Plt Wali Kota Cimahi Minta Pengelolaan Sampah Skala Kawasan Diintegrasikan Dengan Program Iklim

  • Whatsapp
banner 768x98

“Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 21 Februari. Hal ini dilakukan agar kita semua sadar bahwa sampah masih menjadi masalah sampai dengan saat ini”

CIMAHI, Koransinarpagijuara.com – Plt Wali Kota Cimahi Letkol (Purn) Ngatiyana mengatakan bahwa permasalahan sampah adalah masalah kita bersama. Kita semua harus sadar dan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan masing- masing.

Paradigma lama pengelolaan sampah skala kota, yang hanya bertumpu pada upaya penanganan di hilir dengan cara kumpul, angkut, buang harus secepatnya diubah menjadi pengelolaan sampah skala kawasan dengan penekanan kepada upaya pemilahan dan pengurangan timbunan sampah di hulu.

“Pembagian peran pengelolaan sampah mulai dari hulu ke hilir harus diwujudkan, karena pemerintah tidak bisa menyelesaikan permasalahan sampah sendiri, tanpa melibatkan pihak lain,”tutur Ngatiyana.

Lanjut Ngatiyana menyebutkan pengelolaan sampah yang salah, seperti pembakaran sampah ilegal, pembuangan dan penimbunan sampah sembarangan merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca, khususnya gas methan, yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

Tema HPSN tahun 2022 kali ini adalah kelola Sampah Kurangi Emisi Bangun Proklim. Tema ini diambil dari perspektif perubahan iklim yang dampaknya sudah kita rasakan berupa cuaca ekstrim di beberapa minggu terakhir ini.

Oleh karenanya, tambah Ngatiyana mengungkapkan sangat diharapkan bahwa pengelolaan sampah skala kawasan bisa diintegrasikan dengan program iklim yang sudah ada di Kota Cimahi, agar target pengurangan sampah dan target pengurangan emisi rumah kaca dapat tercapai.

Kami mengajak masyarakat kota cimahi untuk bisa melakukan upaya upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di daerah masing masing. Dengan melakukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan di antaranya adalah :

Pertama melakukan pemilahan sampah di rumah dan tempat usaha.

Kedua pelembagaan program kampung iklim di daerah masing-masing.

Ketiga meningkatkan peran bank sampah dalam pengembangan program kampung iklim.

Keempat pengelolaan sampah makanan dan sampah organik lainnya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca.

Untuk mencapai target pengurangan sampah serta pengurangan gas emisi rumah kaca, dibutuhkan kontribusi dan kerja sama yang komprehensif dari berbagai pihak, pemerintah, pelaku usaha, institusi non pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat.

“Mari kita bermitra agar kita bisa saling melengkapi kekurangan dan kelebihan kita masing-masing dalam melaksanakan program pengelolaan sampah ini,” tutup Ngatiyana. (Red)

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90