Senin, Januari 13, 2025

Pangeran Mekah, Bupati Sumedang di Jaman Belanda Yang Membawa Era Keemasan Sumedang

Pewarta : Jeky Epsa.

Koran Sinar Pagi, Sumedang – Bupati Sumedang yang pertama dikenal dengan nama Raden Suriadiwangsa atau Pengeran Rangga Gempol ke 1 putra dari Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Angkawijaya bin Pangeran Santri ( Pangeran Kusumahdinata I ) yang juga merupakan keturunan Nabi Muhammad saw ke 26 dari garis ayah nya bernama Pangeran Muhammad bin Pangeran Panjunan bin Syekh Nurjati Cirebon yang merupakan silsilah keturunan Nabi Muhammad saw ke 23.

Di tahun 2023 ini Kabupaten Sumedang merayakan hari jadinya yang ke 445 tanggal 22 April. Sementara untuk awal berdirinya Kabupaten Sumedang pertama dihitung sejak peristiwa penyerahan Mahkota Padjajaran Bino Kasih yang diserahkan ke Kerajaan Sumedang Larang tahun 1578 kepada Prabu Geusan Ulun saat Ibu kota berada di Kutamaya, Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, sekarang ini. Perhitungam awal mula tahun 1578 itu juga ditetapkan oleh keputusan DPRD Kab. Sumedang Nomor : 1/KPTS/DPRD/SMD/1973 tanggal 8 Oktober 1973.

Kabupaten Sumedang, saat terdahulu ada satu seorang bupati yang membawa Sumedang masa keemasan, dialah Pangeran Aria Soeria Atmadja, yang berkuasa selama 37 tahun sejak tahun 1883 – 1919.

Pangeran Aria Soeria Atmadja Bupati Sumedang ke 29, merupakan Bupati terakhir yang bergelar Pangeran, hingga disebut juga dengan julukan Pangeran Panungtung yang artinya pangeran terakhir, berikutnya dikenal juga dengan Pangeran Mekah kerena dia meninggal dunia di Mekah saat menunaikan ibadah haji di tahun 1921, bersama anak dan isterinya.

Diakui Radya Anom Keraton Sumedang Larang, Rd. Luky Djohari Soemawilaga, bila Pangeran Mekah memang merupakan Bupati Sumedang yang membawa Sumedang ke masa kejayaan.

” Beliau seorang Bupati Sumedang yang dimasa kepemimpinanya membawa Sumedang ke masa keemasan”, ujar nya saat ditemui di Gedung Srimanganti, Minggu ( 3/6/23).

Masih diungkapkan Luky, telah banyak prestasi yang ditorehkan dimasanya. Diantaranya kemajuan dibidang pertanian, pendidikan, ekonomi, kesenian, infra struktur, keamanan, kesehatan, perlindungan lingkungan dan hewan, serta peternakan dan perikanan, sehingga saking majunya Sumedang maka prestasinya diakui oleh Gubernur Belanda saat itu dan juga diakui oleh para pejabat luar wilayah dijamanya hingga nama nya termashur ke seantero pulau jawa dan Nusantara.

Dan untuk mengenang jasa – jasa Pangeran Mekah maka masyarakat Sumedang yang juga direstui pihak Kerajaan Belanda mendirikan bangunan Lingga ditengah Alun – alun Sumedang pada tahun 1922 yang dibuat oleh Pangeran Belanda bernana Siching, dj Jaman GubernurJenderal Hindia Belanda yang juga sekaligus dialah yang meresmikan bangunan Lingga tersebut, bernama Dr. Dirk Fock.

” Karena kemashuranya juga, hingga saat beliau berkunjung ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji, saat menginjakan kaki disambut oleh kepala suku yang paling berpengaruh dan berkuasa saat itu dengan pasukan lengkap. Disambut bak kedatangan seorang raja agung”, jelas Luky.

Selain beliau disambut karpet merah dan dihormati, beliau juga disana disebut dengan julukan Emir Java atau Raja Jawa.

Namun sayang saat di Mekah beliau jatuh sakit hingga meninggal dunia, begitupun dengan anak dan isterinya.

Karena meninggal nya di Mekah, berikutnya Pangeran Aria Suria Atmaja, oleh warga Sumedang dikenal dengan sebutan Pangeran Mekah. Sementara makamnya berada tepat disamping makam Siti Khadijah isteri Nabi Muhammad saw, di Mekah.

” Untuk memajukan Sumedang beliau tak segan – segan melakukan kunjungan ke berbagai pedalaman. Kalau istilah sekarang mungkin blusukan, maka tak heran bila dimasa nya Sumedang mengalami jaman keemasan karena beliau sangat perhatian sekali kepada rakyat nya dan dia pun seorang yang berpikir cerdas”, pungkas Luky.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine

Berita Terbaru