Pewarta : Jeky EPSA.

Koran Sinar Pagi, Sumedang – Peziarah ke suatu makam leluhur kalau sudah ada maksud maka tak  melihat jauhnya jarak dimanapun akan dikunjungi apalagi kalau peziarah itu sudah mendapatkan mimpi atau petunjuk bila ia harus mengunjungi ke makam tertentu. Begitupun makam Eyang Prabu Tadjimalela salah satu leluhur oramg Sumedang yang berada di puncak Gunung Lingga yang jalannya cukup menantang untuk dikunjungi.

Makam itu berada di wilayah Desa Cimarga, Kecamatan Situ, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Jalan menuju kesana bisa dilalui dari dua arah, pertama dari arah Corenda, belok kanan melewati Kantor Desa Linggajaya terus belok kiri naik ke atas melewati puncak Batu Dua  tempat olah raga Paralayang digelar.

Usai melewati Batu Dua masih terus berjalan menuju makam melalui jalan bebatuan, sekitar 1 kilometer baru sampai di lokasi, namun baru area bawah. Dan bila ingin masuk ke area makam para pengunjung diharuskan lagi berjalan menuju ke arah makam yang berlokasi sekitar 300 meter lagi menuju puncak Gunung Lingga.

Namun untuk alternatif  lain maka bisa ditempuh dari jalur jalan  melalui tanjakan Kirisik. Bila dari  Sumedang menuju Wado, usai melewati tanjakan Kirisik belok kanan terus menanjak dan sekitar 7 Kilometer  sampai di lokasi. Jalur itu sebelumnya akan melewati Kantor Desa Cimarga

Banyak peziarah yang sudah berkunjung ke  Makam Prabu Tajimalela  bahkan ada juga yang datang dari luar Jawa Barat,  seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan dikatakan Kepala Desa Cimarga, Opan Sopandi saat ditemui koransinarpagijuara.com,  di ruang kerjanya, mengatakan ada juga pengunjung dari luar negeri seperti Malaysia dan Perancis.

” Wah; sudah banyak peziarah yang datang ke sini ( Makam Prabu Tadjimalela), ada selain dari lingkup  daerah   Jawa Barat juga ada dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga luar negeri seperti Malaysia, bahkan Prancis”, ujar nya, Jumat, ( 5/5/23).

Masih dikatakan Opan, tujuan para peziarah  tentunya berbeda – beda sesuai maksud nya masing – masing, tapi intinya mereka berdoa di makam Leluhur Sumedang ini, tandas Opan yang sebelumnya pernah menjadi Ketua Paguyuban Kuncen Pancar Buana ini.

” Kalau yang datang dari Perancis mereka untuk Study Banding”, pungkas nya.