Pewarta: Dwi Arifin
Koran SINAR PAGI (Kabupaten Bandung)-, “Segitiga Emas Pendidikan” merupakan strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan sejak dini yang diterapkan di pendidikan pesantren Al-qur’an Darus Salam, Kampung Dzikir Munajat, majlis ta’lim dan Sholawat di Citamiang Kidul Cangkuang Kulon, Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung.
KH. Uman Syahruman Hs. MLi, Ketua I DPW BKPRMI Provinsi Jawa Barat, Pimpinan Yayasan pendidikan pesantren Al-qur’an Darus Salam menjelaskan “Pesantren ini dinilai maju oleh masyarakat dikarenakan menerapkan “Segitiga Emas Pendidikan”. Program tersebut merupakan upaya memaksimalkan peran guru, orang tua dan sarana lingkungan yang mendukung dalam proses pendidikan bagi anak-anak,” jelasnya saat wawancara khusus bersama Media Cetak & Online Koran SINAR PAGI bersama Majalah Sunda Mangle (22/9/2022)
Menurutnya “Segitiga Emas Pendidikan” akan lebih efektif terlaksana jika peran orang tua santri juga maksimal seperti guru-guru di sekolahnya. Sehingga di pesantren Al-qur’an Darus Salam ini ada pengajian rutinan untuk wali murid/santri yang berlangsung di hari selasa dan kamis. Supaya mereka mengetahui atau mendapatkan ilmunya tentang apa yang harus dilakukan untuk mendidik anaknya di rumah. Apalagi khusus para ibu-ibu sering disebut sebagai “Al-ummu madrasatul ula atau ibu adalah sekolah utama bagi anak-anaknya” ucapnya KH. Uman Syahruman yang menjabat sebagai Ketua MUI Kecamatan Dayeuhkolot dan Rois Suriah NU MWC Kecamatan Dayeuh Kolot.
KH Uman Syahruman menceritakan kalau dilihat dari sejarah peradaban manusia, kesholehan seorang ibu akan menurun kepada anak-anaknya, namun kesholehan dari bapaknya belum tentu menurun ke anaknya. Buktinya Nabi Luth dan Nuh memiliki anak yang tidak mengikuti bapaknya, justru mengikuti kesesatan ibunya. Tetapi ketika ibunya sholehah, maka akan cenderung melahirkan anak yang sholeh, seperti ibunya Nabi Musa dan Isa. Peran keluarga untuk saling menjaga keturunanan atau anggota keluarganya dijelaskan dalam Qur’an surat At-Tahrim ayat 6.
Selain peran dari ibu dan guru-gurunya, fasilitas pendidikannya juga harus dari sumber yang halal agar memberikan kebaikan kepada anaknya. Kalau di sini biaya pendidikan itu disebut infak, karena jaminan orang yang berinfak itu akan dilipat gandakan pahalanya sampai 700 kali. Sesuai penjelasan dari Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 261
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui”
Jika semakin banyak orang tua santri memberikan infaknya, maka semakin bagus / baik baginya. Apalagi sumber dana yang digunakan untuk kesejahteraan guru itu akan cenderung berkah. Buktinya pesantren Al-qur’an Darus Salam ini jarang kekurangan siswa. Bahkan sudah ditutup pendaftarannya, namun masih banyak masyarakat yang ingin mendaftarkan anaknya. Saat ini ada sekitar 900 siswa dan 30 guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lingkungan pesantrennya. Mereka para pengajarnya memperoleh insentif yang mencapai Rp.2-3 juta setiap bulannya.
KH. Uman Syahruman mengungkapkan selain berupaya mendidik orang tua muridnya, guru-gurunya juga harus terus dibina. Kita sempat study banding ke Taman Pendidikan Al-Qur’An (TPQ/TPA) AMM Kota Gede Yogyakarta perihal pelaksanaan pendidikan. Bahkan ilmu yang diperoleh dari luar itu ketika diterapkan di sini hasilnya bisa maksimal. Misalnya dari cara cepat menulis, mengingat huruf hijaiyah, lalu menghafal qur’an dan memahami bahasa Inggris. Hasilnya santri di sini dapat hafal Al Qur’an juz 30 dalam waktu 5-6 bulan. Kelihatannya kalau di sekolah lain harus 1-1.5 tahun baru tercapai.
“Melihat dari kemajuan dan banyaknya lulusan atau peminatnya. Kedepannya pendidikan pesantren Al-qur’an Darus Salam ini memiliki cita-cita untuk mendirikan jenjang pendidikan tingkat SMP/SMA nya. Saya sudah siapkan anak laki-laki yang berkuliah di Al Azhar Kairo Mesir jurusan ulumul hadist untuk melanjutkan perjuangan dakwah melalui lembaga pendidikan. Lalu anak perempuan yang sudah hafidz 30 juz lulusan dari Unisba sekarang memilih aktif di pesantren dan satu lagi ahli di bidang Kesehatan,” ungkapnya
“30 Menit Weekend Bersama Kadisdik Jabar, Prediksi Lahan Sekolah Negeri Tahun 2023″
Nahdlatul Ulama Kabupaten Banyumas Ingatkan Pendidik Sebagai Pembawa Risalah Kenabian
Mereka Yang Mengamalkan Hadits Ini ? … Maka Akan Selamat Dari Berbagai Penyakit
Wanita Ulama Gemar Berorganisasi & Berkarya Tulis, Raih Beasiswa Doktoral Kemenag RI
Media Cetak Diprediksi Lebih Menyehatkan Akal Pikiran Dibandingkan Media Sosial