Senin, Desember 9, 2024

Mendo’akan Orang Lain

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)

Adalah GTK di SMAN 1 Rumpin berkisah tentang seleksi CPNS di masa lalu. Ia mengatakan dirinya belajar dengan baik untuk mengikuti seleksi CPNS. Namun saat berdoa, Ia mendoakan kelulusan teman temannya.

Kebanyakan kita selalu berdoa hanya untuk sukses diri, sukses pribadi. Kadang lupa dan mengabaikan orang lain. Malah kalau bisa orang lain itu mesti kalah sama kita. Egoisme sukses diri sangat kuat disetiap kita.

GTK SMAN 1 Rumpin yang satu ini berdoa dalam doa yang beda. Bagi dirinya berdoa untuk orang lain itu penting. Faktanya malah Ia lolos seleksi CPNS. Doa pada orang lain, memantul pada sukses dirinya.

Alam jagat raya, atas perintah Tuhan yang maha Esa menebarkan efek hukum tabur tua. Siapa yang menebarkan hal positif maka dirinya akan menuai hal positif. Doa baik pada orang lain, mamantul pada dirinya.

Bagi GTK SMAN1 Rumpin yang satu ini, mendoakan dan memuliakan orang lain nampaknya menjadi prioritas. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa jadi karena Ia merasa sudah selesai dengan kepentingan dirinya.

Orang yang hanya ingin mengabdi, melayani dan memuliakan orang lain memang langka. Kebanyakan kita ingin dimuliakan, dilayani dan dipuja puji. Mengapa? Karena kita belum menjadi pribadi yang sudah selesai dengan dirinya.

Allah itu Sang Khalik. Ia tak butuh apa pun. Ia maha pengasih, penyayang, pengampun dan pembaik kehidupan. Sejatinya kita meniru sifat Tuhan yang demikian. Semua agama hadir membawa cinta, kasih dan kebaikan.

Esensi beragama adalah kewajiban mencintai sesama dan bermanfaat bagi sesama, dalam iman. Dua hal esensial, beriman dan bermanfaat bagi kehidupan sesama adalah tak bisa ditawar. Wajib dan harus, beriman dan bermanfaat.

Sahabat pembaca negeri ini membutuh banyak orang orang yang “kerjaannya” melayani dan memuliakan orang lain. Siapa yang suka melayani dan memuliakan orang lain, maka ridha Allah akan jadi miliknya.

Tidak ada hal terindah dalam hidup manusia selain mendapatkan ridha Allah. Kita ridha pada Allah, Allah ridha pada kita, maka hidup adalah menikmati sirkel ridha Ilahi. Kematian dan kehidupan pun bisa dijalani dengan senyum.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru