asep menjelaskan, Pangeran Kornel mempunyai putra yaitu Dalem Koesoemajoeda, lalu memiliki putra Pangeran Aria Soeria Adinata atau sering kita dengar Pangeran Soegih yang menikah dengan permaisuri pertama nya yaitu Nyi Raden Ayu Ratnaningrat cucu dari Dalem Talun Sumedang , kemudian mempunyai putra Rd.Soemawilaga yang memiliki putra Rd.Abdul Hamid Soemawilaga, lalu mempunyai putra Rd.Lukman Hamid Soemawilaga yang menikah dengan Djoehaeni Djoewarsa putra dari Tumenggung Djoewarsa kemudian memiliki anak kembar yaitu Lily Djamhur Soemawilaga dan Luky Djohari Soemawilaga.
Asep memungkas bahwa Rd. Luky Djohari Soemawilaga dan Rd. Lily Djamhur Soemawilaga juga adalah ahli waris dari Pangeran Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah yang mana merupakan pangeran terakhir di Sumedang.
“Dimana Pangeran Mekah ini yang mewakafkan barang miliknya yang terdiri diantaranya, barang-barang peningalan Sumedang Larang sebagai kekuatan sesuai amanat wakafnya, dan Rd. Luky berhasil mengkaji sebuah potensi kekuatan Budaya yang luhung, ini menjadi sebuah landasan lahirnya Sumedang Puser Budaya Sunda (SPBS) dan program rekonstruksi revitalisasi Karaton Sumedang Larang sebagai Sentrum Budaya,” jelasnya