Pewarta: Dwi Arifin
Koran SINAR PAGI (Sukabumi)-, Sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015, Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober. Peringatan Hari Santri antara lain dilakukan dengan menggelar upacara bendera dan kegiatan lainnya.
Kementerian Agama telah menerbitkan surat edaran No. SE 27 tahun 2022 tentang Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan Hari Santri 2022. Isi surat edaran itu antara lain mengatur bahwa upacara bendera Peringatan Hari Santri dilaksanakan serentak pada 22 Oktober 2022 dengan tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”.
Mungkin itu hanya penjelasan sedikit tentang “Hari Santri”, Koran SINAR PAGI berupaya memperoleh penjelasan yang lebih luasnya dari narasumber Ustadz. H. Iwan Jenal Aripin, Lc, yang paham tentang makna hari santri, kaderisasi santri dan peran santri dari Kepesantrenan SMA Pesantren Unggul Al Bayan di Jl. Al Bayan no. 100, Cibadak, Sukabumi.
Mari simak hasil wawancara khusus bersama Ustadz. H. Iwan Jenal Aripin, Lc, Pengelola Kepesantrenan SMA Pesantren Unggul Al Bayan. Dengan tema wawancara yang dibahas perihal “Hari Santri 2022 & Pendidikan Berbasis Pesantren”
Sejak ditetapkannya hari santri dan dilaksanakan peringatan setiap tahunnya, seperti apa tanggapan Ustadz. H. Iwan Jenal Aripin, Lc, Pengelola Kepesantrenan SMA Pesantren Unggul Al Bayan tentang perkembangan, hikmah dan dampak khususnya kepada pesantren di daerah selama ini?…
“Dengan adanya hari santri nasional, maka semakin besar perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap perkembangan pondok pesantren. Sehingga pesantren sudah bukan lagi pilihan alternatif untuk pendidikan, tapi sudah menjadi pilihan utama”, Ucapnya
Menurut Ustadz. H. Iwan Jenal Aripin, Lc, sebagai Pengelola Kepesantrenan SMA Pesantren Unggul Al Bayan, seperti apa program ideal untuk melaksanakan peringatan hari santri tersebut?…
Di Al Bayan kegiatan hari santri nasional diisi dengan berbagai kegiatan positif dan kreatif, diantaranya mengadakan berbagai perlombaan yang menstimulus minat dan bakat santri, menggelar acara yang menampilkan kreativitas santri.
Semakin banyaknya pertumbuhan jumlah pesantren berbasis sekolah modern di daerah, maka penting sebelum memilih pesantren terbaiknya, bagi orang tua yang akan menitipkan anaknya untuk selektif memilih pesantren.
Melihat fenomena tersebut, Ustadz. H. Iwan Jenal Aripin, Lc, mengingatkan agar masyarakat tepat memilih pesantren atau guru bagi anak-anaknya. Melalui langkah yang harus ditempuh dengan mengetahui kriteria yang menjadi acuan atau standarnya. Sebelum memilih pesantren diantaranya ialah orang tua calon santri harus melakukan survey langsung ke pondok pesantren dan menanyakan beberapa hal diantaranya; Latar belakang pendidik (kiayi dan asatidznya). Muatan pelajaran yang diajarkan. Pola pembelajaran yang diterapkan atau pengasuhan/pendampingan. Selain itu juga perihal sarana prasarana (fasilitas) yang tersedia, bahkan Skill khusus yang dipelajari sebagai nilai tambah untuk bekal santri
Semakin meningkatnya jumlah pesantren yang ada di pelosok desa dan kota. Semakin banyak pula jumlah santri yang ada di masyarakat. Melihat pontensi itu, sekarang di pondok pesantren itu, santri tidak hanya belajar ilmu agama, akan tetapi dibekali berbagai keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat. Seperti pertanian, peternakan, wirausaha dan jiwa kepemimpinannya pun disiapkan dengan sangat baik supaya bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan atau bahkan siap berkiprah di tengah-tengah masyarakat.
Apalagi santri saat ini dihadapkan dengan persaingan global dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi. Mencermati tantangan tersebut bagi kaum santri, SMA Pesantren Unggul Al Bayan sebagai dunia pondok pesantren sudah menyadari tantangan dunia global sejak dulu. Maka kita akan temukan di hampir semua pondok pesantren dilakukan pembiasaan bahasa asing (Arab-Inggris) khususnya dan dibekali keterampilan IT. Itu semua dalam rangka mempersiapkan santri untuk mampu bersaing di dunia global.
Ustadz. H. Iwan Jenal Aripin, Lc menceritakan dahulu santri sempat digerakan sebagai sumber daya manusia yang berperan untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setalah 77 tahun merdeka, lulusan santri dari Kepesantrenan SMA Pesantren Unggul Al Bayan, diarahkan sebagaimana santri terdahulu yang memiliki peran aktif dalam melanjutkan perjuangan kemerdekaan. Santri millenialpun tak kalah pentingnya, mereka memiliki peran yang sangat vital, dengan menjadi santri yang mandiri dan berintegritas tinggi. Maka ini merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa kita, karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini. Mereka akan mengisi kemerdekaan dengan berbagai inovasi dan nilai-nilai positif.
Dalam kesehariannya yang merupakan bagian dari langkah mencetak lulusan terbaiknya. Santri Al-bayan dididik dan didampingi untuk menjadi santri yang mandiri, berprestasi, dan berakhlak mulia. Itu semua dibentuk melalui berbagai pembiasaan. Mulai dari pembiasaan Ubudiyah, belajar dan mengikuti berbagai perlombaan. Dengan pola pembiasaan itu, para santri terbentuk menjadi santri yang berdaya juang tinggi, tidak mudah menyerah. Dan itu merupakan modal yang sangat besar untuk bisa survive di jenjang berikutnya baik di dunia pendidikan, dunia kerja maupun di masyarakat.
Untuk kemajuan SMA Pesantren Unggul Al Bayan di masa yang akan datang, pihak sekolah tentunya terus melakukan banyak perbaikan mulai dari pelayanan dan sarana prasarana untuk menunjang kebutuhan dan kelancaran aktivitas seluruh santri.
Ustadz. H. Iwan Jenal Aripin, Lc juga mengungkapkan perihal kurikulum serta pelaksanaan pembelajarannya. “Kurikulum yang ada di Al Bayan, pertama kita beprinsip kepada Mastery learning atau ketuntasan belajar. Siswa diberikan kesempatan untuk remedial dengan cukup banyak frekuensinya lebih dari 3 kali. Kemudian di Al Bayan itu guru-guru melayani pendidikan bukan hanya di siang hari saja, tetapi sore hari, malam dan ba’da subuh. Para guru di Al Bayan stay bersama siswa, sehingga sangat mudah dihubungi, karena mereka menetap di pesantren. Selanjutnya siswa setelah ujian sekolah akan didampingi hingga masuk ke perguruan tinggi negeri, tidak diserahkan ke bimbel yang ada di luar.
Wanita Ulama Banyumas Ungkapkan Strategi Membangun Generasi Berakhlak Muhammad
Hakikat Harta?… Halalnya Akan Dihisab & Haramnya Mendatangkan Adzab