Pewarta. : Sermon Simanihuruk.

Koran SINAR PAGI, PANGKALPINANG,- Meski telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4, nyatanya tren angka penurunan kasus Covid-19 belum menunjukan angka yang signifikan. Bahkan masih kerap ditemui masyarakat yang abai terhadap peringatan protokol Kesehatan. 5M belum dijalankan secara maksimal oleh masyarakat.

“Percuma kalau pembenahan di rumah sakit kita optimalkan, tapi masyarakat masih tidak paham dengan kondisi yang terjadi sekarang. Maka kita akan tingkatkan tracing, lakukan swab kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan Covid-19,” ungkap Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman.

Hal ini disampaikannya saat memimpin Rapat Teknis Penanggulangan Covid-19 di Kepulauan Bangka Belitung secara virtual yang diikuti Sekretaris Satgas Covid-19 Mikron Antariksa, Kadinkes dr. Andri, Plt. Kadishub Zanuari, Kasatpol PP Yamowa, dan beberapa pihak terkait lainnya, Minggu (1/8/2021).

Rencananya, Satgas Covid-19 akan menggencarkan pengetatan tracing, masyarakat yang kedapatan tidak menggunakan masker, berkerumun, melanggar protokol kesehatan akan dilakukan swab antigen di tempat.

“Kita sudah berupaya untuk menambah jumlah alat swab, kita di bantu 4.000 alat antigen, insya Allah besok akan serah terima. Kemudian 3.000 alat dari perusahaan, dan kita pesan lagi 5.000 menggunakan APBD, semakin cepat terdeteksi maka semakin mudah untuk ditangani,” ungkapnya.

Nantinya, Satgas Covid-19 dibantu TNI, Polri, Satpol PP akan melakukan kunjungan ke beberapa tempat. Orang yang positif akan langsung dikarantina dengan pengamanan ketat. Jika dilakukan isoman, maka dinilai percuma. Kurangnya pengawasan akan melalaikan masyarakat dari menjalankan isolasi. Sehingga beberapa sarana prasarana akan disiapkan oleh Pemprov. Babel untuk dijadikan Isolasi Terpadu (Isoter).

“Siapkan tempat karantina Isolasi Terpadu, kalau bisa Rabu ini sudah bisa beroperasi. Pertama di asrama haji, lalu balai pelatihan kerja, kalau kedua tempat tersebut penuh, terpaksa kita pakai LPMP. Untuk konsumsinya, kita menggunakan dapur umum. Nanti yang masak dari TNI/Polri. Tempat ini perlu dijaga ketat oleh TNI/Polri juga, sehingga bisa menimbulkan efek jera bagi masyarakat yang tidak disiplin,” jelasnya.

Disampaikannya bahwa keberhasilan kota Kudus dalam mengatasi masalah pandemi Covid-19 adalah dengan melibatkan TNI/Polri. Tidak harus dengan cara yang kasar namun humanis.

Dengan menjadikan perawatan terpadu seperti karantina dapat memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa saat ini banyak yang bisa sakit dan tertular virus. Masyarakat yang disedang diisolasi juga dilarang kabur atau kembali ke rumah.

“Alatnya segera dipersiapkan. Selasa ini kita adakan pertemuan lanjutan membahas hal ini kepada Forkopimda agar cepat diterapkan,” pungkasnya.

Mengevaluasi PPKM level 3 dan 4 yang telah dijalankan, Gubernur Erzaldi masih menemukan pemilik usaha yang bandel. Buka pada jam malam. Untuk memberi efek jera, dirinya akan menjatuhkan hukuman kepda pemilik usaha tersebut. Hal ini dilakukan agar pemilik usaha lain tidak meniru perbuatan yang sama. Sehingga pembatasan masyarakat dapat dijalankan secara disiplin.