Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Kepala SMA Penggerak SMAN1 Parungpanjang)

Kolaborasi spiritual entitas pendidikan dalam acara “Dzikir Tolak Bala” di wilayah Cabang Dinas Wilayah 1 Kabupaten Bogor sangat baik. Hampir seribu peserta mengikuti acara dzikir bersama dan penguatan spiritual dari Prof.Dr.Didin Hafidhuddin. Ada sejumlah pesan penting yang bisa kita tangkap terkait kesiapan kita menghadapi wabah Covid-19.

Diantara pesan yang bisa kita tangkap dari KH Didin adalah sebagai berikut : pertama wabah Covid-19 mengajak kita untuk menjauh dari sifat arogan. Tidak ada yang kuat, hebat, tahan sakit dan tahan dari segala ujian. Termasuk menghadapi wabah Covid-19. Semua bisa terjangkit, tidak ada yang pasti bisa terhindar. Pesan wabah Covid-19 mengingatkan manusia agar tidak arogan.

Kedua, wabah ini mengajak kita pada pesan Islami agar kita semua mempunyai pola hidup sehat, bersih dan bekerjasama dalam kebaikan. Semua harus kompak dalam giat kebaikan bersama. Ajaran agama mengusung kesejahteraan bersama. Termasuk pentingnya kebersamaan menghadapi wabah Covid-19. Pentingnya “berjamaah” dalam melaksanakan prokes yang baik.

Ketiga, mengajak sadar usia. Prof.Dr.Didin mengatakan pengalaman pribadinya. Pagi-pagi sahabatnya berkomunikasi (WA) sorenya sudah wafat karena Covid-19. Pagi kita sehat, bisa saja sorenya kita sudah tiada. Kita semua harus menguatkan iman dan sadar keterbatasan usia. Hanya Tuhan yang maha tahu batas usia kita. Sadar usia, sadar kita bisa dipanggil kapan saja.

Keempat, kita wajib menguatkan kesabaran. Tidak menutup kemunginan ujian kesabaran kita dalam menghadapi wabah Covid-19 menjadi amalan terbaik kita. Sabar adalah diantara amalan baik dan bisa menghantarkan kita pada derajat Surga yang lebih tinggi. Orang-orang yang punya daya sabar tinggi tentu lebih diperlukan saat era wabah kini.

Kelima, WFH mengajak kita untuk reflektif bahwa rumah kita, setiap rumah adalah pusat kebaikan. Rumah adalah madrasah awal, dasar dari berkembangnya kehidupan yang baik. Sakralitas rumah dan strategisnya rumah menjadi lebih diingatkan saat wabah. Rumah adalah “pertahanan” keluarga. Rumah pun tempat lahirnya kesehatan dan keberkahan sebuah keluarga.

Pesan Kadisdik pun cukup menyentil pada giat “Dzikir Tolak Bala” dengan mengisahkan 5000 orang meninggal bukan karena Covid-19 melainkan 4000 orang karena rasa takut, parno dan stress. Dari 5000 orang yang meninggal karena Covid-19 hanya 1000. Ini sebuah kisah dengan pesan jangan parno dan emosional menghadapi Covid-19 melainkan tetap rasional dan opsional. Lakukan prokes 5 M setidaknya.

Ajakan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 dalam giat “Dzikir Tolak Bala” adalah ekspresi “Rasa Sayang” Kepala Cadisdik Wil 1 pada keluarga besar pendidikan Kabupaten Bogor khususnya. Plus mengajak untuk menguatkan ikhtira lahir dan bathin.

Sebagaiman dikatakan Prof.Dr.KH.Didin Hafidhuddin bahwa kita wajib melakukan dua ikhtiar yakni prokes duniawi dan prokes langit. Yakin do’a pada Allah dan yakin pada ikhtiar kesehatan.

Berita Utama ##JAWA BARAT ##KABUPATEN BOGOR ##KOTA SUKABUMI ##PGRI #Pendidikan