Senin, Februari 17, 2025

Cinta Anak Pada Guru

Oleh : Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.
(Praktisi Pendidikan)

Bila ada guru mencintai anak didiknya, itu mainstream, seharusnya memang demikian. Bila ada guru tidak mencintai anak didiknya itu ekstrim, ekstrimis. Guru mencintai anak didik bagai mencintai anak biologisnya sendiri, sangatlah wajar.

Tulisan berikut hendak membahas terkait cinta anak didik pada gurunya. Sungguh biasa bila Sang Guru, mengimplementasikan teori pedagogik pada anak didiknya. Mencintai anak didik adalah bagian dari implementasi teori pedagogik.

Pagi ini, sebagai kepala sekolah Saya memantau giat anak didik di luar kelas. Sunggguh indah dari kejauhan, di sudut lapang, sejumlah anak memberikan simbol cinta. Langsung Saya balas dengan beberapa simbol cinta pula.

Anak didik berseragam olahraga dari kejauhan mengungkapkan rasa cinta pada gurunya adalah hal positif. Anak didik mencintai guru adalah sebuah realitas timbal balik dari apa yang guru telah lakukan pada anak didiknya.

Sunggguh sebuah realitas positif bila anak didik bisa bahagia, betah di sekolah bersama teman sebaya, guru dan suasana sekolahnya. GTK dan semua civitas akademika wajib dan harus menebarkan semangat, motivasi dan apresiasi tiada henti pada setiap anak didik yang ada di sekolahan.

Memang anak didik membutuhkan sekolah dengan fasilitas terbaik, bangunan megah dan lengkap dengan segala kebutuhan mereka. Namun kesemuanya tidak lebih utama dibanding keramahan, apresiasi dan imajinasi Sang Guru pada setiap anak didiknya.

Pastikan setiap anak didik asyik, merasa dihargai, diapresiasi dan larut dalam sejumlah imajinasi kreatif sampai menembus masa depan. Makanya setiap guru wajib semangat 45 dalam mendidik anak, plus belajar dan belajar agar update dari segala dinamika kontekstual yang dibutuhkan anak.

Menjadi guru yang mencintai anak didik itu mudah, namun menjadi guru yang selalu mendapatkan love dari anak didiknya, sangatlah tak mudah. Anak didik mencintai gurunya adalah indikasi keberhasilan Sang Guru dalam melayani mereka.

Sahabat guru dimana pun berada. Bila kita dihadapan cermin pasti Sang Cermin akan memantulkan apa pun penampilan kita depan cermin. Bila baju kita merah maka di cermin pun akan merah. Cermin adalah benda mati yang bisa memantulkan realitas wajah dan penampilan diri kita.

Apalagi anak didik, mereka adalah “cermin hidup” yang pantulannya jauh lebih hidup dan ajaib. Bisa jadi ada sejumlah guru hidupnya penuh berkah karena sejumlah anak didik menyukainya. Alam jagat raya, termasuk alam anak didik adalah energi dahsyaat yang akan memantulkan apa pun yang kita lakukan.

Allah maha melihat, mengetahui dan menyaksikan apa pun tindakan kita. Alam jagat raya, dan alam manusia, termasuk alam anak didik bagi para guru adalah saksi pada Allah Tuhan yang maha Esa, apakah kita guru istimewa atau tidak?

Secara lebay Saya katakan, “Guru terbaik, guru favorit yang dicintai anak didik dan kontributif pada perbaikan masa depan mereka adalah guru ahli Surga, Allah akan menerimanya kelak dengan pintu Surga yang lebar terbuka”.

Mengapa Saya meyakini guru favorit yang dicintai anak didiknya pasti masuk Surga ? Kisah seorang Wanita nackal yang memberi minum seekor anjing yang kehausan saja Allah maafkan dosa-dosanya dan menjadi ahli Surga, amiin.

Apalagi Sang Guru, bukan hanya mentraktir minuman di kantin sekolah, bahkan hal terbaik yang Ia miliki diberikan pada anak didiknya. Betapa guru-guru terbaik yang sangat mencintai anak didiknya dari hati dan Lillah, baginya pintu Surga terbuka lebar.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru