Senin, Februari 10, 2025

Al Jabbar Wisata Religi Penuh Edukasi Generasi Jabar Juara Lahir & Batin

Penulis: Drs. Iwan Kurniawan (Kepala SMAN 1 Katapang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat)

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS At-Taubah: 18)

Selain menjadi tempat ibadah, saat ini masjid dijadikan sebagai tempat wisata religi bagi umat islam. Hal ini tidak terlepas dari daya tarik masjid yang dibangun, dibuat lebih indah dan penuh makna. Seperti masjid Al Jabbar yang telah diresmikan oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Al Jabbar kedepannya sangat cocok menjadi wisata religi yang penuh edukasi bagi warga Jabar, warga Indonesia atau warga asing yang berlibur ke Indonesia.

Masjid Al Jabbar telah resmi menjadi masjid raya yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya, masjid raya Jawa Barat masih “menumpang” di Masjid Agung Bandung.

Sebelum masjid ini berdiri, awalnya ada usulan yang disampaikan Ridwan Kamil di tahun 2016 saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Gayung bersambut, gubernur yang menjabat saat itu Ahmad Heryawan menyetujui.

Dari situ usulan kemudian langsung ditindak lanjuti dengan mekanisme pembebasan lahan, hingga peletakan batu pertama di tanggal 29 Desember 2017 oleh  oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat saat itu, yaitu Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar.

Masjid Al Jabbar sendiri berdiri di lahan seluas  seluas 25,8170 hektare. Diharapkan masjid ini mampu menunjang kawasan Gedebage yang diproyeksi sebagai Central Business District (CBD) yang baru di masa depan.

Masjid Al Jabbar yang berlokasi di wilayah Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat memiliki keunikan terutama di struktur desainnya. Jika dilihat dari jauh, bangunan rumah ibadah megah ini seakan terapung di atas perairan. Selain visualnya, ternyata sisi unik juga tersimpan di balik namanya.

Seperti yang diungkapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil saat memberi sambutan di peresmian Masjid Al Jabbar, Jumat (30/12). Menurutnya nama Al Jabbar tidak semata berasal dari singkatan nama provinsi.

Nama tersebut juga terinspirasi dari rumus Matematika Al Jabbar. Sehingga bisa dilihat dari bentuk bangunannya yang mirip komponen rumus tersebut. Hasil dari konsep rumus itu kemudian menciptakan tampilan visual yang rumit, namun indah. Selain itu, sosok penemu rumus yakni Al Jabbar juga mempengaruhinya.

Namun dari sisi Islam, nama Al Jabbar diambil dari salah satu nama Allah, yakni Al Jabbar yang terdapat di 99 Asmaul Husna. Arti Al Jabbar sendiri adalah agung atau besar, dan ini sesuai dengan karakter bangunan masjidnya. Al-Jabbar juga bermakna Zat Yang Maha Memaksa. Allah subhanahu wa taala memaksakan kehendak-Nya kepada siapa dan apa saja, sehingga tak ada suatu apapun kecuali kehendak Allah subhanahu wa taala pasti menembusnya. Sehingga masjid ini berdiri pada dasarnya kehendak Alloh

Dari sisi lain, Masjid Al Jabbar didesain ramah lingkungan. Terlihat dari unsur-unsur kaca yang ditempatkan di dinding dan berfungsi sebagai pencahayaan alami. Salah satu sisi positifnya, Masjid Al Jabbar tidak perlu menggunakan banyak pencahayaan lampu dan aliran listrik pada saat siang hari, karena cahaya matahari dapat langsung menerangi area dalam masjid. Di sekitar area masjid juga terdapat kolam retensi untuk mencegah banjir di kawasan Gedebage. Belum lagi area sekitar bangunan merupakan kawasan hijau.

Dalam peresmian Masjid Al Jabbar  yang telah menghabiskan biaya pembangunan sebesar Rp 1 Triliun bertepatan dengan salat Jumat. Terpantau jemaah-jemaah memadati area masjid. Salat Jumat perdana di di Masjid Al Jabbar sendiri dipimpin oleh KH Cecep Abdullah Syahid selaku imam, dengan khatib KH Juhadi Muhammad.

Orang-orang penting juga menghadiri peresmian tersebut, seperti Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Wibowo, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana serta tokoh Jawa Barat, anggota DPR RI, anggota DPRD Jabar, para bupati/wali kota, pimpinan ormas keagamaan, serta para sesepuh Jabar.

Untuk saat ini, Masjid Al Jabbar diperkirakan memiliki kapasitas 50 ribu jamaah. Masjid ini terdiri dari dua lantai. Di sana juga terdapat fasilitas visual yang menampilkan masuknya ajaran Islam dan perkembangannya. Masjid Al Jabbar memiliki 27 pintu masuk yang bermakna masjid ini milik 27 kabupaten dan kota di Jabar yang disimbolkan oleh desain batik setiap kota dan kabupatennya.

Lantai bawahnya didesaian untuk ruangan museum Rasulullah, sejarah Islam di Nusantara dan Jawa Barat, alun-alun serta tempat wudu outdoor yang terinspirasi dari Turki. Masjid juga cocok menjadi wisata sejarah karena memiliki ornament atau hiasan dalam arsitektur  sejarah 25 nabi.

