Pewarta: S. Gervan Epsa
Koran Sinar Pagi, Sumedang – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, berupaya mengurangi resiko terjadinya bencana di Sumedang dengan memberikan himbauan kepada Masyarakat Sumedang dan untuk menghemat air bersih.
El nino kini menjadi sorotan publik, faktor kekeringan yang menyebabkan kebakaran lahan dan hutan serta puting beliung yang rentan terjadi di musim kemarau yang disertai udara panas. Lalu dampak dari kemarau berkepanjangan ini ternyata berpengaruh terhadap debit air lalu kurangnya pasokan air bersih yang ada di Kabupaten Sumedang.
“BPBD ini harus bisa memikirkan bagaimana antisipasi mengurangi resiko bencana, lalu memberikan himbauan kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya bencana,” ujar Atang Sutarno sebagai Kepala Pelaksana BPBD, di kantor, Kamis (7/9/23).
Terkait kebakaran lahan dan hutan juga sekaligus kekeringan yang terjadi pada musim kemarau, BPBD memberikan peringatan kepada masyarakat melalui spanduk lalu media sosial lainnya.
“Kita sudah melakukan antisipasi dari awal yang berupa peringatan kepada seluruh masyarakat melalui berbagai pemberitaan seperti membagikan poster-poster melalui media sosial, lalu kepada anggota Desa Tangguh Bencana (Destana) yang sudah ada di setiap Desa atau Kelurahan di Kabupaten Sumedang,” paparnya.
Desa Tangguh Bencana (Destana) sudah terbentuk di 26 kecamatan, 270 desa , dan 7 kelurahan di Kabupaten Sumedang dengan apresiasi dari BNPB bahwa Destana Sumedang anggotanya terbaik untuk saat ini yang diungkapkan secara lisan oleh BNPB.
Masih dilokasi, Atang, mengatakan, saat ini kami sudah menjalin kordinasi dengan seluruh komponen terkait seperti Pemadam Kebakaran (Damkar), TNI dan POLRI, bahkan kami meningkatkan peran anggota Destana. Kordinasi itu untuk memperlancar atau mempermudah apabila nanti ada terjadi bencana.
“Untuk kekeringan sendiri terdata, sudah 13 kecamatan yang tercatat kekurangan air bersih, Sedangkan yang meminta Air bersih sendiri baru satu desa di daerah Jatinunggal dan itupun sudah ditangani,” tegasnya
“Untuk masalah kekeringan sendiri leading sektornya ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan kami sudah membuat satu pintu agar mempermudah laporan. Masyarakat bisa mengakses dengan menghubungi Call Center yang ada di BPBD, yang nantinya mengarahkan ke instansi terkait sesuai dengan laporan masyarakat,” jelasnya
Dibuatnya satu pintu agar mempermudah akses dengan harapan mempercepat dalam menindak lanjuti hasil laporan. Lalu kepada masyarakat agar tidak mempermainkan nomor call centre tersebut, karena ada sanksi yang berlaku jika di permainkan atau membuat laporan palsu, tungkas Atang saat dilokasi.
Lanjut Atang mengeaskan, sebagai Kepala Pelaksana BPBD, menghimbau agar untuk tidak bermain api dalam skala kecil maupun besar, bagi perokok mungkin lebih diperhatikan kembali puntung rokoknya jangan dibuang sembarangan, lalu yang melakukan pembakaran sampah secara sengaja agar ditunggu hingga padam, karena itu semua adalah potensi terjadinya kebakaran. ****