Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Kepala SMAN1 Parungpanjang)
Menjadi pejabat pelayan aparatur pendidikan setingkat Kepala Cabang Dinas Pendidikan adalah sebuah kehormatan. Begitupun Dadang Sufyan seorang Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kabupaten Bogor. Sebuah wilayah cabang dinas terluas dan terbesar di Jawa Barat dilihat dari jumlah sekolah jenjang menengah yang ditanganinya.
Jumlah wilayah terluas dan garapan sekolah terbanyak di Jawa Barat tidak membuat Dadang Sufyan terlihat tegang dan terbebani. Sosok Dadang Sufyan selalu terlihat, calm, simple dan humble. Tenang, simple dan rendah hati terlihat dari setiap performa sosok Dadang Sufyan dimana pun.
Pertama Saya melihat simpelitas sosok beliau adalah saat memberi sambutan dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) para Kepala Sekolah Tingkat SMA Negeri yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Cabang Wilayah 1 Provinsi Jawa Barat dilaksanakan di Aula Kampus SMA Negeri 4 Cibinong.
Saat memberi sambutan dihadapan para kepala sekolah tidak banyak narasi ngaler ngidul. Simpel dan fokus pada pesan subtantif yang harus diperhatikan para kepala SMA/SMK/SLB di Kabupaten Bogor. Diantara pesan singkat Dadang Sufyan adalah terkait promosi, rotasi dan mutasi adalah hal biasa, terima sebagai ibadah.
Selanjutnya Ia pun mengatakan, “Semua aparatur pendidikan Jawa Barat harus bersedia ditempatkan di 27 wilayah kota kabupaten. Amankan kebijakan pimpinan dan wujudkan visi bersama meraih Jabar Juara Lahir Batin”. Pemimpin yang simple, humble dan tidak bertele-tele saat sambutan atau pidato dibutuhkan saat ini.
Prof. Dr.Dadan Wildan Anas, seorang guru besar dan Deputi Kementerian Sekretaris Negara mengatakan, “Pidato pejabat itu penting namun foto-foto jauh lebih penting”. Kelakar dari Prof.Dadan wildan ini mengingatkan pada kita semua saat ini eranya foto-foto bukan pidato berlama-lama. Sosok Dadang Sufyan nampaknya memahami hal ini.
Dadang Sufyan pun adalah sosok pejabat yang humble, rendah hati. Ia tidak “memainkan jarak” dengan bawahan atau para kepala sekolah sebagai pejabat Cadisdik. Ia cair mengalir dan santuy saat berjumpa dengan para kepala sekolah. Bahkan dalam acara tertentu Ia pun malah menjadi “penghibur” para guru dan kepala sekolah.
Mengapa Ia menjadi penghibur ? Saat Ia didaulat untuk bernyanyi, Ia pun melantunkan sebuah lagu. Ternyata suara Beliau dengan lagu pop Barat cukup membuat sejumlah kepala sekolah terhibur. Pejabat yang punya talenta bernyanyi dengan baik tidak banyak. Dadang Sufyan diantara pejabat dengan suara yang baik. Pejabat yang punya daya seni biasanya lebih cair dan mengalir.
Satu lagi unikasi Dadang Sufyan adalah menyukai olahraga. Olahraga dan bernyanyi baginya bisa menjadi media membangun keakraban dengan bawahan atau semua aparatur pendidikan di wilayah Cadisdik Kabupaten Bogor. Salah satu jenis olahraga yang biasa Ia jadikan media membangun keakraban, rekreasi dan kesehatan diri adalah tenis meja.
Sejak zaman Belanda para pejabat biasanya bermental atas bawah, jaga jarak dan jaim-jaiman. Kini era disrupsi para pejabat harus ubah pola komunikasi dan relationship. Pejabat rendah hati, kolaboratif, lebih banyak foto-foto daripada lama-lama pidato lebih diminati bawahan. Kita do’akan semoga para pejabat terbaik selalu sehat dan panjang umur, panjang manfaat.