Sabtu, Maret 22, 2025

Okezone Meminta Maaf

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Kepala SMAN1 Parungpanjang dan Ketua PB PGRI)

Satu pemberitaan media Okezone dengan judul “FPI Kawal Pemeriksaan Ridwan Kamil di Polda Jabar” sangat mengagetkan. Sebagai warga Jawa Barat, guru dan pengurus organisasi yang mengenal sosok Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, judul ini terkesan sangat menghakimi dan sembarangan. Bahkan awalnya Saya duga media Okezone ada modus dibalik batu. Ada sponsor ?

Alhamdulillah hari ini pihak Okezone telah meminta maaf. Okezone harus lebih hati-hati dan memahami kode etik jurnalistik lebih mendalam. Jangan sampai media-media kita “melanggar” kode etik jurnalistik dan menyakiti perasaan publik pembaca. Mayoritas guru dan warga Jawa Barat segala informasi terkait gubernurnya pasti dibaca.

Ini narasi koreksi dari Okezone “Sehubungan dengan adanya berita tentang pemeriksaan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang didamping pihak dari Front Pembela Islam (FPI) yang berjudul: FPI Kawal Pemeriksaan Ridwan Kamil di Polda Jabar, maka kami redaksi telah melakukan koreksi. Adapun berita yang benar adalah Tim Bantuan Hukum Dampingi Saksi dari FPI di Polda Jabar”.

Narasi koreksi dari Okezone setidaknya telah mengembalikan pemberitaan yang “menyesatkan” publik, merugikan pribadi dan keluarga besar Gubernur Jawa Barat dan “keluarga besar” rakyat Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bukan anggota FPI. Anggota FPI memang banyak di Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat adalah “bapaknya” semua rakyat Jawa Barat.

Sebagai guru dan rakyat Jawa Barat Saya berharap setiap media selau hadir memberi berita yang faktual, informatif, edukatif dan menginspirasi. Jauhkan pemberitaan sembarang yang menghakimi, tendensius dan modusan. Publik saat ini sudah mulai punya selera berkelas. Informasi dari media yang terkesan “abal-abal” dan disfaktual akan ditinggalkan.

Pepatah bijak mengatakan, “Di zaman serba tak menentu, media massa masih dianggap berpihak pada rakyat dan menjadi suara rakyat”. Ini akan menjadi benar bila berita-berita selalu hadir membela rakyat, namun bila terjadi “malapraktik” pemberitaan bahaya. Bisa jadi pepatah itu berbunyi, “Di zaman serba edan media masa pun mengutamakan oplah, sensasi dan corong politik’.

Sebagai guru dan warga Jawa Barat mari kita terus lebih melek informasi dan memahami narasi-narasi faktual yang bermanfaat. Hindari menghabiskan waktu membaca informasi dari media-media yang terlalu banyak salah menyebarkan berita. Habis waktu. Jadilah publik literet dengan mengkonsumsi bacaan yang objektif, edukatif dan menginspirasi. Pepatah bijak mengatakan, “Sumber bacaan kita menentukan level literasi kita”. Tetap membaca setiap hari tetap belajar namun waspada mencerna informasi.

Era kebebasan pers melahirkan ribuan media hadir bagai cendawan di musim hujan. Sejumlah media massa hadir memberi berita pada publik. Disisi lain ada sejumlah hal negatif. Ratusan media abal-abal memberi “limbah” berita yang jauh dari berkualitas bahkan bisa melahirkan pembunuhan karakter atau asasinasi bagi seseorang. Publik terus membaca dan media massa teruslah memperbaiki diri!

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru