Pewarta: Dwi Arifin
Koran SINAR PAGI (Bandung )-, Hasanah menurut pakar bahasa ahli tafsir qur’an, sejarah dan sastra Raghib al-Asfahani adalah segala sesuatu kebaikan atau kenikmatan yang diperoleh manusia bagi jiwa, fisik, dan kondisi perasaannya. Hasanah menjadi tujuan banyak manusia bahkan mereka mencari dan berupaya meraihnya.
Pada saat ceramah jum’at pagi Ustad Oemar Mita menjelaskan menurut Tabi’in Hasan Al Basri Hasanah ialah ilmu dan amal sholeh. Bukan banyaknya harta, kalau dilihat kondisi sekarang banyak orang tua yang berpandangan materialisme mengkhawatirkan tentang pekerjaan dan kepemilikan harta anaknya. Tapi tidak mengkhawatirkan anaknya, saat tidak sujud kepada Alloh. Padahal anak yang sujud kepada Alloh menjadi bukti keberhasilan dan anugrah yang perlu disyukuri, ucapnya melalui online instagram @oemar_mita (30/7/2021)
Kalau dihubungkan dengan ayat al-qur’an, ada penjelasan tentang manusia yang tak sadar seolah-olah mendapatkan kenikmatan dunia, padahal itu jebakan dan bahaya dihadapannya.
Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. (QS. Al-An’am Ayat 44)
Mereka orang yang pandai tentang ilmu Duniawinya, namun ilmu tentang Akhiratnya kosong. Ada yang sempat belajar kepada saya membaca iqro huruf hijaiyah. Padahal gelarnya sudah doktoral (S-3). Beliua dibukakan hatinya pada ujung usianya untuk mendapatkan hidayah belajar agamanya.
Pada akhir zaman ini, cukup banyak orang yang berpendidikan tinggi, hartanya melimpah atau jabatannya tinggi. Namun dihinakan oleh apa yang dimilikinya. Dan ada yang hanya lulusan pesantren di pelosok desa, namun dimuliakan hidupnya ditengah masyarakat karena keberkahan ilmu dan amalnya.
Maka kesimpulannya, harta atau jabatan bukan sumber hasanah kebahagian kehidupan manusia. Namun menurut agama dan ulama hasanah terletak pada ilmu dan amal sholeh manusia. Tapi bukan melarang memiliki banyaknya harta atau jabatan. Namun semua yang dituju harus dibarengi dengan ketaatan kepada Tuhan-Nya.