Pewarta: Dwi Arifin
Koran SINAR PAGI (Banyumas)-, Maulid Nabi Muhammad ﷺ atau Maulud (Arab: مولد النبي, Mawlid an-Nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad ﷺ yang sering dirayakan di Indonesia. Perayaannya dilaksanakan pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah atau setelahnya. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam setelah Nabi Muhammad ﷺ wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Selain itu bertujuan untuk mewujudkan harapan pentingnya keteladanan kehidupan Nabi agar diterapkan oleh umat islam.
Mungkin itu hanya penjelasan sedikit tentang “Maulid Nabi”, Koran SINAR PAGI berupaya memperoleh penjelasan yang lebih luasnya dari narasumber Tokoh Ulama yang paham tentang Maulid Nabi, melalui wawancara khusus bersama Hj. Umnia Labibah S.Th.i, M.Si, Divisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Banyumas dan Pengelola Pesantren Miftahul Huda Rawalo Banyumas. Mari simak hasil wawancaranya.
- Dari jaman ke jaman Maulid Nabi menjadi ciri khas umat islam di Indonesia dalam menumbuhkan kecintaan pada nabinya. Mohon penjelasan dari Hj. Umnia Labibah S.Th.i, M.Si, seperti apa perkembangan perayaan “Maulid Nabi” di masyarakat pulau Jawa selama ini?…
Perayaan islam di nusantara khususnya di pulau Jawa tidak lepas dari masuknya islam di Indonesia. Menurut sejarah, Islam di Indonesia di bawa oleh para habaib dan ulama hadramaut, Persia dan India. Islam yang di bawanya juga bercorak sunni. Dari corak islam yang masuk ke Indonesia inilah membentuk islam Indonesia yang khas dan berakulturasi dengan budaya lokal. Kita tahu dalam islam sunni perayaan-perayaan keagamaan adalah bagian dari ritual yang dilanggengkan, termasuk merayakan maulid, hari kelahiran nabi.
Maulid sendiri dalam sejarah popular disebut mulai dirayakan di masa Sholahuddin al-Ayyubi dengan membuat sayembara puisi untuk mengenang sang rasul. Hari ini banyak negara yang merayakanya, Mesir, Pakistan, Turki, Persia, Irak dan banyak negara lainya.
- Menurut Hj. Umnia Labibah S.Th.i, M.Si, seperti apa program ideal untuk mengisi Maulid Nabi agar menarik generasi muda menghadirinya, bahkan mendapatkan ibroh untuk meneladani ahklak Nabi dalam kehidupan sehari-hari?…
Mengisi perayaan maulid bisa menjadi sangat beragam dan bisa disesuaikan kebutuhan konstituennya. Di kalangan pemuda penting sekali menumbuhkan kecintaan pada nabi. Pemuda adalah usia dimana mereka sedang mencari sosok figur yang bisa dijadikan role model. Maka dengan memperkenalkan sosok sang rasul lebih dalam akan menumbuhkan kecintaan pada nabi hingga akan menjadikannya sebagai panutan.
Selaian dengan membaca sholawaat, membaca barzanji, juga bisa dengan perlombaan membuat essay tentang nabi, membuat puisi tentang nabi. Perayaan di kalangan remaja bisa pula melalui kegiatan positif seperti tadabur alam yang di dalamnya diberi muatan sejarah nabi, ataupun sejenisnya
- Sebagian generasi muda semakin banyak yang tidak paham tentang ahlak nabi dan tak menerapkannya, padahal mereka mengaku beragama islam. Menurut ibu Hj. Umnia Labibah S.Th.i, M.Si, hal itu terjadi karena kurangnya uswah wa qudwah ulama di masyarakat atau ketidak minatan mereka mengikuti gaya hidup yang di jalankan Nabi atau sebab adanya tokoh idola lain?….
Gempuran budaya hedon hari ini sangat cepat dan menguasai semua sendi kehidupan. Sementara in put kebaikan yang masuk dengan informas budaya hari ini jauh lebih besar.
Remaja adalah masa sedang mencari jati diri, mencoba-coba, … jika input informasi tentang nabi sangat kecil, mereka juga akan jauh dari perlaku sebagaimana nabi. Maka disinilah pentingnya pendampingan remaja, agar tidak semata terbawa arus budaya hedon. Penting membawa remaja untuk terus mencinta masjid, dekat dengan masjid dan banyak berinteraksi dan berkreasi di masjid, sehingga akan membawa nilai positif dalam perkembangan jiwanya
- Menurut Hj. Umnia Labibah S.Th.i, M.Si, bagaimana langkah atau strategi untuk “Membangun Generasi Berakhlak Muhammad di Era Digital” ?…
Pertama, tetap beri ruang pemuda berkreasi dan mengenal perkembangan iptek. Karena ini adalah dunia dan perkembangan yang tidak bisa ditolak, sedangkan jika meninggalkanya justru menjadi kemunduran bagi generasi muda. Kedua, damping perkembangan remaja dengan banyak berkomunikasi. Kenali perkembangan remaja agar kita bisa tahu apa yang terjadi dengan mereka. Ketiga, dekatkan anak dengan lingkungan yang baik, buat anak nyaman dengan sekolah, masjid atau dengan kajian. Keempat, yang utama adalah dengan uswah, beri contoh yang baik kepada anak agar mereka tidak mencari role model di luar rumah dan salah mencari role model.
- Apa harapan Ibu Hj. Umnia Labibah S.Th.i, M.Si, di hari Maulid Nabi tahun ini kepada masyarakat atau generasi bangsa kedepan?…
Kita berharap maulid nabi adalah event regarhe kita untuk menumbuhkan semangat kebaikan. Nabi adalah contoh terbaik kita, disebutkan pada diri nabi ada uswah (role model) yang hasanah (baik). Mencintai nabi selain dengan banyak membaca sholawat adalah menghidupkan akhlak nabi, akhlak nabi yang cinta ilmu pengetahuan, sayang kepada yang lemah, peduli terhadap fakir miskin, teguh membela kebenaran, hingga membela kaum lemah sperti anak-anank dan perempuan. Merayakan maulid adalah menghidupkan akhlak nabi dan membumikannya.
“30 Menit Weekend Bersama Kadisdik Jabar, Prediksi Lahan Sekolah Negeri Tahun 2023″
Media Cetak Diprediksi Lebih Menyehatkan Akal Pikiran Dibandingkan Media Sosial
Publik Baca Meningkat, Pemkab Banyumas Apresiasi Kinerja Publikasi Koran SINAR PAGI