Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Praktisi Pendidikan)

Diantara tokoh dunia komputasi yang terkenal adalah Steve Jobs. Ia identik dengan produk Applenya. Ia merintis perusahaan Apple dari garasi rumahnya. Ia sosok yang ulet, inovatif, pekerja keras dan selalu berusaha “membunuh” hasil kreasi lama dengan inovasi terbaru. Steve Jobs adalah legenda dunia komputasi.

Mari kita lihat diantara mental dan prinsip Steve Jobs yang membuatnya menjadi seorang legenda di dunia komputasi. Apa diantara prinsip dan mentalitasnya yang bisa kita adopsi. Diantaranya adalah : Pertama : Ia adalah seorang pendengar dan pemerhati yang cius saat orang lain berbicara. Melihat, menyimak, memaknai dan mengambil ilmu dari orang yang bicara.

Kedua : Ia adalah orang yang sangat mencintai pekerjaan apa yang dikerjakannya. Orang yang bekerja dengan tidak mencintai pekerjaannya berisiko berkinerja tidak maksimal.

Mencintai pekerjaan adalah sebuah energi yang akan membuat seseorang bekerja lebih semangat. Datang awal di tempat kerja dan pulang terakhir ketika semua orang sudah selesai kerja.

Ungkapan “The only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking. Don’t settle.” Menjelaskan bahwa rasa suka dan cinta pada pekerjaan yang kita lakukan akan semakin ringan dan mudah menaklukan tantangan pekerjaaan.

Jatuh cinta pada pekerjaan adalah sangat penting sebagaimana seorang pria jatuh cinta pada seorang wanita. Dunia menjadi lebih indah.

Ketiga : Ia selalu tak puas atas pencapaian sukses yang diraih. Prestasi, karya dan sesuatu yang luar biasa yang kita raih bukan akhir tetapi harus selalu menjadi tangga kebaikan bagi sukses selanjutnya.

Tidak ada kata statis bagi Steve Jobs melainkan terus dinamis berinovasi dan berusaha melakukan temuan baru yang “mengusangkan” karya kreatif sebelumnya. Kebaruan demi kebaruan adalah sebuah tuntutan zaman.

Keempat : Ia berprinsip bahawa kualitas lebih penting dari kuantitas. Bagi Steve Jobs harga barang terjangkau atau murah berbasi “kuantitas” bisa mengecewakan publik atau konsumen bila kualitas rendah. Lebih baik sebuah produk agak mahal atau memang mahal tetapi kualitas terbaik. Publik atau konsumen akan puas oleh produk berkualitas walau harga tidak murah. Kualitas adalah “akuntabilitas”.

Kelima : Ia mengatakan “I’m convinced that about half of what separates successful entrepreneurs from the non-successful ones is pure perseverance.” Substansi yang bisa kita tangkap dari ucapannya ini adalah “Setiap Orang Sukses Dengan Orang Gagal Dibedakan Oleh Kualitas Ketekunan”.

Steve Jobs mengajak pada kita wajib “Memiliki Ketekunan Melebihi Orang Lain”. Ketekunan adalah kesabaran produktif. Mengapa ? Karena terus berbuat dan berkarya dalam fase sulit.

Keenam : Ia menyuruh kita untuk membentuk team solid. Ia mengatakan “Great things in business are never done by one person, they’re done by a team of people.” Ia mengatakan bahwa hal-hal hebat, spektakuler dan luar biasa bermanfaat bagi publik terlahir dari hasil kerjasama berkualitas.

Tidak ada orang hebat kalau sendirian. Prinsip Steve Jobs ini mengingatkan Saya pada sejumlah ceramah yang Saya sampaikan bahwa Nabi Muhammad saja butuh para sahabat sebagai “teamwork” apalagi kita manusia biasa yang dhaif dan lemah. Saling belajar, saling melengkapi dan saling mendukung adalah wujud kolaborasi teebaik.

Ketujuh : Seseorang harus punya good insting. Tentu bukan basic instinct seperti hewan, melainkan insting atau intuisi good yang terlahir dari pemikiran hasil belajar yang terasah dan teruji. Intuisi, imajinasi dan “mencuri” rahasia apa yang akan terjadi di masa depan adalah bagian dari sense of disruptif. Steve Jobs memiliki ituisi yang “nyosor” mengambil dari masa depan. Kita kadang malah menjadi foIIowers, konsumen dari sebuah produk yang mau eskpire.

Kedelapan : Ia mempercayai dengan baik apa yang dipikirkan dan apa yang sudah diputuskan. Tidak ragu, ambigu dan lugu. Ia menindaklanjuti dengan cius apa yang sudah menjadi keputusan terbaik. Jalani dan tentu evaluasi sambil berjalan dan terus berinovasi. Pepatah bijak mengatakan, “Apa yang kita yakini akan menimpa diri”. Yakini sejumlah hal yang dianggap baik maka hasilnya akan baik-baik saja.

Kesembilan : Ia menganggap bahwa hari esok belum tentu ada. Ia berpikir segala sesuatu yang bisa dikerjakan hari ini wajib dikerjakan. Hari esok tidak ada jaminan kita masih hidup. Hidup hanya satu kali dan berinovasilah memberi manfaat untuk publik karena karya kita akan hidup selamanya. Harimau mati meninggakan belang, Steve Jobs mati meningalkan Apple dan kisah sejarah komputasi yang melegenda. Kita mati meninggalkan apa? Utang? Atau masalah ?.