Oleh : Dudung Nurulah Koswara
(Ketua Pengurus Besar PGRI)
Hari pahlawan mengingatkan setiap entitas terkait pahlawannya. Tokoh-tokoh mulia ahli surga yang menjadi teladan sepanjang zaman. Di internal TNI mengingatkan pada Jenderal Soedirman, Polri mengingatkan pada Jenderal Hoegeng dan guru mengingatkan pada Prof. Dr. Mohamad Surya. Tiga tokoh ini akan abadi dalam memori kolektif entitasnya masing-masing.
Adalah Prof. Surya sosok yang luar biasa berjasa pada kehidupan guru. Bahkan wafatnya pun sosok mulia ini di bulan November sebagai bulan guru dan bulan hari pahlawan. November itu adalah bulan guru dan bulan hari pahlawan. Wafatnya Prof. Surya di bulan ini. Mungkin Tuhan hendak menyampaikan kode kepada para guru khususnya, agar jangan lupakan pahlawan pejuang guru bernama Prof. Surya.
Para guru se-Indonesia harus mengetahui jasa besar Prof. Surya yang sampai saat ini menyebabkan mayoritas guru menjadi sejahtera. Apa jasa beliau saat menjadi Ketua Umum PB PGRI? Tiada lain adalah adanya tunjuangan profesi guru (TPG). Setiap guru yang PNS rata-rata per tahun mendapatkan akumulasi TPG senilai Rp 36 juta. Guru non PNS senilai Rp 18 juta. Ini diantara jasa perjuangan Prof. Surya saat di PGRI.
Kita pun jangan lupa selalu ada orang hebat dibalik sosok Sang Pahlawan. Bukankah Nabi Muhammad hebat karena ada sosok luar biasa yang menjadi teman sharing bernama Siti Khadijah? Bukankah Bung Karno hebat karena ada teman sharing bernama Inggit Garnasih? Nah Prof. Surya pun menjadi pejuang guru luar biasa karena ada sosok perempuan berprofesi guru di sampingnya. Setiap hari setiap saat bersamanya. Tiada lain adalah istri tercinta Dra. Hj. Siti Suminah, M.Pd.
Alhamdulillah Hj. Siti Suminah sampai saat ini masih bisa menyaksikan kabar dan dinamika terkait pendidikan dan guru. Walau pun beliau sudah berumur dan usia lanjut. Namun, spirit dan doanya bagi para guru Indonesia tidak pernah surut. Ia adalah duplikasi spirit Prof. Surya. Prof. Surya menjadi pejuang guru luar biasa karena spirit “Si Cinta” Siti Suminah. Ungkapan mainstream mengatakan, “Pria hebat selalu lahir dari pasangan yang hebat”.
Tidaklah heran kehadiran Siti Suminah bagi Prof. Surya bagaikan kehadiran Siti Khadijah bagi Nabi Muhammad. Penguat, mendamping dan teman setia saat pahit dan manis menghadang. Alhamdulillah sampai saat ini Ibu Siti Suminah masih bisa berkomunikasi dan “menyaksikan” kita semua para guru Indonesia. Bahkan setiap sa’at Saya selalu dapat WA dari beliau.
Dibalik Sang Pahlawan selalu ada orang berjasa yang luar biasa. Itulah Siti Suminah yang menggerakan kebatinan Prof. Surya sehingga menjadi pejuang guru yang melegenda. Begitu harmonis keluarga Prof. Surya. Ini menjadi contoh bagi keluarga guru. Pepatah bijak mengatakan, “Keluarga harnomis sampai akhir hayat adalah gambaran karakter dan cinta sejati”. Tidaklah heran Prof. Surya selalu berpesan jangan lakukan dua hal.
Apa yang dilarang Prof. Surya ? Pertama jangan sakiti istri tercinta dan setialah kepadanya. Tuhan sudah menghadirkan seorang perempuan menjadi istri kita adalah anugerah terindah. Prof. Surya nampaknya memberi kode kepada para guru dan entitas pendidikan agar jangan pernah berpoligami. Mungkin kalau hanya “mimpi” poligami masih tidak apa-apa karena hanya pikiran. Prakteknya harus dihindari.
Hal kedua guru dan para pria jangan merokok. Ahaa, sebuah “larangan” yang menampar para pria aliran smokers. Memang dua hal ini bagi para pendidik sangat penting diperhatikan. Alangkah sangat tidak eloknya bila para guru banyak yang poligami. Plus alangkah tidak eloknya bila para guru adalah para perokok. Bagaimana bila guru merokok dilihat anak didik ? Sungguh sangat tak pantas.
Andaikan Saya disuruh memilih antara merokok dan poligami. Tentu Saya akan bingung memilih. Saya harus memilih yang halal. Saya pasti pilih poligami daripada harus merokok. Nabi Muhammad tidak merokok. Saya pilih tidak merokok. Wah kok jadi rokok dan poligami? Kembali ke bahasan awal. Prof. Surya adalah pejuang dan pahlawan guru. Mari para guru doakan almarhum dan Ibu Siti Suminah yang masih ada, agar segala yang terbaik menjadi haknya.
Di hari pahlawan dan bulan guru ini semoga para guru khususnya selalu meningkatkan kapasitas diri. Tetap sehat dan semangat mengabdi. Bangsa yang baik adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya. Melupakan mantan tidaklah mengapa. Melupakan pahlawan adalah hal yang tak baik. Termasuk melupakan pahlawan guru. Prof. Surya dan Siti Suminah adalah contoh keluarga dan pejuang pendidikan terbaik.