Rencana Kawasan Metropolitan Di Kab Bandung

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh: Sumiati (Ibu Rumah Tangga)

Kawasan Kabupaten Bandung adalah merupakan kawasan persawahan yang dapat menghasilkan berbagai macam jenis komoditas seperti beras, hortikultura, sayuran dan komoditas pertanian lainnya. Suasananya masih asri karena belum terlalu banyak industri pabrik seperti di perkotaan.

Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bandung justru merencanakan akan ada lima kecamatan di wilayahnya yang akan dibangun sebagai kawasan metropolitan Bandung Raya. Upaya mewujudkan lima kecamatan di Kabupaten Bandung menjadi kawasan metropolitan ini akan masuk ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Pemkab Bandung. Bahkan Pemkab akan bekerja sama dengan konsultan tata kota dari Prancis. Dilansir dari Prfmnews.id.

Lima kecamatan itu diantaranya Soreang, Katapang, Kutawaringin, Margahayu dan Margaasih. Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Cakra Amiyana mengatakan lima kecamatan itu telah disetujui Kementerian ATR/BPN menjadi Kawasan Perkotaan Soreang. Perwujudan kawasan ini diharapkan nantinya akan semakin menarik investor untuk berinvestasi demi pembangunan Kabupaten Bandung.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah dengan menjadikan lima kecamatan itu sebagai metropolitan benar-benar bisa membangun masyarakat yang sejahtera? Ataukah hanya demi kepentingan segelintir orang saja? Yang pasti apapun yang dilakukan oleh mereka sejatinya bukan untuk kesejahteraan rakyatnya.

Kita lihat saja banyak pembangunan-pembangunan yang mengatasnamakan demi kesejahteraan rakyat kenyataannya hanya dinikmati oleh segelintir atau sekelompok orang saja, yaitu para korporasi.

Dengan menjadikan kawasan pedesaan yang kaya akan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kemudian dijadikan sebagai kawasan metropolitan, maka pasti akan berdampak yang mengakibatkan masyarakat kehilangan mata pencaharian mereka. Sekalipun disini tujuan nya ketika sudah dijadikan kawasan metropolitan akan memberikan peluang pekerjaan/usaha tetapi banyak bukti tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Apalagi tujuan kawasan metropolitan ini mengharapkan banyaknya investor yang ingin berinvestasi disana. Artinya ada pikah ketiga atau bahkan lebih yang berkecimpung disana. Maka ketika pemerintah sudah ada hubungan kerja sama dengan pihak ketiga tersebut dianggap memberikan keuntungan lebih besar bagi pihak ketiga.

Sebenarnya tidak ada yang salah ketika kawasan pedesaan dijadikan kawasan metropolitan selama yang mengelola semua itu adalah pemerintah sendiri tanpa adanya pihak yang lain yaitu korporasi. Dan kita tahu sendiri bagaimana sistem saat ini yang memegang kekuasaan adalah para korporasi bukan negara. Negara hanya sebagai regulator saja.

Berbeda dengan Islam ketika masa pemerintahan Abbasiyah yang pada waktu itu menjadikan Baghdad sebagai pusat kota/pemerintahan dengan berbagai pertimbangan, seperti politik, keamanan, sosial dan geografis. Sebelum membangun kota Baghdad, Al-Mansyur mengutus banyak ahli untuk tinggal beberapa lama di kota itu. Mereka diperintahkan untuk meneliti keadaan tanah, cuaca dan kondisi geografisnya. Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa Baghdad yang terletak di tepian sungai Tigris sangat strategis dijadikan sebagai pusat pemerintahan Islam.

Begitupun dengan Cordova, pada pertengahan abad ke 4 Hijriyah atau 10 Masehi menjadi kota metropolitan yang menandingi kota-kota dunia di waktu yang sama. Hal ini tercermin mulai dari sistem pendidikannya, sekolah-sekolah tumbuh subur untuk mendidik manusia. Orang-orang fakir Cordova bisa mengenyam pendidikan di berbagai sekolah secara gratis karena dibiayai oleh negara. Maka tidak aneh jika setiap penduduk Cordova mampu membaca dan menulis. Sedangkan, disaat yang sama kaum elit Eropa justru masih buta baca dan tulis kecuali beberapa tokoh agama.

Penduduk Cordova mereka hidup dalam kesejahteraan luar biasa dan diliputi suasana keimanan hingga mampu menjadi mercusuar pendidikan di benua Eropa bahkan dunia.

Itulah gambaran tata kelola sebuah negara yang menggunakan sistem Allah, yaitu sistem Islam. Rakyat terjamin kesehatannya, populasi terus bertambah. Bukan hanya dari sisi kreatifitas, namun kualitas generasinya diperhatikan. Sehingga melahirkan banyak sosok pemimpin, ulama dan ilmuwan. Bahkan menjadi salah satu kota metropolitan Daulah Islamiyyah yang sangat tidak mungkin untuk disaingi oleh kota metropolitan manapun sepanjang sejarah dalam sistem kapitalisme.

Kota metropolitan dalam sistem kapitalisme membuat kita bergidik. Disamping kemegahan gedung-gedung pencakar langitnya, ketimpangan di masyarakat terus meningkat, kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, rusaknya kehidupan moral tidak lagi mampu dihitung dengan jari. Betapa banyak generasi yang berpendidikan tinggi namun amoral atau hanya berujung menjadi budak korporasi. Kota metropolitan hari ini hanya dihias agar terlihat cantik, namun masyarakatnya sangat sakit.

Hanya dengan kembali menggunakan sistem Islam pengelolaan suatu negara akan benar-benar maju dan melahirkan sosok-sosok yang berkepribadian Islam.

Wallahu’alam bishshawab

 

Dari : Sumiati

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90