Keterangan Foto : Proyek Sumur Bor di Wilayah Sukalaksana, Bungursari Kota Tasikmalaya, yang kini disorot warga
Pewarta : Tono Efendi
Koran Sinar Pagi, Kota Tasikmalaya,- Proyek sumur bor air bersih yang telah rampung pembangunannya di Kampung Rancaremis RT 02/05 kelurahan Sukalaksana kecamatan Bungursari kota Tasikmalaya kini jadi sorotan warga, pasalnya selain mengeluarkan aroma tak sedap, dan air berwarna keruh kekuning Kuningan, proyek tersebut diduga asal jadi.
Pantauan wartawan dilokasi, air dari sedotan sumur tersebut disinyakir tidak hygienis dan terkontaminasi. Warga jl ini khawatir air dari sumur bor mengandung racun.
Menurut warga setempat, jika proyek sumur bor yang menelan biaya ratusan juta rupiah dari sumber anggaran pemerintah tersebut diduga jadi kurang bermanfaat, bahkan tidak sedikit warga menyebut proyek sumur bor tadi disebut Gatot alias gagal total.
“Proyek ini hanya menghamburkan hamburkan uang negara, karena air didalam sumur bor tersebut mengeluarkan selain mengeluarkan aroma bau tak sedap, warna air tersebut keruh dan kekuning Kuningan, jadi kini warga khawatir air tersebut beracun,” ungkap salah satu warga Sukalaksana yang minta namanya dirahasiakan kepada wartawan, Senin (13/02/2023).
Sumber itu juga menyebutkan, saat pembangunan sumur bor, warga tidak mengetahui, namun saat itu warga awalnya mengaku senang atas perhatian pihak pemerintah dimana warga sebagai penerima manfaat, sangat memerlukan sumber air bersih dari sumur bor tadi
“Jujurb saja, setelah ada permasalahan ini, sekarang kami bingung mau lapor kemana, karena tidak mengetahui nama CV atau pihak rekanan yang mengerjakannya, karena sejak awal kami tadinya merasa yakin jika hasilnya nanti akan baik, tapi kenyataannya kini warga merasa kecewa,” keluh warga tadi
Persoalan ini bermula dari laporan warga, mendengar keluhan tadi beberapa awak media langsung meninjau lokasi bangunan sumur bor dari proyek pemerintah yang berada di Kampung Rancaremis kelurahan Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.k
Begitu dicek, ternyata kran airnya sudah tidak berfungsi, bahkan saluran untuk pipa terlihat dikerjakan secara asal asalan, tidak ditanam tapi hanya berada di saluran air bekas limbah rumah tangga.
Parahnya lagi, sambungan pipa yang masuk warga hanya menggunakan bahan dengan spesifikasi rendah, karena posisi paralon terlihat riskanj jika pecah bisa saja kemasukan rembesan air limbah rumah tangga.
Saat, wartawan menghubungi pihak pelaksana proyek pembangunan ber insial B yang juga warga kelurahan Sukamulya hanya berujar akan memfasilitasi.
“Nanti saya akan menghubungi pihak pemborong dulu,” ucap B dengan nada enteng.
Sementara itu, salah satu anggota karang taruna setempat Dirman menyebutkan, proyek sumur bor ini seakan hanya menjadi monumen, tidak terpakai dari cecklis pekerjaan di awal tahun.
“Air yang dinantikan warga sampai sekarang tidak pernah dipakai, selain airnya kuning dan berbau banyak juga kesalahan dilakukan pihak pemborong. Salah satunya pemasangan sambungan yang asal asalan, ada juga yang salah pemasangan untuk penerima manfaat,” Kata Dirman.
Sebetulnya pihak Karang Taruna sempat menanyakan kepada pihak pemborong dan konsultan, jika proyek tadi dinilai kurang manfaat. Namun jawaban dari pihak konsultan hanya menjawab akan di cek ke lokasi.
“kalau kita amati dan telaah, dari kasus ini, proyek pembangunan sumur bor ini jadi kurang bermanfaat untuk masyarakat, bahkan bangunan ini layak jika dijadikan sebuah monumen,” sindir Dirman.