Pelajar Pancasila Versi Dedi Supandi

  • Whatsapp
banner 768x98

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Ketua Pengurus Besar PGRI)

Orang hebat selalu punya ide-ide segar yang inovatif dan kolaboratif. Termasuk Kadisdik Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi kembali melakukan Iangkah cerdik, inovatif dan bernilai ibadah. Apa itu ? Tiada lain adaIah gerakan “Rantang Siswa” sebuah eksplorasi budaya orang Sunda yang sudah lama hampir punah terutama di kota-kota besar.

Uniknya gerakan Rantang Siswa ini diIakukan di tengah jalannya ibadah puasa. Ini unik dan mengingatkan kita pada tradisi Iama di kampung-kampung saat lebaran Idu Fitri selalu ada budaya berbagi rantang makanan. Kini budaya ini makin punah, apalagi di kota hampir tidak ada. Dedi Supandi nampaknya ingin melestarikan budaya positif masyarakat melalui anak didik.

Bukankah sebeIumnya Dedi Supandi pun meIestarikan kauIinan tradisi Jawa Barat yang hampir punah ? Kaulinan tradisional Jawa Barat oleh Dedi Supandi kembai “dire-eksisasi” dengan disebarmasifkan melalui konten you tube. Ini langkah cerdik Dedi Supandi yang kontekstuaI. Sekali pun masyarakat sudah muIai melupakan kaulinan tradisional Jawa Barat tapi jejak digitalnya “lestari” dalam you tube.

Kini Iompatan inovatif lanjutannya adaIah gerakan Rantang Siswa. Gerakan Rantang Siswa jauh lebih menyentuh Iagi karena membumikan spirit berbagi dan menguatkan akhlak mulia. Ketika Nadiem Makarim sebagai Mendikbud mewakiIi pemerintah menggagas gerakan “PeIajar PancasiIa” inti dari program “Merdeka BeIajar” “Guru Penggerak” dan “Sekolah Penggerak” maka Dedi Supandi meIakukannya daIam wujud gerakan “Rantang Siswa”. Aplikatif !.

Unik biIa kita teIaah manfaat apa yang bisa kita ambiI dari gerakan Rantang Siswa. Mari kita dalami, pertama menumbuhkan jiwa sosial bagi anak didik. Ia adalah bagian dari masyarakat dan Ia harus punya pengaIaman berbagi memerankan manusia baik. ApaIagi di buIan suci ramadhan, tepat dan pas momentumnya. Tangan di atas lebih baik dari tangan dibawah. Dedi Supandi nampaknya ingin mengajak anak didik menjadi pemberi bukan peminta-minta di kemudian hari.

Kedua, siswa dianjurkan menyebarkan aktivitas memberi makan orang Iain daIam gerakan Rantang Siswa di jejaring maya. Ini seirama dengan keinginan Mendikbud Nadiem Makarim yang menginginkan setiap gerakan yang baik, ditayang di medsos untuk memberi efek positif pada pubIik. Dunia maya harus “diguyur” gambar, video prestatif, inspiratif dan narasi-narasi edukatif. Faktanya konten dunia maya penuh hal negatif. Gerakan siswa mengguyur dunia maya dengan aktivitas positif adalah tepat !

Ketiga melestarikan budaya bagi rantang di masyarakat kita yang muIai punah. Nilai-nilai individualisme, tak peduli, apatis, cuek, masa bodoh dan menjadi kaum rebahan sangat tidak baik. Anak didik diedukasi dalam program Rantang Siswa untuk peduli dan ikut melestarikan budaya “leluhur” berbagi rantang di bulan suci Ramadhan yang mulai menghilang. Setidaknya pengalaman Rantang Siswa menjadi bagian dari pembentukan karakter siswa dalam berbagi dan melestarikan budaya positif.

Siapa tahu suatau saat anak didik kita jadi pemimpin besar atau pejabat dan karena “long term memory” saat ikut gerakan Rantang Siawa maka Ia menjadi pemimpn dan pejabat yang sayang pada wong cilik. Jangan-jangan Dedi Supandi pun pada saat kecil punya kebiasaan berbagi yang diajarkan oleh orangtuanya ? Bisa jadi demikian. Semoga para Kadisdik di seluruh Indonesia bisa belajar pada lompatan pemikiran Kadisdik Jawa Barat Dedi Supandi. Plus beliau sangat menghormati organisasi PGRI artinya sangat menghormati entitas guru.

banner 728x90

Pos terkait

banner 728x90