Pewarta: Dwi Arifin
Koran Sinar Pagi (Bogor)-, Menumbuhkan inovasi desa sangat diperlukan dalam upaya percepatan membentuk kemandirian desa.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Daya Saing Desa, Kementerian Desa PDTT, Helmiati Nuhung, SH, M.Si saat menyampaikan materi dihadapan peserta fasilitasi pembinaan pengembangan inovasi desa.
Ia juga menegaskan bahwa Program Inovasi Desa telah mendorong pembangunan desa lebih berkualitas, efektif dan efisien melalui berbagai kegiatan pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat desa yang lebih inovatif.
“Hal ini dapat mendorong produktivitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan secara berkelanjutan”, jelasnya.
“Pada akhirnya dapat berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat dan mewujudkan kemandirian desa”, imbuh dia.
Sementara itu, Arie Sudaryanto MP sebagai salah satu peneliti pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (disingkat BRIN) mengatakan bahwa hasil-hasil riset dan inovasi teknologi tepat guna yang dilakukan oleh BRIN dapat dimanfaatkan dalam pembangunan desa.
Arie juga mengungkapkan bahwa BRIN sebagai salah satu lembaga pemerintah nonkementerian saat ini telah meluncurkan Program Desa Berinovasi untuk memfasilitasi masyarakat berbasis komunal dalam peningkatan kapasitas SDM, produktivitas, dan kualitas produk/jasa unggulan daerah.
Desa Berinovasi sendiri diartikan sebagai desa yang mampu membangun kapasitas inovasi untuk kehidupan yang berkelanjutan, menghargai budaya lokal, dan menemukan peluang bisnis melalui pengembangan infrastruktur perdesaan.
Juga penerapan teknologi dan inovasi untuk pengembangan produk unggulan, membangun keterampilan/kompetensi melalui sinergi komunitas/masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan pemerintah baik pusat, provinsi, maupun kab/kota.
“Bahwa BRIN memiliki tanggungjawab yang sama untuk terus mendorong pengembangan inovasi desa”, ujar Arie.
“Dan melalui program desa berinovasi, BRIN berupaya membangun sinergi triple helix inovasi untuk implementasi role model desa berinovasi”, tuturnya lagi.
Dilain pihak, Kabid Ekonomi & Pembangunan pada BP2D Prov. Jabar, Dr. Erlina Dalisaputra, S.Pt, MT mengatakan bahwa urgensi inovasi dipengaruhi oleh dinamika kondisi saat ini.
Seperti double disruption revolusi industri 4.0, pandemi covid-19, perubahan jaman, mendorong budaya kerja yang inovatif, kreatif, kolaboratif.
Disamping itu, mendorong budaya kerja yang inovatif, kreatif, dan kolaboratif, juga sebagai metode peningkatan kinerja pemda yang diukur dan dinilai indeks inovasi daerahnya pada setiap tahun oleh Kemendagri.
Erlina menyebutkan bahwa berbagai inovasi daerah yang dilaksanakan di Jabar merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Jabar sebagai provinsi inovatif di Indonesia.
“Untuk terwujudnya Jabar menjadi provinsi inovatif, tentunya harus sudah mulai membudayakan inovasi dan berkolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan lainnya”, ujarnya.