Oleh : Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd
(Dewan Pembina PGRI Dan Ketua DPP AKSI)
Allah memang punya maksud atas kehidupan semua manusia. Walikota Sukabumi yang saat ini menjadi Ketua Dewan Pembina PGRI Kota Sukabumi adalah mantan guru honorer. Ia adalah guru agama di salah satu sekolah dan berpengalaman tunjangan profesi gurunya (TPG) tidak cair.
Hidup memang punya kisahnya. H.Achmad Fahmi berawal nasib sebagai guru agama honorer, kini menjadi Walikota Sukabumi. Itulah hidup. Bila kita menjadi manusia baik, pembelajar, terus berikhtiar tiada henti dan situasi mendukung, maka nasib baik akan didapat.
Kisah pilu nasib guru honorer di negeri ini selalu menghiasi dinamika keseharian di berbagai media. Bahkan sampai detik ini sejumlah guru honorer masih banyak “berduka” atas nasibnya. Kisah H.Achmad Fahmi, Sang Guru Honorer jadi wakil DPRD, Wakil Walikota dan kini jadi Walikota Sukabumi adalah kisah indah guru honorer.
Tentu hanya 1001 atau hanya ada satu atau dua orang di negeri ini walikota yang berasal dari seorang guru honorer. Tulisan ini dibuat sebagai salah satu apresiasi atas pencapaian seorang guru honorer yang sukses.
Saat membuka acara di Konferensi Kerja PGRI Kota Sukabumi, H.Achmad Fahmi menyampaikan sejumlah pesan dan nampak sisi gurunya masih melekat. Berawal dari guru, menjadi politisi dan meraih jabatan sebagai walikota.
Semoga H.Achmad Fahmi dapat menjadi inspirasi bagi sejumlah guru honorer lain agar tetap semangat, terus berkhidmat dan Allah maha melihat. Setiap usaha dan niat baik pasti akan berakhir baik. Setiap negative thinking dan kerja non prestatif akan berakhir buruk.
Sebagai Dewan Pembina PGRI Saya berharap akan lahir H.Achamad Fahmi yang lain di sejumlah daerah agar kehidupan guru khususnya bisa lebih baik. Tidak sedikit sejumnlah kepala daerah kurang perhatian dan hanya menjadikan entitas guru sebagai korban politik dan politisasi.
Setidaknya, para “mantan” tidak akan melupakan “mantannya”. Seseorang yang punya masa lalu sebagai guru semoga mengutamakan nasib para guru demi pendidikan Indonesia yang lebih baik. Konon katanya pejabat yang sayang guru hidupnya akan lebih berkah.
Kata konon pula, pejabat yang tidak peduli pada nasib guru hidupnya akan bermasalah. Pejabat yang tak peduli dan tak menghormati guru akan bernasib bagikan Malin Kundang. Setiap guru adalah orangtua bagi setiap anak didiknya. Maka pejabat yang tidak memuliakan guru sebagai orangtuanya dipastikan akan bermasalah.
Pepatah bijak mengatakan ada tiga orang yang harus sangat dihargai dan dimuliakan. Pertama orangtua kita, guru-guru kita dan sesama. Orang mulia senantiasa memancarkan aura mulia dan tindakan mulia. Kepala daerah mulia akan memuliakan guru, bukan malah memolitisasi kemuliaan guru.
Pepatah sahabat Jamaah Tabligh mengatakan, “Siapa saja orang yang suka mensukseskan hajatan orang lain maka hajat dirinya Allah yang akan sukseskan”. Apalagi pejabat sayang guru maka hidupnya akan makin mulia. Ini bukan narasi modus tapi faktanya memang demikian. Ahaa