Rabu, Mei 14, 2025

Sabar Yang Lebih Utama

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Alloh Ta’ala Berfirman,

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ
فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).
(QS. An-Nazi’at: 40-41)

Mengenai ayat di atas, Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata :

الصَّبْرُ صَبْرَانِ ؛ أَحَدُهُمَا أَفْضَلُ مِنَ الآخَرِ،
الصَّبْرُ عِنْدَ المُصِيبَةِ حُسْنٌ، وَأَفْضَلُ مِنْهُ الصَّبْرُ عَمَّا نَهَاكَ اللهُ عَنْهُ.

” Kesabaran itu ada dua ; salah satu dari keduanya lebih utama dari yang lainnya. Yang pertama adalah sabar ketika tertimpa musibah, dan ini merupakan suatu kebaikan. Dan sabar yang lebih utama ialah sabar dalam meninggalkan apa yang Allah larang kepadamu “.
(Tafsir Yahya bin Salam : 2/633)

Sudah menjadi keumuman setiap orang yang mendapatkan musibah, mereka akan bisa untuk bersabar. Namun dalam meninggalkan apa yang Alloh larang untuknya, kebanyakan manusia lupa. Sehingga bersabar dalam meninggalkan larangan Alloh ini lebih utama dari kesabaran pada umumnya.

Dan diantara kesabaran dalam meninggalkan larangan Alloh ialah sabar untuk menahan agar tidak mengikuti hawa nafsu yang diinginkan. Karena timbulnya kemaksiatan, kelalaian, kefuturan, hingga penyimpangan dalam agama diakibatkan. Sebab para pelakunya mengikuti hawa nafsunya. Mereka lupa bersabar untuk tidak mengikuti hawa nafsunya.

Dan diantara bentuk mengikuti hawa nafsu ialah berpaling dari majelis ilmu. Betapa besar keutamaan dan balasan bagi mereka yang istiqomah dalam menghadiri majelis ilmu. Namun dengan sebab mengikuti hawa nafsunya, seseorang akan mudah berpaling dari seguadang keutamaan tersebut, akibat dari lupa untuk bersabar dalam meninggalkan larangan Alloh.

Sementara tidaklah sempurna iman seseorang, sampai ia mampu mengendalikan keinginan hawa nafsunya.

Seperti sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam ;

لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ”

“Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku
bawa.”

(Hadits hasan shahih, Diriwayatkan oleh Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (1/212) , Ibnu Abi ‘Ashim dalam as Sunnah (1/12), dll)

Maka dalam Firman Alloh Ta’ala (QS. An Nazi’at 40 -41) di atas, sangatlah jelas bahwa tiada balasan terbaik untuk orang yang bersabar dalam meninggalkan larangan Alloh berupa mengikuti hawa nafsunya, kecuali Alloh sediakan surga sebagai tempat kembali yang terbaik untuknya.

“Semoga Alloh berikan taufiq untuk kita mampu bersabar dalam meninggalkan apa -apa yang Alloh larang”
Aamiin.

Walloohu’alam.
Semoga bermanfaat.

=======================
Faidah kajian : Ust. Ruslan حفظه الله
Malam Sabtu, 28 Okt 2022
Penyusun : Al faqir  Sufyan As syuja’i

Sikap Nabi Menyambut Musim Hujan

media cetak & Online
media cetak & Online
Sungguh-sungguh, semangat, hati-hati, berkarya, bekerjasama & Berdo'a

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru