Senin, Desember 9, 2024

Terimakasih Bapak Fahmi Alaydroes

Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Kepala SMAN1 Parungpanjang)

Rabu tanggal 11 November SMAN 1 Parungpanjang kedatangan Bapak H.Sutoto dan Bapak Bambang terkait Program Indonesia Pintar tahun anggaran 2020. Program ini kolaborasi antara anggota DPR RI Komisi X dan Kementerian Pendidikan. Kedatangan Bapak Sutoto dan Bapak Bambang adalah mewakili Bapak Dr.H.Fahmi Alaydroes,M.M.,Med., memberikan bantuan biaya pendidikan pada siswa SMAN 1 Parungpanjang.

Sebagai Kepala SMAN 1 Parungpanjang mengucapkan banyak terimakasih mewakili para orangtua, guru dan warga civitas akademika. Disaat pandemi seperti ini sejenis bantuan kemanusiaan dan bantuan biaya pendidikan sangatlah bermakna luar biasa. Faktanya sejumlah anak didik apalagi di daerah pinggiran punya masalah bersama terkait finansial keluarga.

Bantuan dari Bapak Dr.Fahmi Alaydroes sangatlah bermanfa’at bagi kelangsungan belajar anak didik. Berkat bantuan dari Bapak Dr.Fahmi Alaydroes masyarakat dan sekolah merasa ada kehadiran negara melalui anggota DPR RI. Sungguh alangkah indahnya bila para anggota DPR RI lebih banyak membantu anak didik terkait biaya sekolah dibanding hal lainnya yang bernuansa politik.

Bantuan yang bernuansa pendidikan dan biaya pendidikan bagi anak didik sungguh sangat mulia. Dampaknya akan mendatangkan simpati luar biasa dari entitas guru, orangtua dan anak didik sendiri. Nama Dr.H.Fahmi Alaydroes tentu akan diingat dan dikenang sebagai wakil rakyat yang peduli pada rakyatnya. Profile dari rakyat, untuk rakyat, demi rakyat bisa terpersonifikasi pada sosok Dr.H.Fahmi Alaydroes.

Dalam mental sosial kita faktanya publik lebih pragmatis dan praktis dalam merespon segala dinamika. Segala seruan, ajakan, janji-janji dan sejumlah orasi ideal para politisi atau para kepala daerah hanya masuk di telinga. Hanya masuk di telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Namun bila ada “pemberian” dalam bentuk material maka masyarakat jauh akan lebih mendengar dan mengerti.

Era saat ini cenderung era transaksional dan materialistik. Ini satu realitas yang tak bisa dihindari. Bagi masyarakat awam era transaksional itu identik dengan apa yang bisa didapatkan atau apa yang diberikan para pemimpin, pejabat dan wakil rakyat. Siapa yang memberi maka akan disayangi. Siapa yang hanya orasi dan janji-janji dipastikan akan “terdelet” dalam memori kolektif masyarakat.

Masyarakat pikirannya praktis, pragmatis dan transaksional. Ini sangat wajar dan bahkan dicontohkan para pemimpin di negeri ini. Masyarakat sederhana saja pikirannya. Siapa yang membangun jalan yang rusak ? Siapa yang membangun masjid ? Siapa yang menyumbang membangun sekolahan yang ambruk ? Siapa yang memberi bantuan ? Siapa yang memberi beasiswa pada anak didik dan mahasiswa ? Plus sejumlah kepedulian lainnya maka akan dianggap ada. Negara hadir!

Semoga para politisi dan anggota DPR RI selalu lebih berpihak pada kepentingan strategis dan hal-hal praktis yang dibutuhkan masyarakat. Rakyat mentalitasnya adalah “meminta” ini sangat manusiawi. Tapi harus dipahami juga bahwa rakyatlah yang “memberi” suara sehingga sejumlah pemimpin, mulai dari Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati dan para anggota dewan bisa menjadi terhormat dan berkuasa karena “pemberian” rakyat.

Related Articles

Media Sosial

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Berita Terbaru