Dalam rangkaian peresmian itu, Gubernur Jabar juga sempat menyampaikan amanat kepada warga Jawa Barat. Jika nanti meninggal dunia minta disholatkan di masjid Al Jabbar. Hal itu mengingatkan kita pada suatu hadist yang bersumber dari Umar ibn Khattab, khalifah kedua setelah Abu Bakar al-Shidiq, pernah berkata:

أتيتُ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عاشرَ عشرةٍ , فقال رجلٌ من الأنصارِ : من أكيَسُ النَّاسِ وأكرمُ النَّاسِ يا رسولَ اللهِ ؟ فقال : أكثرُهم ذِكرًا للموتِ وأشدُّهم استعدادًا له أولئك هم الأكياسُ ذهبوا بشرفِ الدُّنيا وكرامةِ الآخرةِ .

”Bersama sepuluh orang, aku menemui Nabi SAW lalu salah seorang di antara kami bertanya, ‘Siapa orang paling cerdas dan mulia wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat’.” (hadits riwayat Ibnu Majah).

Ridwan Kamil juga sempat menceritakan bahwa dirinya telah banyak mendesain puluhan berbagai bangunan mulai dari museum hingga masjid. Karena karyanya terkenal dengan desainnya yang unik dan juga artistik. Desainnya gratis dan kegemarannya sebagai arsitek untuk membangun masjid merupakan amanah dari orang tuanya.

Menyambut peresmian masjid tersebut, Dinas Pendidikan Jawa Barat berupaya ikut serta menghadirkan pelajar untuk memakmurkan masjid Al Jabbar. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri No. 1066 dan SKB No. 3 tahun 2022 mengenai Hari Libur Nasional serta Cuti Bersama tahun 2023. Maka puasa ramdahan diperediksi akan dimulai pada 22 Maret 2023 dan akan berakhir pada 21 April 2023.

Khusus untuk kegiatan ramadhan di tahun depan, Dinas Pendidikan Jawa Barat akan menggunakan Masjid Al Jabbar sebagai sarana pembentukan karakter siswa. Masjid Al Jabbar yang terletak di Bandung yang telah diresmikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, H. Dedi Supandi S.STP, M.Si telah menyiapkan dan mensosialisasikan beberapa program untuk memakmurkan Masjid Al Jabar. Diantaranya dengan program 7 hari berkarakter. Program 7 hari berkarakter atau disingkat 7 harkat itu ialah Senin bercerita tentang aktivitas wawasan kebangsaan, Selasa bercerita tentang wawasan internasional, Rabu tentang literasi dan lingkungan hidup. Kamis tentang budaya lokal, Jumat cerita tentang olahraga dan agama, Sabtu tentang rumahku surgaku, serta Minggu tentang sosial kemasyarakatan.

Dan kegiatan smartren Ramadan yang sebelumnya sudah diluncurkan di bulan april 2022. Pada Ramadhan tahun depan kegiatannya akan dilanjutkan dan dipusatkan di Masjid Al Jabbar. Pendidikan yang diberikan pada siswa yang mengikuti smartren Ramadhan fokus tentang bagaimana pelaksanaan puasa, tata cara salat, sejarah para nabi, berbakti pada orang tua, tauhid dan belajar memahami hingga mengamalkan Al-qur’an.

Membangun masjid yang megah tidaklah mudah, tetapi memakmurkan masjid juga tidaklah lebih mudah. Ada kesan mendalam yang membekas dan menjadi awal yang baik saat Gubernur Jawa Barat mengajak sholat subuh dan memberikan ceramah subuh sebagai pemimpin daerahnya secara langsung. Dilanjut dengan membersihkan lingkungan masjidnya secara bersama-sama ASN di lingkungan pemerintah provinsi Jawa Barat. Di antara rangkaian acara puncak peresmiannya ialah melalui sholat jum’at dengan mengundang puluhan ribu warga dan tokoh Jawa Barat, sebagai tanda peresmian masjid Al Jabbar. Momen itu diharapkan menjadi pondasi yang kuat untuk tetap istiqomah menjaga memilihara dan memakmurkan masjidnya.

Dengan berdirinya Mesjid Raya Al Jabbar, selayaknyalah kita selaku warga Jawa Barat merasa ‘reueus’, bangga memilikinya dengan memanfaatkan Mesjid Raya kebanggan kita ini. Sebagai bagian dari pusat pengembangan sumber daya manusia, terutama di bidang  keagamaan dan pendidikan umat, khususnya warga Jawa Barat.

“Semoga dengan hadirnya masjid Al Jabbar dapat menjadi tempat untuk membangun generasi muda yang juara lahir dan batin. Penuh dengan karya untuk kebermanfaat umat di masa depan yang membawa ke arah jalan selamat Dunia hingga Akhirat”

Kepala Dinas Pendidikan Jabar, H. Dedi Supandi S.STP, M.Si menyempatkan makan pagi bersama Drs. Dahyar M.M, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII, dan Kepala Sekolah di GBLA setelah acara gladi resik halaman Masjid Al Jabbar.

Media Cetak Diprediksi Lebih Menyehatkan Akal Pikiran Dibandingkan Media Sosial

media cetak & Online
media cetak & Online
Sungguh-sungguh, semangat, hati-hati, berkarya, bekerjasama & Berdo'a

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru