Ulama Mengagumi China

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh : Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd
(Praktisi Pendidikan)

Tahun 2011 dalam koran Pikiran Rakyat Saya menulis pentinya budaya apresiasi. Tentu saat itu budaya nyinyir, budaya asasinasi dan budaya provokatif politik belum terlalu kental. Objektif, Saya menulis betapa pentingnya kita mengapresiasi orang lain.

Dasar teori menulis Saya adalah pemikiran Dale Carnegie. Konon banyak orang gagal karena miskin apresiasi. Kita inginnya diparesiasi tapi kikir memuji, dermawan menghakimi. Kebanyakan kita apatis, minus apresiasi dan menunggu pujian bukan memberi pujian.

Mentalitas kolektif apresiasi kita adalah meminta-minta. Meminta diparesiasi, bukan memberi apresiasi. Padahal sudah jelas “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”. Jadilah “Tangan Di Atas” memberi pujian pada sesama. Tidak semua orang haus minuman, namun semua orang haus apresiasi.

Nah menarik sebuah status facebook dari Satria Dharma yang “mengisahkan” seorang ulama besar KH Hasyim Mujadi. Ulama ini dalam narasinya mengagumi entitas orang China (Tiongkok). Sejumlah budaya China sangat menarik didalami dan dikomparasi dengan budaya bangsa Indonesia.

Sejak kecil Saya agak suudhon mengapa rumah orang China pagarnya tinggi-tinggi. Eklusif, menjaga jarak dan terlihat sombong tak mau berbaur dengan pribumi? Atau banyak pengalaman merugikan yang terjadi bila pagar rendah atau tak berpagar? Siapa yang salah? Pribumi yang membawa masalah atau China menebar masalah?

Mari kita jelajahi pemikiran seorang ulama besar KH Hasyim Mujadi tentang orang China. Narasi pemikirannya tertuang dalam tulisan berjudul “Mari Belajar Gaya Hidup Bangsa China”. Ini tulisan menarik. Mengajak bangsa kita belajar pada bangsa China. Bukan menghajar atau iri dengki pada bangsa China. Sekali lagi, belajar pada China.

KH Hasyim Mujadi mengatakan, “Kenapa Rasulullah SAW menganjurkan kita supaya mencari ilmu, sekalipun ke Negeri Cina. Saya perhatikan ada beberapa kekhususan dari China”. Diantara kekhususan itu adalah :

Pertama secara historis bangsa China adalah bangsa pelopor sejarah. Sebelum Nabi Isa dan Nabi Miuhammad lahir mereka sudah punya budaya tinggi. China sudah menjadi bangsa yang besar bersama dengan Romawi, Yunani, Persia, India, dll. Ini adalah bangsa-bangsa tua yang ribuan tahun sebelum masehi sudah dikenal dalam sejarah.

Kedua secara geografis China persis berada pada posisi tengah-tengah dari Benua Asia. Luas negara China ini luar biasa, bahkan melampaui luasnya Amerika Serikat dan hampir sama dengan luas Uni Soviet sebelum pecah. Bangsa China menyebut Tiongkok artinya negara tengah atau tengah dunia. Artinya senter, pusat dan yang punya cerita dunia. Bisa jadi demikian definisinya.

Ketiga secara demografis China adalah bangsa terbesar di seluruh dunia. Melebihi 1,3 milyar penduduknya. Hampir semua negara di dunia ada orang China. Berlaku pemeo, “Dimana ada sinar matahari maka di situ ada China”. Kalau ditotal bangsa China di seluruh dunia bisa 2 milyar jumlahnya.

Kempat secara ekonomi China ini adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi dan pekerja keras. Dalam satu hari, orang China mampu bekerja selama 11 jam, padahal kita saja yang berkerja 8 jam sehari sudah merasa berat. Bangsa China identik bangsa pekerja. Kerja, kerja, kerja bukan bicara, bicara dan bicara.

Kelima keunggulan duplikatif. Bangsa China adalah pembelajar dan “peniru” ulung. Barang apa yang tidak bisa diproduksi, ditiru oleh bangsa China. RRC mempunyai potensi luar biasa untuk menghancurkan Barat. Mengapa? Barang unggul Barat bisa diduplikasi dengan mirip. Prof. Kishore Mahbubani, Alvin Toffler dan Huntington sudah membaca “bahaya” China bagi barat.

Keenam rasa persaudaraan dan spirit kecinaan bangsa China, luar biasa. Mereka mempunyai rasa “kecinaan” dunia. Jadi, kalau orang China ketemu sama orang China lainnya, perasaannya lain dibandingkan ketemu dengan kita. Bagaimana bangsa kita? Presidennya saja dibuli habis-habisnya. Bahkan saudara jadi orang lain gegara hal sepele.

Ketujuh segi politik. Masyarakat China dahulu sangat tunduk pada Kaisar China. Bangunan tembok besar China adalah hasilnya. Taat pada perintah pemimpin. Dibangun sebelum masehi. Terbesar dan terheboh di dunia. Bagaimana masyarakat kita? Bangunan baru dua tahun roboh. Bahkan ada sejenis Candi Hambalang.

Kedelapan bangsa China selalu hidup di bawah jumlah penghasilannya. Bangsa China tidak besar pasak dari tiang. Tetapi besar tiang dari pasak. Bangsa kita? Bangsa kita bisa jadi ada yang miskin tapi beristri 2. Miskin saja poligami dan hidup boros. Apalagi bila kaya raya, ada yang demikian. Ujungnya bangkrut dan kembali miskin.

Kesembilan kesehatan bangsa China. Dari segi postur tubuh jarang yang gemuk. Mereka bisa langsing karena sering jalan kaki dan berolah raga. Bahkan hampir seluruh tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat-obatan, tumbuh subur di Negara China. Ibaratnya, Negara China adalah miniatur dari tanaman-tanaman yang berkhasiat obat.

Kesepuluh bangsa China mengutamakan kerja bukan makan. Bangsa kita? Bisa jadi bangsa kita makannya berkeringat namun kerjanya mlenghoy. Bangsa China bekerja berkeringat, makan lebih teratur. Bangsa kita bisa jadi maju pesat dalam makan minum, namun lola dalam bekerja. Perut utama, hasil kerja tidak maksimal.

Demikian narasi seorang ulama KH Hasyim Mujadi Saya narasi ulang dan sedikit gubahan. Intinya Ia sangat mengagumi negara bangsa China dari sekitar 40 negara yang sudah Ia datangi. China satu bangsa yang layak kita tiru produktifitas dan kerja kerasnya. Selama bangsa kita lebih mengedepankan “kebencian” pada bangsa China, selama itu pula kita akan jalan di tempat.

Seorang pengusaha sukses China di Indonesia menyatakan bawa mereka sukses membangun ekonomi dan bisnis di Indonesia karena didiskriminasi. Tidak ada jalan lain “melawan” diskriminasi dengan membangun usaha dan terus bekerja keras. Bila tidak maka akan binasa. Bangsa kita bisa jadi terus miskin karena terus nyinyir dan konsumtif.

Nyinyir, konsumtif dan hidup boros diatas pendapatan sangat bahaya. Bahaya bagi masa depan bangsa mana pun. Bangsa China, Bangsa Arab, Bangsa Amerika, Bangsa Afrika sama-sama manusia keturunan Nabi Adam AS. Siapa yang akan eksis bukan hanya apa yang diyakini dan dipedomani tapi apa yang dikerjakan! Bagaimana mentalitas kerja dan kemanusiaan kita.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90