Oleh : Neng Tintin (Bandung)
Korupsi Tak Kunjung Henti, Hanya Islam Lah Solusi Hakiki. Dari tahun ke tahun, korupsi di Indonesia kian menunjukkan peningkatan, baik itu dari segi jumlah kasus, tersangka, maupun potensi kerugian negaranya. Begitupun jumlah laporan-laporan dari berbagai pihak atas terendusnya dugaan korupsi pun terus bermunculan.
Seperti halnya salah satu kasus dugaan korupsi yang tengah hangat saat ini, yakni dugaan kasus korupsi pengembangan pasar di kota Bandung. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun didesak untuk menggali informasi mengenai kasus ini. Serta KPK diharapkan tidak mengabaikan laporan dugaan rasuah dalam pengembangan pasar di kota Bandung ini.
” KPK agar segera menggali informasi dengan memanggil pihak-pihak yang diduga telah melakukan kejahatan korupsi pengembangan pasar di Bandung Raya”. Kata koordinator aktivis pemuda Bandung Raya, Bilal Alfarizi melalui keterangan tertulis Senin 12 Juni 2023. Sumber: METRO TV NEWS.COM
Bilal menyebut KPK bisa menggali informasi dengan memanggil sejumlah saksi antara lain pejabat yang terkait, dan pihak swasta yang menjadi pengembang pasar.
Penggalian informasi dengan cepat di nilai penting. Bilal khawatir barang bukti dalam laporan itu akan dihilangkan, jika KPK tidak sigap.
Dia berharap KPK tidak mengabaikan laporan ini, sebab permainan kotor dalam pengembangan pasar ini bisa menghambat kesejahteraan para pedagang.
Jika kita amati, dengan berbagai kasus korupsi yang terus menjamur dinegeri ini, pasti ada penyebab atau faktor yang terus melanggengkan korupsi ini.
Dan jika kita kaitkan dengan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD beberapa waktu lalu, yang mengatakan bahwa korupsi lahir dari banyak politisi yang dipilih lewat proses secara demokratis.
Bahkan menurutnya hal ini menjadi contoh bahwa demokrasi tak selalu mendukung lahirnya tata kelola yang baik, (Kompas.com, 10/01/2023). Ini seolah membukakan mata masyarakat akan ruksak ya sistem yang diterapkan saat ini.
Sistem yang notabene nya lahir dari sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan), justru menjadi penyebab segala persoalan yang ada, termasuk korupsi. Alhasil selama sistem ini masih diterapkan di negeri ini, korupsi tak akan pernah berhenti, bahkan makin menjadi-jadi seperti halnya saat ini.
Berbeda dengan Islam, Kepemimpinan dan kekuasaan di dalam Islam adalah amanah, yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban. Tanggung jawabnya tidak hanya dihadapan manusia di dunia, tetapi juga di hadapan Allah SWT di akhirat kelak.
Dan sistem Islam yang disandarkan pada akidah Islam, memberikan solusi yang tak hanya muncul ketika ada masalah, akan tetapi mencegah sedari dini munculnya suatu masalah.
Penerapan ideologi Islam akan meniscayakan penerapan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. Dalam Islam pemimpin (Khalifah) diangkat untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan al-Quran dan as Sunnah. Artinya mereka diangkat untuk menerapkan dan melaksanakan Syariah Islam.
Di dalam Islam pengangkatan pejabat pun menetapkan syarat takwa sebagai ketentuan, selain syarat profesionalitas. Sebab ketakwaan seorang pejabat dalam melaksanakan tugasnya, akan membuat seseorang akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.
Selain itu didalam Islam pelaksanaan politik akan dilaksanakan secara syar’i, yakni politik itu intinya adalah ri’aayah syar’iyyah, yakni bagaimana mengurusi rakyat dengan sepenuh hati dan jiwa sesuai dengan tuntutan syariah Islam. Bukan politik yang tunduk pada kepentingan oligarki, pemilik modal, atau elit politik lainnya.
Dan didalam Islam pun ada penerapan sanksi tegas yang berefek jera, sebagai pencegahan kasus agar tidak kembali muncul berulang.
Didalam Islam pun keimanan dan ketakwaan penguasa dan para pejabat tentu penting, namun sistem yang menjaga mereka agar tidak melenceng itu jauh lebih penting.
Islam pun mempunyai dalam menjalankan kepemimpinan, yakni Rasulullah Saw dan para khalifah.
Rasulullah Saw walaupun memegang banyak harta negara, tetap hidup sederhana. Begitupun setelah Rasulullah wafat, pengganti beliau dalam urusan pemerintahan, yakni Khalifah Abu Bakar r.a, hanya mengambil sekadarnya harta dari Baitul Mal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, begitupun Khalifah seterusnya.
Alhasil, penerapan syariat Islam secara kaffah lah yang akan efektif dalam memberantas korupsi serta permasalahan -permasalahan yang lainnya. Dan hanya Islam lah solusi hakiki nya, tidak ada yang lain.
WalLahua’lam…