Pewarta: Dwi Arifin
Koran SINAR PAGI (Kabupaten Bandung)-, Mengingat Alloh melalui dzikir dan ketaatan menjadi tolak ukur jalan yang ditempuh oleh orang beriman dan berislam. Dalam prakteknya dzikir pagi dan petang menjadi keharusan dalam rangka mendekatkan diri kepada Alloh, walaupun dzikir sebenarnya tidak dibatasi ruang dan waktu.
Ustadz Ruslan Gunawan S.Ag Hafidzulloh membahas secara khusus tentang dzikir dengan panduan kitab dari Syekh Doktor Abdul Rojak. Dalam bab faidah dzikrulloh menjelaskan bahwa dzikir akan membawa umat islam mencapai tathmainnul qulub atau hati menjadi tenteram. Maka dzikir perlu dirutinkan hingga dikhususkan, misalnya pada waktu pagi dan petang, ucapnya saat mengisi kajian rutin malam jum’at di masjid Mujahidin desa Gandasari Kecamatan Katapang (29/7/2021)
Dzikir bisa diartikan obat bagi orang beriman agar hatinya yang tidak tentram menjadi tenang tentram. Namun banyak orang yang salah saat berdzikir dan niat dzikirnya, misalnya mengucapkan lafal atau nama dalam bahasa arab, namun nama tersebut dapat mengundang nama jin yang akan mendekati dan menguasainya. Atau dzikirnya ada niat selain mendekatkan diri kepada Alloh. Dzikirnya karena ingin harta, jodoh atau kenikmatan dunia lainnya.
Menurutnya dalam Q.S Ali ‘Imran Ayat 191 dijelaskan (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”
Dalam ayat itu menjabarkan proses dzikir dalam keadaan apapun tidak dibatasi ruang dan waktu, baik dalam keadaan lahir atau batinya. Sehingga dzikir yang totalitas dan murni niat karena Alloh akan menciptakan ketenangan hati.