Senin, Februari 10, 2025

Spirit Muhammd Pra Kerosulan

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)

Buku best seller berjudul “Muhammad Sang Inspirator Dunia” karya Dr. Aidh al-Qarni sangat penting kita baca. Tokoh-tokoh mondialis sangat perlu kita pelajari. Apalagi tokoh pembawa ajaran agama, sangat utama.

Adalah Muhammad muda fenomenal, menonjol pada zamannya dan abadi pengaruhnya sampai akhir zaman. Bahkan alam akhirat manusia pun terhubung dengan apa yang dilakukan Sang Pencerah sebagai Nabi di kemudian hari.

Berikut Saya tuliskan sejumlah kisah sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rosul. Bagi Saya ini menjadi lebih menarik. Mengapa? Karena Ia masih manusia biasa yang belum menjadi rosul.

Muhammad lahir dari seorang ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. Sejak kecil Ia sudah menderita dan sengsara asbab takdir dan tradisi jahiliah di sekitarnya.

Ia terlahir yatim, dibesarkan bukan oleh ibunya, karena tradisi Arab Quraisy jahilah saat itu memang demikian. Tradisi Quraisy ini terpaksa membuat Muhammad di bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah (ibu susunya) selama tiga tahun.

Ketika Muhammad berusia enam tahun, sang ibu, Siti Aminah, meninggal dunia. Ia pun hidup bersama kakeknya, Abdul Muthalib. Ia bersama kakek yang sangat mencintainya selama dua tahun.

Setelah kepergian kakek yang sangat dicintai dan mencintainya, Ia diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, hingga dewasa. Bayi bersama Halimah, remaja bersama Abdul Muthalib dan dewasa bersama Abu Thalib.

Sebuah perjalanan kehidupan yang tak sempurna dan penuh derita. Ia lahir dari keluarga bangsawan tapi kisah hidupnya pilu dan terjebak tradisi yang sangat buruk.

Kisah getir masa balita, remaja muda dan pra dewasa, sungguh menyedihkan. Namun ada satu hal yang sangat menonjol saat Ia belum dewasa dan belum menikahi janda Siti Khadijah adalah integritasnya.

Sosok pemuda yang bernama Muhammad adalah sosok yang punya attitude terbaik. Bahkan Ia sangat jujur melihat realitas Quraisy yang sangat bodoh. Ia melihat saudara, tetangga, kaum dan leluhurnya terlalu bodoh. Tertinggal dari kemajuan adab dan peradaban.

Diantara hal yang bisa kita petik mengapa Muhammad muda menjadi tokoh pembaharu ? Sampai akhirnya Tuhan memilihnya sebagai pembawa pesan_Nya?

Pertama, Ia punya masa lalu yang sangat getir. Hal ini memberinya pembelajaran real, terkait ketahan malangan (adversity quotient). Ia sosok yang teruji secara mental. Sejak kecil sudah tahan banting.

Muhammad muda menjadikan pengalaman derita sebagai pemantik hidup untuk lebih baik. Tidak prustasi, tidak putus asa dan tidak mau jadi manusia biasa pada umumnnya.

Kedua, Ia punya dasar mental tegak lurus, jujur, al amin julukan sosialnya. Ia sudah punya self branding sebagai pemuda yang tegak lurus, berintegritas. Ini modal sosial yang sangat baik.

Apalagi saat itu, kaum Quarisy tentu banyak tipu daya, daya tipu dan maunafikun entity. Kehadiran Muhammad muda, kontras dan menonjol ditengah sulitnya mencari orang yang zero modus.

Ketiga, Ia keras dan tak mau mengalah pada realitas jumud kaum Quraisy, leluhurnya yang bodoh terlalu, terlalu bodoh. Ia ingin masa depan Quraisy lebih baik dan berada dalam rel terbaik.

Muhammad muda tidak larut dalam arus kuat tradisi bodoh leluhurnya. Bahkan dalam sejarah kenabiannya, Ia mengambil risiko hijrah, menghindari leluhurnya yang jauh dari kebaikan.

Keempat, Ia belajar pada istrinya Siti Khadijah yang sudah lebih dewasa dan diduga sudah beragama Nasrani. Selama 15 tahunan bersama Siti Khadijah baru lah Ia menjadi seorang Nabi. Tidak ada suami hebat dengan istri yang tak hebat.

Kelima, penguat kenabian Muhammad SAW saat menerima wahyu pertama adalah istrinya. Ia lah yang pertama meyakinkan dan memberi penguatan. Istri tercinta mengajaknya menemui Waraqah bin Naufal.

Waraqah bin Naufal adalah seorang imam Arab dan ahli kitab beragama Nasrani yang masih berkerabat dengan Khadijah. Orang yang mengimani pertama kenabian Muhammad SAW adalah istri dan penganut agama Nasrani.

Derita masa lalu, ketahan malangan, kejujuran, skeptis kritis, niat memperbaiki, peran Sang Istri, peran guru/penasehat, reflektif dan belajar tiada henti menjadi paket sukses sosok Muhammad SAW.

Satu lagi, pembaharu dan tokoh perubahan itu selalu terlahir dari darah biru, bukan dari masyarakat miskin yang sulit belajar. Keluarga bangsawan selalu melahirkan tokoh pembaharu.

Keluarga bangsawan yang punya integritas dan niat baik adalah modal perbaikan umat. Bersatunya dua keluarga bangsawan, soleh solehah melahirkan energi baru, perubahan sosial.

Bila Muhammad muda ingin populer dan menjadi tokoh Quraisy bersama Abu Jahal, sangat mudah. Ikuti saja mereka dengan modus, maka Muhammad tidak akan terusir dari Quraisy. Tidak ada peperangan dan korban jiwa.

Namun Muhammad muda tidak mengambil jalur pragmatis, rekonsiliasi dengan kaum jumud bermadesu. Ia memilih “pemberontakan” demi masa depan yang lebih baik bagi kaum Quraisy.

Faktanya, hari ini satu nama yang setiap saat dimuliakan, paling banyak disebut umat manusia adalah Muhammad. Paling banyak nama anak adalah Muhammad. Sementara tidak ada satu pun anak bernama Abu Jahal.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru